Part 1🐾Malaikat Pencabut Nyawa

124 45 190
                                    

Sebelumnya Author minta maaf, cerita "Love in VESICLE" ini ada dua, tapi jangan khawatir cerita yang asli yang ini (*yang kemaren hapus aja dari perpustakaan terus tambahin yang ini 😊 maksa 😊). Yang kemaren itu hilang dari profil waktu log out 😰😰 Selamat membaca, tunggu Part 2 nya yaa... Jangn lupa jejak vomentsnya 😊

KRING KRING KRING KRIIIIIINNNGGG......!!!

Tangan mungil yang bertuan itu mulai menyusuri sumber keributan yang berani-beraninya mengganggu tidur lelap tuannya. Nakas disamping tempat tidur yang menyimpan jam weker berbentuk kartun animasi kucing berwarna biru itu rupanya sumber dari keributan dipagi sunyi ini.

Akan tetapi, saking mungilnya tangan itu, ia hanya menyenggol ujung jamnya. Alhasil....

GUBRAKKK...TUG...
"Aduuhhh... Ni lantai kapan pindah kesini sih, mana udah jatuh ketiban jam weker lagi."

Gadis mungil yang baru saja terjatuh dari tempat menghilangkan kantuk itu meraum kesakitan, sambil memegang hidungnya yang tampak memerah.

"WHATTT, MATI GUA. Ini udah jam enam dan lo belum mandi Yha."

Yaya yang baru duduk dari posisi tengkurepnya, berdiri terperanjat kaget melihat jam weker kesayangan itu menunjukkan jarum panjang pada angka duabelas dan jarum pendek pada angka enam, alias JAM ENAM. Hello ini udah siang ANDHARA KENISHA. Syukur saja dia ada tamu bulanan jadi dia nggak sampe melalaikan kewajiban Subuhnya.

Selepas mandi kilatnya, Andhara Kenisha gadis mungil nan cantik yang akrab dipanggil Yaya itu, sibuk memakai baju training untuk mengikuti kegiatan penutupan MOS sekolah barunya di kawasan hutan pinus Cikole, yang sering dijadikan sebagai bumi perkemahan di pinggiran Ibu kota Jakarta. Untung saja tadi malam sebelum ia tidur,semua barang perlengkapannya sudah ia bereskan dan memasukkannya ke dalam tas ransel yang akan dia bawa sekarang.

Sambil mengucir rambutnya, Yaya terus menggerutu tentang kebodohannya sendiri yang tidur ngalahin kebo.

Yaya yang lupa akan sesuatu menepuk jidatnya sendiri.

"Astaga Yaya berangkat sama siapa sekarang yah. Aha!! Bang Zidan??"

Setelah berfikir sikap kakaknya yang seketika berubah begitu saja, ia langsung mengurungkan niatnya dalam-dalam untuk meminta kakaknya itu mengantarnya sekolah.

Menuruni tangga dengan wajah yang lesu, Yaya menghampiri kamar Zidan dengan langkah kaki yang ragu namun, mencoba memberanikan diri untuk menyapa kakak satu-satunya itu

"Bang? Bang Zidan?? Bang Zidan belom bangun ya?? Yaya berangkat dulu, hari ini yaya MOS nya nggak di sekolah, soalnya berhubung hari ini penutupan MOS jadinya panitia MOS ngadain penutupan di hutan Pinus Cikole, jangan lupa sarapan ya bang!"

Selepas dari depan kamar Zidan, Yaya berlari keluar komplek mencari taxi yang lewat, akan tetapi hasilnya nihil.

"Ya Allah, apa salah Yaya ya Allah kok gini amet yak hari ini, udah jatuh dari tempat tidur ketiban jam pula, bang Zidan mulutnya masih beku saking nggak mau ngomong sama Yaya, mana telat ke sekolah, semoga bisnya nggak ninggalin Yaya, eeehh... Sekarang taxi kagak muncul-muncul lagi."

Sambil jalan menyelusuri jalan raya, bibir Yaya terus saja mendumel menggerutui apa saja yang didapatnya sepagi ini.

"Ya Allah, Yaya mohon turunin malaikat penyelamat Yaya doong buat pergi ke sekolah ya Allah."

TIINNNN... NYIIITTTT....
suara klakson motor ditambah bunyi gesekan roda hitam yang bergesekan dengan aspal itu menyadarkan lamunan Yaya dari dunia khayalnya.

Love in VESICLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang