4

8.1K 947 24
                                    

Baru nyadar ternyata menuangkan ide kedalam tulisan gak mudah ya. Harus punya konsep yang jelas. Supaya jalan cerita juga gak muter muter. Ini pelajaran bagus yang harus dilalui. Mudah mudahan akan ada perbaikan kedepannya.

🍃🍃🍃

Author Pov

Kenanga turun dari mobil bersama kedua orang tuanya. Mereka akan menghadiri pemberkatan dan resepsi pernikahan sepupunya Sisil. Papa Sisil adalah kakak laki laki dari mama Kenanga.

Keluarga wicaksono disambut di depan rumah oleh kedua orang tua Sisil.

"Thress, Andreas selamat datang" sambut mama sisil, perempuan bernama Veronika mencium kedua belah pipi adik iparnya.

"Duuuhh, selamat ya mbak Ver, akhirnya mantu juga" ucap Theresia mama Kenanga.

"Iya, makasih ya udah dateng hari ini. Eh Kenanga, apa kabar sayang?, cantik sekali kamu" puji Vero

"baik budhe. Makasih udah dibilang cantik." Jawab Kenanga sambil tersipu.

Begitu memasuki rumah, Kenanga menemukan keluarga besar mamanya sudah berkumpul semua. Para wanita menggunakan kebaya berwarna coklat muda dipadukan dengan kain batik berwiron berwarna coklat tua. Sementara para pria menggunakan beskap lengkap.

Keluarga eyang memang masih memegang teguh adat istiadat jawa. Pelaksanaan upacara adat sudah dimulai dari tiga hari yang lalu. Jadilah keluarga Kenanga pun sudah bolak balik kerumah ini setiap hari. Walau begitu ia tidak merasa letih. Malah sangat senang, apalagi melihat dan mengikuti upacara adat secara langsung.

Suami Sisil adalah seorang karyawan di departemen luar negeri. Walau bukan dari keluarga pengusaha tetapi setahu Kenanga mereka bukanlah keturunan sembarangan. Karena dikeluarga ini bibit, bobot, dan bebet sang calon menantu sangat dipertimbangkan. Tidak mudah untuk bisa masuk kedalam keluarga besar eyang.

Kenanga menghampiri eyang yang sudah duduk anggun di dekat mbak Sisil. Ia langsung mencium punggung tangan sang eyang. Eyangnya membalas dengan mencium kening Kenanga. Di belakang Kenanga diikuti oleh masnya Digta dan mbak Tasya iparnya. Kakak tertuanya Dipta tidak bisa hadir karena ada urusan dengan pekerjaan.

Kenanga mendekati Sisil sambil berkata "Cantik banget mbak, pasti nanti mas Wisnu pangling"

"Bisa aja kamu Nga" jawab Sisil sambil tertunduk malu.

"Bener lho mbak, awas ya jangan lupa tar malem melatinya Nanga culik sedikit. Biar nanga cepat nyusul" bisik kenanga

"Enak aja kamu, kuliah aja belum kelar kok malah mau menikah. Bisa bisa digantung kamu sama paklik Wicak" balas sisil.

Akhirnya kami berdua tertawa walau agak tertahan. Takut dimarahi eyang yang sudah mulai melebarkan matanya. Kenanga akhirnya mundur kemudian menghampiri sepupu dan keluarga besarnya yang lain. Untuk sekedar menyapa, karena sulit bagi mereka bertemu kalau tidak ada acara seperti ini.

Akhirnya iring iringan pengantin pria datang. Mereka mengenakan seragam juga tidak jauh berbeda seperti keluarga Kenanga. Barisan mas Wisnu dan keluarga inti berada di depan. Sementara barisan pengiring lain berada dibelakang.

Acara dipandu oleh MC dengan menggunakan bahasa jawa halus. Dilanjutkan dengan kata sambutan dari keluarga Sisil. Setelah acara sambutan selesai akhirnya seluruh keluarga yang beragama Kristiani berangkat ke gereja untuk mengikuti upacara pemberkatan. Sementara bagi keluarga yang berkeyakinan lain segera berangkat ke gedung tempat resepsi berlangsung.

TAKDIRKU / Terbit di PlayBookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang