12. Insid

27.8K 1.3K 76
                                    

Midland. USA.
Emily menatap ngeri pemandangan mengerikan di hadapannya. Gedung di hadapannya itu benar-benar hancur, terlihat oleh pandangannya banyak korban yang tengah di atasi oleh pihak penyelamat dan medis, juga ada orang yang meraung menangisi kepergian keluarga, sahabat, ataupun lainnya.
Sedangkan Kent saat melihat gedung miliknya itu benar-benar hancur timbul rasa marah dan rasa bersalah. Kalau memang ada orang di balik kekejian ini, orang itu benar-benar tidak mempunyai rasa kemanusian.

Well, Seorang Keniti-Dirinya pun sadar Ia bukanlah orang suci bahkan bisa di bilang pembunuh sekalipun.
Tapi ingat, Ia tak membunuh sembarang orang dan ia mempunyai alasan untuk itu! Melihat di depan matanya sekarang banyak korban tak bersalah yang mengerang sakit karena luka-luka di tubuhnya, belum yang kehilangan nyawanya. Benar-benar membuat Pria itu murka.

"Kent," lirih Emily menatap Kent yang tanpa ekspresi melihat pemandangan mengerikan ini.

"Tuan Maxwell." Seorang pria paruh baya membungkuk pada Kent.

"Mohon pakai masker agar tidak terjadi hal di inginkan akan penyebaran gas beracun." Katanya sambil menyerahkan dua masker pada Kent.
Kent melihat pria paruh baya itu dengan kerutan di alisnya.

Mengerti akan tatapan Kent, pria itu memperkenalkan diri. "Saya Trey, wakil ketua di sini."

Kent mengangguk mengerti, kemudian mengambil maskernya yang langsung Ia pakaikan pada Emily juga dirinya.
"Apa ada hal mencurigakan sebelum terjadinya ledakan?" tanya Kent kemudian.

"Saya tidak tahu pasti tapi Derila anggota dari Divisi 2 sebelum terjadinya ledakan mendesak ingin menemui Anda."

"Di mana dia sekarang?"

"Dia ikut jadi korban. Entah masih bertahan atau tidak?"

"Max kerahkan semuanya untuk mencari kepala Divisi 2 dan perbanyak bantuan untuk para korban. " perintah Kent pada Max yang langsung di patuhi pemuda itu.

"Emily!" seru Kent, ia melihat Emily membantu seorang pemuda yang dari pinggang ke bawah tertimpa reruntuhan.

"Kent bantu aku. " teriak Emily sembari berusaha mendorong batu yang menghimpit tubuh pemuda itu. Kent tanpa basa basi membantu Emily mengangkat batu itu dan tak lama tim penolong dan juga dokter relawan menghampiri mereka.

"Kerjakan tugas kalian." ucap Kent lalu menyeret Emily pergi dari sana.

***

Rintihan dan pekikan seorang wanita terdengar di telinga Kent dan Emily, mereka mengarahkan pandangnya ke segala arah tapi tidak mendapati seorang pun, tapi saat akan beranjak suara rintihan itu terdengar kembali.

"Kent kau mendengarnya kan coba kau cari di sebelah sana dan aku cari di sebelah sini. " ucap Emily.

Tapi Kent malah menggelengkan kepala. "Kau tidak bo-"

"Ayolah, biarkan aku melakukan itu toh tak jauh darimu. " Dan Emily menyelanya.

Pada akhirnya Kent mengangguk pasrah, kemudian bergegas memeriksa bangunan yang di tunjuk Emily dan tak mendapati siapa pun, sedangkan Emily matanya terbelalak saat menyaksikan seorang pria tengah menikam seorang wanita.

Tanpa rasa takut, Emily menghampiri mereka dan samar-samar mendengar perkataan pria itu

"Ini hukumannya karena kau berniat mengadu pada bajingan itu. "
Emily menambah kecepatan larinya saat ia melihat pria itu bersiap kembali untuk menikam.

Intermediary Of Love [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang