11

6.6K 949 51
                                    

Kediaman Andreas Wicaksono

Kenanga memasuki rumah dinas papanya. Rumah terlihat sepi tapi mobil kedua orang tuanya terparkir di garasi. Keberadaan mobil itu menandakan kalau mereka ada di rumah. Ia melihat pintu ruang kerja papa sedikit terbuka. Kenanga kemudian mendekati ruangan tersebut lalu mengetuk pintu

"Pa..."

Sang papa terlihat duduk sambil termenung. Wajahnya kusut dan terlihat sangat lelah. Sepertinya ada masalah besar yang sedang terjadi di rumah ini.

"Pa..." sekali lagi Kenanga memanggil. Namun tetap tidak ada reaksi apapun. Perlahan ia memasuki ruang kerja papanya. Lalu memeluk pria itu dari belakang sambil bertanya.

"Pa.... papa kenapa?"

Papanya tersentak. Lama ia terdiam sampai akhirnya ia menarik lengan putri kesayangannya hingga Kenanga tepat berdiri di hadapannya. Ia memandang wajah cantik yang selama ini dijaga dengan segenap hati. Putri satu satunya yang sangat manis dan penurut. Perasaannya sangat terluka saat ini, akibat dari kelalaian dan juga putra sulungnya. Ia tidak mungkin menaruh beban itu di pundak sang putri.

"Pa"

kembali terdengar suara putrinya. Serta merta ia bangkit lalu memeluk putrinya dengan erat.

"Maafkan papa" hanya kalimat itu yang di dengar Kenanga berkali kali. Gadis itu bingung ada apa sebenarnya dengan sang papa. Lama papa memeluk putrinya. Sementara Kenanga hanya mampu diam walau di hatinya ada banyak pertanyaan.

Akhirnya Andreas melepaskan pelukannya. Lalu memandang wajah Kenanga sambil berkata

"Coba kamu lihat dulu mamamu di kamar Nga. Siapa tahu sudah bangun."

"Tapi papa belum jawab pertanyaan Nanga. Papa kenapa? Papa sehat kan?"

Papanya mengangguk sambil berkata

"Papa baik baik saja. Hanya ada sedikit tekanan dari pekerjaan."

"Trus, papa kenapa minta maaf?"

"Gak ada apa apa. Temui mama dulu sana. Mamamu kangen katanya."

Kenanga melangkah keluar dari ruang kerja papanya dengan banyak pertanyaan. Ada apa sebenarnya ? Papa tidak pernah seperti itu. Selama ini papa tidak pernah membawa masalah ke rumah. Perlahan ia mendekati kamar orang tuanya. Tanpa mengetuk pintu seperti biasanya, Kenanga masuk dan ia tampak lebih terkejut lagi.

Pemandangan yang ada di depan matanya benar benar membuatnya bingung. Bahu mamanya tampak terguncang dengan keras, menandakan ia sedang menangis. Kenanga langsung berlari mendekati sang mama.

"Ma, mama kenapa? Ada apa sebenarnya?"

Mamanya membalikkan tubuhnya dan langsung memeluk putrinya dengan erat.

Empat jam yang lalu.

Theresia memasuki ruang kerja suaminya yang gelap gulita. Dari tadi malam suaminya belum keluar dari ruangan itu. Tidak makan, tidak juga mandi dan istirahat di kamar. Bahkan teh yang dimintanya tadi malam belum tersentuh di atas meja. Sebuah kebiasaan yang akhir akhir ini kerap dilakukan suaminya.

Dia sebenarnya penasaran, dalam hati ia bertanya apa yang sedang terjadi. Apakah masalah pekerjaan suaminya begitu pelik sehingga terbawa sampai ke rumah? Sama seperti beberapa malam sebelumnya dia menemukan suaminya dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Hanya duduk termenung di belakang meja kerja. Dengan pandangan mata yang kosong.

"Mas" Theresia memanggil sang suami yang tengah termenung.

"Ya thres"

"Ada apa sih mas sebenarnya. Sudah hampir sebulan mas begini"

TAKDIRKU / Terbit di PlayBookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang