♦3. Dice

14 1 0
                                    

Ditempat itu, hanya ditempat itu. Cahaya terang menyelimutinya, dimana para pejuang dan dua orang yang terpecaya. Cahaya berwarna biru laut dengan dikelilingi butiran partikel putih. Sangat indah dipandang mata. Namun, itu bukan cahaya pertunjukkan. Itu cahaya dari tubuh Chorus yang melebar di setiap penjuru wilayah tersebut.

Angin berputar kencang, gelombang cahaya tersebut bergerak tak beraturan. Dan..

Bbumm !!

Bunyi ledakan yang dahsyat, menguncang tempat berpijak mereka. Dedaunan dan ranting pohon berjatuhan seolah olah menjadi teman seperguruan dari dahsyatnya ledakan tersebut.

Samar samar mata mereka membuka. Karena debu yang berhamburan. Sebenarnya apa yang terjadi? Begitulah kira kira pemikiran mereka saat ini. Chorus yang memimpin sulap aneh ini entah ada dimana. Hanya ada beberapa prajurit yang tersisa. Selebihnya entah hilang kemana.

" Apa yang terjadi?", Tanya alert—dari kelas Breiwt— kepada semua prajurit.

" Tenanglah Anak anakku, kita takkan mengalami hal buruk. Ini hanya metode pencarian yang dilakukan oleh Chorus. Lihatlah," Jawab sang Guru—guru Chorus. Sembari menunjuk keatas.

Semua hanya menganga tak percaya. Ada sekitar 13 prajurit terapung diudara, dengan balutan pusaran angin kecil. Mereka tampak seperti orang tidur. Terlentang menghadap kelangit, sementara detak jantung mereka berirama melalui tabung besar. Yang lebih mirip seperti goa hitam.

" Benda apa itu guru?", Sink dari kelas Rofigh bertanya. Sebab benda aneh itu menampilkan setiap detak jantung dari masing masing Prajurit.

" Tak perlu kau takut, kau melihatnya. Itu List Paper yang disederhanakan menjadi silinder memanjang. Agar aliran detak jantung mereka terlihat,"

" List Paper ?" Tanya mereka ulang. Gurunya hanya menggeleng pelan. Ia terkekeh kecil. Banyak hal yang belum diketahui oleh mereka tentang kekuatan Chorus dan dirinya.

Sementara diatas sana. 13 prajurit tengah menjalani hibernasi selama belasan menit. Entah apalagi yang terjadi selanjutnya. Namun, tiba tiba Chorus turun dari pusaran angin tersebut dan menghadap kepada sang guru.

" Guru, hamba mohon. Anda yang memberikan ini kepada mereka. Hamba tidak yakin untuk melakukannya,"

" Apa alasanmu untuk tidak yakin Chorus? "

" Hamba Tidak ingin melukai pejuang ini. Karena hamba masih membutuhkan mereka Guru,"

" Baiklah, jika itu maumu. Kemarilah, dan berikan itu kepadaku. "

Gurunya menerima dengan hikmat. Chorus menyerahkan secara perlahan. Ia takut akan salah tindakan. Jika tidak berhati hati.

Sementara pejuang yang lain, hanya berdecak kagum. Ada yang menatap aneh, ada yang terkesima. Ada juga yang berharap, itu terjadi pada dirinya.

" Red, ternyata kita tidak termasuk ya," Nada sendu red membuat Lawan bicaranya tersenyum.

" Kau terlalu berlebihan untuk memiliki kekuatan itu. Maka dari itu, kau tidak termasuk, "

" Gaya bicaramu seperti orang tua. Kau tidak mendoakanku. Mangkanya aku tidak termasuk "

" Hei heii, untuk mendoakan ku saja kau tidak mau. Untuk apa aku mendoakanmu. Sudahlah, kita masih beruntung,"

" Sial. Beruntung apa nya?"

" Beruntung karena kita masih aman disini. Coba kau bayangkan, dikerajaan. Apakah kau yakin mereka masih selamat?"

" Oh astaga. Benar apa yang kau katakan. Green dan blue adalah teman baikku. Semoga dia baik baik saja disana,"

" Aku harap juga begitu. Teman temanku dari kelas Rofigh Juga sangat kusayangi. Kau termasuk kelas Rofigh, jadi untuk itu kau jangan putus asa. Mengerti?"

The Power Of Diamond -Super Arrow-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang