Dua - Curahan Hati Faira

59 8 0
                                    


* * *

Hati,Apa kabar?udah lama gak pake perasaan.Emang masih jaman? Sekarang jamannya pacaran pake logika!Pake perasaan sih dikit aja.

* * *

"Jadi,gimana kabarnya hati lo?" Ucapan itu berhasil menghentikan aktivitas seorang gadis yang sedang memetik gitarnya.

"Tumbenan nanyain itu,biasanya juga lo yang nyerocos duluan"

"Jangan ngeles Fey,mumpung baik nih gue.Jarang-jarang mau jadi audiens yang yang baik" ucapnya dengan melemparkan kulit kacang ke arah Faira

      Seulas senyuman tercetak dibibir mungil Faira.Ia tahu bahwa sahabatnya itu ingin dirinya membagi beban kepada sahabatnya.Walaupun hanya setetes air dari banyaknya air dilautan.Ataupun setitik tinta dari banyaknya tulisan tinta di buku tebal.Nyatanya beban dipendam sendirian itu pedih.Nyatanya beban dipendam sendirian itu sakit.Nyatanya beban dipendam sendirian itu berat.

"Lo mau gue cerita yang mana dulu?"

"Terserah deh,baiknya lo aja Fey" ucap Clara masih setia dengan kacangnya.

"Soal hati.. "

Faira menggantung kalimatnya,sejenak membuang nafas beratnya.

"Hati gue masih sama,malah tambah retak mungkin.Masalah keluarga gue,gue belum tau jalan keluarnya.Masih perlu nyelidikin beberapa hal.Gue sendiri.Gak berani gue ngasih tau Bang Alkis atau Dito sekalipun" Faira menjeda kalimatnya,meraih segelas jus melon kesukaannya lalu meneguk setengahnya.

"Lo yakin gak mau bilang sama Bang Alkis atau Dito?" tanya Clara penasaran,karena Ia tahu pada dasarnya berjuang sendirian itu sakit.Lantas apa guna Ia memiliki orang yang seharusnya sama-sama memperjuangkan,tetapi tidak Ia manfaatkan.Faira tidak sendiri dikeluarganya,Ia memiliki Bang Alkis dan Dito -yang posisi mereka sama dengan posisi Faira-.

"Enggak Ra,gue gak mau mereka ikut sakit kayak gue.Biar waktu yang bicara.Walaupun cepet atau lambat mereka bakal tau, tapi seenggaknya mereka gak ngerasain sakit yang lebih lama dari gue" Faira tersenyum hambar,lalu kembali memetik gitarnya asal.

"Lo yang sabar ya Ra,gue yakin semua ada jalan keluarnya. Mungkin Tuhan emang sengaja buat ini,biar lo lebih sabar.Lo kalo mau cerita,cerita aja sama gue.Kalo butuh apa-apa hubungin gue aja.Gue ada kapanpun buat lo.I'm stay with you,Fey"

      Faira mendongak,kembali menghentikan aktifitasnya.Menatap Clara yang tersenyum tulus kearahnya.Detik selanjutnya ia beranjak dari duduknya dan pergi memeluk Clara.Ia tahu, walaupun Clara hanya seorang sepupu yang usil, sepupu yang manja,sepupu yang ngeselin,sepupu yang over disegalanya,tapi Clara adalah orang yang selalu ada untuknya.

"Thank's ya Ra,lo udah selalu ada buat gue.Gue gak tau kalo gak ada lo,nanti gue kayak gimana. Mendem rasa sakit sendirian itu gak selucu kucingnya tetangga gue. Kalo gue mendem sendirian trus gue frustasi tau-tau nanti ada berita di TV. 'Telah ditemukan seorang gadis manis yang meninggal secara tragis didekat pohon manggis,diduga karena kelelahan menangis' kan gak lucu Ra" Ucap Faira panjang lebar,-masih- dengan posisi memeluk Clara yang sedang memakan kacangnya.

Pletak!

Jitakan mulus Clara tepat mengenai dahi Faira,walaupun dengan posisi masih dipeluk oleh Faira.

FAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang