Short Story 4 - Rei

15 0 0
                                    

  Nicht Aussprechen

By Rei





  Ragamu sedang duduk manis di dalam mobil Lancer hitam milikmu, namun pikiranmu tenggelam dalam lautan kata-kata. Mengilhami setiap kata-kata buku itu sambil memikirkan perkataan mereka.

    Lidah terkutuk

    Begitulah mereka memanggilmu. Sebutan itu diberikan padamu. Semua bermula 12 tahun yang lalu.

——————
Flashback
——————

    Kau sedang duduk di pangkuan ibumu dengan sebuah lembaran-lembaran dongeng yang menyatu di tanganmu. Ibumu sedang membacakannya untukmu, namun diri kecilmu tidak sabar untuk membacanya sendiri.

    Kau merebut buku itu dengan tangan mungilmu dan mulai membaca.

   "Anjing kecil itu menyalak dengan tak henti-hentinya. Membuat sang pencuri ketakutan dan akhirnya lari terbirit-birit menjauhi rumah megah itu.

   Setelah melihat sang pencuri pergi, ia mendekati tubuh majikannya, Deiria, yang terkulai lemas di atas rumput basah nan lembut milik kedua orang tua Deiria.

    Kepalanya mengelus pipi sang majikan yang tak kunjung sadarkan diri. Dengan cemas Koko, sang anjing kecil, berlari keluar halaman dan menuju klinik paman Tori. Ia mengais-ngais pintu kayu tua itu dan tak lama kemudian tampak si tua Tori membukakan pintu.

    Toto menarik-narik ujung celana si tua Tori sambil mengerang cemas. "Ada apa Toto? Dimana Iria?" Tori mungkin akan dikatakan tak waras karena bicara dengan seekor anjing, namun ia segera menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan Toto..."

    Kau berhenti sejenak dan akan segera melanjutkan cerita, sebelum kau mendengar suara salakan dari balik pintu.

    Kau melirik ibumu yang terlihat seheran dirimu. Senyum indah yang sedari tadi terlukis di paras cantik ibumu sudah tersamarkan lagi.

    "Apakah ibu juga mendengarnya?" Dengan wajah polos kau bertanya pada ibumu. Beliau hanya mengangguk lalu meletakkan tubuh kecilmu di atas sofa yang sedari tadi kalian duduki. Beliau berjalan ke arah pintu dan membukanya perlahan.

    Tampak seekor anak anjing berlari memasuki dan mengelilingi ruangan. Bulu hitamnya membuatnya susah terdeteksi dengan pencahayaan ruangan yang tidak begitu bagus.

    Kau dan ibumu sengaja mematikan lampu ruangan dan hanya bergantung pada perapian hangat yang masih menyala.

    "Nggh..." terdengar erangan seseorang dari arah pintu dan pandanganmu segera tertuju pada seorang gadis kecil dengan dress merah muda polos terkulai di atas karpet merahmu.

    Rambutnya sehitam matamu. Kau berusaha turun dari sofa dan melangkah menuju gadis itu. Badannya lebih besar dari padamu, sepertinya ia lebih tua 3 atau 4 tahun.

    Ibumu segera duduk dan memangku kepala anak itu. Beberapa menit berlalu dan kau hanya memandangi gadis itu sampai akhirnya ia mulai mengerjap-ngerjapkan matanya.

    "Nggh... di-di mana ini? D-dan si-siapa kau?... Toto! Dimana Toto?!" Gadis itu segera terduduk saking paniknya. Anjing kecil itu seakan mengetahui apa yang terjadi, ia segera mendekati majikannya dan mereka mengadakan sesi peluk-pelukan.

KurzgeschichteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang