Short Story 7 - Kei

41 1 0
                                    

Monsters

By Kei

Kemarin aku takut akan monster yang akan keluar dari bawah kasurku. Namun, daripada itu, kukira kini aku lebih takut pada manusia

Monster itu tidak bersarang di bawah kasurmu. Jangan lihat ke bawah kasurmu. Karena Monster-monster menyeramkan itu ada di dalam ... kepalamu.

Aku tidak membunuh atau menakutimu dengan kata-kataku, namun caramu memahaminya adalah caramu menakuti dirimu sendiri.

Percayalah padaku, hitam itu tidak menyedihkan, namun hitam itu puitis.

Kemarin adalah sejarah, besok adalah misteri, dan hari ini adalah hadiah.

Jangan ciptakan monster dalam dirimu, dan jangan beri makan monster dalam dirimu itu, dengarkanlah aku, tapi jika kau tidak ingin mendengarkanku tak apa, itu pilihanmu!

Dengarkan aku, jangan pernah menilai seseorang bahwa ia menyukaimu hanya dari kata-katanya, bisa jadi kau hanya pelampiasannya saat dia sedang bosan.

"Oh monster, hilanglah dari dunia."

"Bagaimana aku bisa hilang jika kau terus menerus membiarkan aku disini?"

Jawaban dari monster itu...

Monster itu ada di dalam dirimu, dan dia akan membunuhmu perlahan-lahan hanya karena dirimu sendiri, hanya karena beban yang kau ciptakan dan diciptakan oleh orang lain untukmu.

Terkadang diriku berkata...
"Jangan iris kulitmu, kulitmu bukan kertas. Jangan sembunyikan wajahmu, wajahmu bukanlah topeng. Jangan hakimi bentukmu, karena bentukmu bukanlah buku. Jangan akhiri hidupmu, karena hidupmu bukanlah film."

Namun, itu hanya kata-kata.

Monster itu akan pergi jika kau melawan bebanmu, jika kau mengerti hidupmu, jika kau berfikir positif, jika kau berfikir menang atau menang.

Berhati-hatilah dengan monster itu, mereka berbahaya, bahkan sangat berbahaya.

"Bisakah kamu mendengar keheningan?"

"Bisakah kamu melihat kegelapan?"

"Bisakah kamu memperbaiki kerusakan?"

"Bisakah kamu merasakan hati ku?"

Tidak, bukan?
Maka dari itu kau tidak bisa mengetahui monster jenis apa dalam diriku, begitu jugalah aku tidak bisa mengetahui monster yang ada dalam dirimu.

Terkadang...
Kau perlu tersakiti untuk mengerti
Kau perlu jatuh untuk bangkit
Kau perlu kalah untuk mendapatkan
Karena cobaan terbesar dalam hidup adalah untuk mengerti tentang "Rasa Sakit" tentang "Beban" dan tentang "Dirimu Sendiri".

Hmm... Apakah kau tahu rahasia terbesar dalam hidup? Aku juga tidak tau, karena rahasia terbesar itu adalah "Kematian".

Jadi dengarlah, monster tidak akan keluar dari lemari mu, namun dari dirimu.

Lihatlah ke bawah kasurmu! Ada apa di sana? Tidak ada monster kan?
Lihatlah ke arah manapun terserah padamu! Tidak ada monster kan?
Lihatlah ke kaca! Siapa monsternya?

Jika kau mencari seseorang yang bisa mengubah hidupmu, lihatlah ke dalam cermin.

Aku berpikir
"Apakah Monster itu ada?"

"Untuk apa aku mengulangi kalimat pertanyaan yang sebenarnya jawabanya sudah ku ketahui?"

Oh mata, maafkanlah aku karena telah mengeluarkanmu untuk orang yang salah.
Oh mulut, maafkanlah aku karena telah berkata bohong.
Oh pikiran, maafkanlah aku karena telah terlalu banyak berpikir.
Oh hati, maafkanlah aku karena telah menghancurkanmu berkeping-keping.

Jangan selalu percaya dengan ala yang kau lihat bodoh!!
Bahkan garam terlihat seperti gula!
Bahkan iblis pernah menjadi malaikat!

Ingat! Monster ada dalam dirimu, jangan pernah beri makan mereka! Kalau kau beri makan, kau sendiri lah yang sengsara.

Dulu aku mengaggumi orang-orang hebat, namun sekarang aku mengaggumi orang baik

Awas! Monsternya di belakangmu! Hey... Aku bercanda bodoh, berapa kali lagi aku harus mengingatkanmu bahwa kau hanya mengetahui mereka saat kau melihat cermin, dan kau juga akan mengetahui siapa pahlawan yang akan menyelamatkanmu dari mereka adalah saat kau melihat cermin.

"Karena imajinasi adalah senjatamu melawan realita."


©Kei

KurzgeschichteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang