Mata Gea terlihat takjub melihat setumpuk kue baru matang tersedia dihadapannya, baunya sangat enak sehingga mengundang tangannya untuk mencomot satu kue dan memasukkannya kedalam mulut.
Tak mengecewakan, rasa kue ini sangat enak, Gea bisa pastikan jika tingkat kekesalan Ayana sang pembuat kue sangat tinggi saat ini.
Gea mendapati sang koki yang baru saja menyelesaikan aktivitasnya karena baru saja mematikan panggangan.
"Kamu kenapa Na? Lagi kesel banget ya??" tanya Gea melihat wajah Ayana masih tertekuk.
"Keseeellll bangeeeeettttt!!!" jawab Ayana dengan ekspresi benar-benar kesal.
"Ada apa lagi sih?" Gea membawa piring kue tadi sambil mengikuti langkah Ayana keluar dapur menuju ruang tengah.
"Kamu kok punya bos ya begitu jenisnya sih!?"
Dahi Gea berkerut heran, ia tidak ke arah mana pembicaraan Ayana saat ini, "bosku yang mana? Perasaan sekarang bos kita sama deh,"
"Bosnya bosnya lagi yang ngebossy banget!"
"Ih apa sih?? Pak Lian?? Dia masih gangguin kamu?"
"Itu makhluk makannya apaan coba? Kok jadi cowok brengsek banget?" racau Ayana menjadi-jadi.
"Dia ngapain??"
"Dia ngeganggu aku tanpa alasan yang jelas, dan seenak jidat dia nyuruh aku jadi pacarnya! Gila gak sih?!"
Tawa Gea langsung pecah mendengar amarah tetangganya itu, "trus kamu terima?"
"Ya enggaklah! Emang aku udah gila mau nurutin permintaan orang gak waras begitu?"
"Nih ya dengerin, Pak Lian itu playboynya udah terkenal banget, siapa yang gak bakal terpikat sama wajah tampannya, pintar, kaya dan berkuasa,"
"Tapi brengsek! Aku yakin banget malam ini pasti dia lagi main sama cewek-cewek gak bener, ish!" Ayana bergidik ngeri sendiri membayangkan bagaimana atasannya itu.
Gea mengangguk setuju dengan ucapan Ayana, "hum, tapi aku gak yakin kamu bisa bertahan deh Na,"
"Maksud kamu?"
"Emang kamu kuat bertahan buat gak ngacuhin godaan seperti Pak Lian? Emang iman kamu gak terusik apa?"
"Aku tahu banget sama cowok sejenis dia, bagi mereka cewek cuma mainan dan setelah bosan pasti bakal dibuang gitu aja, jadi jangan harap dia bisa jadiin seorang Ayana mainan juga,"
Gea mengangguk-angguk saja mendengar ucapan Ayana, "hati-hati aja deh, gak ada cewek yang gak luluh sama dia, lagian kalau terperangkep ya pasrah aja, kan cakep," Gea tertawa sambil mulutnya tak henti mengunyah.
*
Ayana mengeringkan wajahnya di tepi ranjang untuk bersiap-siap istirahat malam ini. Perlahan ia mulai berbaring sambil menatap langit-langit kamar seraya menghembuskan nafas santai.
Namun tepat saat ia akan menutup mata, perhatiannya teralih pada dering ponsel miliknya yang menampilkan nomor tak dikenal.
"Halo..," Ayana menerima panggilan itu.
"Halo,"
"Maaf, ini siapa ya?"
"Pasti kamu ingat suaraku, temani aku malam ini,"
Ayana langsung terduduk menyadari suara siapa yang kini tengah bicara padanya, "kamu ngapain nelfon aku!?"
"Aku sudah katakan bukan? Untuk menemaniku,"
"Tidak,"
"Jangan matikan! Berani kamu akhiri panggilan ini maka hidupmu yang indah juga akan berakhir,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Stay Ayana
RomanceHidup Ayana menjadi luntang-lantung setelah ia memutuskan keluar dari kantor tempat ia bekerja setelah bertengkar hebat dengan atasannya, tak hanya itu ia harus menerima kenyataan pacarnya yang secara tiba-tiba memutuskannya tanpa alasan yang jelas...