Short Story 1 - Zei

37 3 1
                                    

'Kurzgeschichte'

By Zei.

Kau berbaring di kasur empukmu saat kau sedang sendirian di rumahmu. Kau mulai mengotak-ngatik ponsel. Satu aplikasi nampak kontras di kedua iris hitammu. Tanpa aba-aba kau membuka aplikasi itu, wattpad.

Sebuah buku berhasil menarik perhatianmu. Bukan melalui Cover, namun karena judulnya yang begitu aneh dan sangat sulit untuk disuarakan, Kurzgeschichte.

Kau membuka bagian pertama dan dahimu mengkerut bingung, ketika rangkaian kata itu kaubaca dalam hati. Kisah yang begitu aneh di dunia oranye.

Ruanganmu tampak hening, hingga kau mendengar sebuah suara bising yang terdengar samar dari balik lemarimu.

Sreekk.

Ketika kau membaca kalimat tadi, kau mulai arahkan pandangan ke arah lemari dengan ragu. Tak melihat atau mendengar apapun, kau kembali membaca cerita ini.

"Aneh," gumammu.

Tanpa kau sadari, sepasang mata memantaumu dari jauh, merah menyala, dengan cakar tajam yang siap menerkammu kapan saja.

Kau kembali menoleh ke lemari, lalu ke seluruh kamar. Tak menemukan apapun, kau kembali membaca.

Langkah kaki terdengar samar, namun telingamu tak bisa mendengarnya. Seketika suasana kamarmu menjadi dingin, dan terasa begitu sepi. Kau merinding.

Kau kembali menerawang, matamu menatap jendela, di luar terlihat gelap dengan penerangan yang begitu minim, begitu mendukung suasana.

Terfokus ke jendela, kau melupakan lemari. Kini telah terbuka lebar dengan pakaianmu yang berhamburan dari dalamnya. Sesosok bayangan terlihat dari sana. Bergerak mendekati tempat tidurmu, bersembunyi di dekat sana.

Ngingg.

Mati listrik.

Ketika kau membaca kalimat itu, kau kembali menoleh ke lemari, namun lemarimu masih rapi. Kau pun mengabaikannya, lalu kembali membaca, mengacuhkan sesuatu di dalamnya.

Kau merasa tidak nyaman dengan suasana gelap. Kau pun memutuskan untuk ke luar dari kamarmu.

Kau menurunkan kakimu dari tempat tidur, namun tak sengaja kakimu menyentuh sesuatu yang begitu dingin dan ganjil.

Kau melihat kolong tempat tidurmu kali ini, namun tak ada apapun di sana, dan kau kembali membaca.

Kau menjauhi benda itu, lalu berjalan melalui arah lain. Kau gunakan ponselmu sebagai sumber penerangan.

"Hah?"

Kau berkata ketika sesuatu yang dingin menggenggam kakimu. Kau arahkan senter itu ke kakimu, dan yang kau lihat berhasil membuatmu kaget dan menjerit.

Sepasang tangan dingin yang terlihat pucat menempel di kakimu. Kau menjerit dan meronta, lalu berlari ke luar kamar. Banyak barang kautabrak hingga sedikit diantaranya pecah. Kau tak peduli, dan berlari ke luar rumahmu.

Tak memiliki pilihan lain, kau memilih untuk pergi ke supermarket terdekat, bertahan di sana hingga listrik menyala. Beruntung di sana ada Wi-Fi gratis yang dapat mengurangi rasa bosanmu.

Detik berganti menit, akhirnya kau mendapat informasi dari tetanggamu bahwa listrik telah menyala. Kau kembali berjalan ke rumahmu malam itu.

Ketika sampai, kau langsung memutuskan untuk mengunjungi dapur. Kau belum makan sejak tadi. Terbukti dari perutmu yang terus bernyanyi sejak tadi.

Kau membuka kulkas, naasnya ia kosong tak berisi. Membuatmu mengutuk duniamu, hingga kau menyadari sesuatu.

Tangan dingin yang beku dan kaku itu masih dapat kau rasakan di kakimu. Kau merinding ketika mengingat-ingat kejadian itu.

Namun sepertinya kau bisa bernapas dengan tenang sekarang, karena kau sempat melihat sosok itu mengikutimu ke luar kamar.

Tak ingin mengingat kejadian itu, kauputuskan untuk menyantap cereal yang ada di lemari dapur.

Kau menuangkan cereal itu ke dalam mangkuk. Sayang sekali kau tak punya susu. Jadi kau memutuskan untuk memakan cereal tanpa susu.

Kau menyantap cereal itu di dapurmu. Jam menunjukan pukul 12.00 namun orangtuamu belum pulang. Tentu saja karena mereka memang harus pulang besok pagi.

Ketika makan, pikiranmu mulai melayang jauh. Mata kelammu menerawang kosong. Dan samar-samar sebuah memori mengingatkan sesuatu padamu.

Tubuhmu menegang ketika mengingat itu. Sendok itu jatuh ke atas lantai, menimbulkan suara yang menggema di telingamu. Kau dapat merasakan angin dingin yang menyelimuti tubuhmu.

Ya, sosok itu memang telah keluar dari kamarmu.

Namun apa ia telah keluar dari rumahmu?

Hingga akhirnya, seutas lengan pucat menyentuh bahumu dengan lembut.

-----

Saat ini penulis tengah bersantai ria, sambil menulis sebuah cerita yang berjudul Kurzgeschichte bagian pertama. Penulis tampak santai dengan sekotak biskuit di tangan kirinya.

Cerita itu, ia tuliskan dalam sebuah buku bersampul hitam. Dengan tulisan putih tebal yang nampak begitu jelas.

Future BOOK

End of Story 1

Judul : Kurzgeschichte
Penulis : Zei / @Crystallizia
Genre : Horror

Chapter 2  akan dibuat oleh Rei. @XavieraKudryavka

Selasa, 16.32 WIB

KurzgeschichteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang