Hai again..
Sorry telat up. Huhu.
Makasih banyak buat yang masih ngikutin cerita ini. Hope you enjoy it as much as i enjoy on writing it.
Kalau ada saran atau masukan langsung kasih tau Aku aja ya via kolom komentar. Oh ya jangan lupa setel dulu video youtubenya, biar suasana baca makin asik.
Love you.
________________________________________________________________________________
Huda POV
Kurasa benar,
Yang sudah dijodohkan Tuhan
Tak perlu khawatir akan pertemuan.
-Tia Setiawati –
Nisrina Shakela, sudah lima tahun kami menjadi sepasang suami istri. Kisah cinta kami tidak serumit kisah cinta orang lain. Kami hampir tidak pernah bertengkar hebat.
Aku sudah memperhatikannya sejak kami dibangku kuliah dulu. Beberapa saat setelah lulus, kami bekerja di kota yang sama. Dipertemukan dalam sebuah rapat koordinasi di Jogjakarta.
Kalau diingat lagi, saat itu adalah tanggal 29 Februari 2008. Tahun itu adalah tahun kabisat, mudah diingat bukan? Bahkan Aku dengan mudah mengingat kapan pertama kali melihatnya, kapan pertama kali Dia bicara padaku dan berbagai hal kecil lainnya.
Aku bahkan tahu persis apa arti namanya, Nisrina Shakela, Mawar putih yang cantik. Nama yang sangat sesuai dengannya.
Aku menghampiri Nisrina dengan antusias, seantusias teman sudah lama tidak bertemu atau seantusias seseorang yang baru saja menemukan cinta yang sejak lama dipendam?
Dengan dalih kami dulu pernah satu kampus dan sempat berada dalam satu kegiatan yang sama, kuberanikan diri untuk meminta kontaknya. Ternyata dia mengingatku. Kami akhirnya menghabiskan waktu bersama malam itu. Kebanyakan membicarakan teman-teman semasa kuliah dulu, juga tentang pekerjaan kami.
***
"Wah Huda, beruntung ya kita bisa bertemu disini. Aku sudah jarang komunikasi dengan teman satu organisasi dulu. Kamu ingat saat kita ada kegiatan membangun taman bacaan di salah satu desa di Kecamatan Padamara daerah Purbalingga? Kamu bonceng Aku naik motor, jalanannya masih berbatu dan ah kalau diingat seru sekali ya." Nisrina bercerita panjang lebar dengan mata yang berbinar, dia selalu bersemangat saat berbicara dengan orang lain.
"Eh iya Nis, sama, karena pekerjaan belakangan ini lagi numpuk. Tapi masih sering main futsal bareng sih sama Ari, Rian, dan Jaya." Jawabku sekenanya. Ah, Aku terlalu sibuk memperhatikan dia.
"Ari ya, kalau diingat dulu Ari yang ngajak Aku ikut organisasi, kamu juga pasti dipaksa dia ya? dia juga yang ngenalin kita. Padahal kita bisa kenalan sendiri ya Huda." Katanya sambil tertawa.
Tawanya terdengar renyah. Kalau dipikir dia terlihat semakin dewasa. Bulu mata yang lentik, matanya yang besar dan sorot mata yang tajam, hidung yang mungil, juga bibir yang merah dan tipis. Dia mengenakan baju blouse pink dipadu dengan rok span hitam polos. Rambutnya yang hitam dibiarkan tergerai indah. Riasannya juga sangat minimalis. Cantik. Sejak dulu Dia bahkan selalu secantik ini.
"Iya Nis. Kalau ingat itu rasanya Aku harus berterimakasih sama Ari, karena mempercepat proses perkenalan kita. Haha."
"Kamu, mulai deh dari dulu ngegombal terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu
RomanceMenunggu.. romantis bukan saat tahu bahwa ada orang yang selalu menunggumu? Tak peduli berapa jauh dan lamanya kamu bertualang. Tapi untukku, menunggu atau ditunggu, keduanya menjadi beban yang entah kapan dapat dilepaskan.