Part 2🐾 Most Wanted & Duo Kucrut

70 31 59
                                    

Kita memang tidak bisa memilih bagaimana kita dilahirkan. Akan tetapi, kita bisa memilih jalan hidup yang akan kita jalani.
•••••

"Emang dia siapa?" dengan tampang polosnya Yaya bertanya kepada kedua sahabatnya itu.

"Hellooo... Dia itu Kak Rey, Vandhika Reynald the most wanted di SMA Starlight, kelas XI IPA 1, ketua OSIS, kapten basket, anak dari pasangan Benedict Reynald dan Aisyah Naziha pemilik perusahaan Fashion yang mengendalikan sedikitnya empat puluh tiga persen perekonomian masyarakat ASEAN yang katanya sih hartanya nggak bakalan habis walau sampe tujuh turunan, kebayang nggak? " jawab Hida.

"Apalagi ya body goal nya itu looo... Udah putih, tinggi, idung mancung, blasteran Indo-Arab, otak encer lagi. Gua harap punya masa depan kayak kak Reeyyy.. Ummss." Suara penuh harap yang keluar dari mulut Inaya membuat Hida menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Eh Nay jodoh lu kan ntu A'a Arif yang sedang mandangin lu, jangan jadi 'Temen Tapi Menikung' do...ngg, babang Rey kan jodohnya adek Hidayah seorang." Dengan mata berbinar dan membayangkan dirinya yang akan bersanding dengan Rey nantinya dipelaminan.

"Arif?? Duuhh ogah banget gua sama Arif si Badboy nya Starlight, namanya nggak nyocok banget sama sifatnya, tapi gue heran kok bisa-bisanya orang kayak gitu masuk OSIS yak. Yang ada gua nyocoknya sama Kak Rey yang ganteng, kalem, pinter, pokoknya the best lah buat masa depan gua nantinya" Cela Inaya.

"idiihhh mimpi lo ketinggian kali, yang ada nih ya gua lebih nyocok sama Kak Rey, tau!!" timpal Hidayah.

"gua"
"gua"
"gu"
"udah udah!! kalian ini kok berantem sih?? "

Perdebatan antara dua orang yang sulit diartikan jalan hidupnya itu dipotong oleh suara cempreng bin mengganggu pendengaran yang tak lain tak bukan yang dikeluarkan dari bibir tipis milik Andhara Kenisha.

"Ish Yaya apa-apaan sih, ganggu aja. Nggak tau apa calon pendamping masa depan babang Rey lagi debat sama calon pendamping hidup si A'a Arif, yang mulai mau nikung gua, alias nggak terima takdirnya sendiri, huh." sambil bersedekap melipat kedua tangannya di depan dada, Hidayah ngoceh panjang kali lebar yang membuat Yaya heran sendiri, kenapa bisa dia mempunyai sahabat *sejenis mereka berdua yang super duper kepo, yang kalok ngomong sering nggak pake rem, ceplas ceplos nggak liat tempat, dan lain lagi. 😑 Tapi di lain sisi dia merasa sangat beruntung mempunyai teman seperti dua kucrut itu, yang selalu ada apabila dia sedih dan pada saat butuh sandaran.

"Kalian bertiga ngerumpi saja, sini cepat. Ehh nggak jadi, kamu aja yang baru dateng, cepet!! " suara tegas yang sepertinya menyiratkan nada kekesalan di dalamnya, membuat Yaya kaget dan cepat-cepat berlari menuju sumber suara yang pastinya milik dari pak gurunya sendiri, yaitu Pak Cecep, yang terkenal sebagai guru tegas, disiplin, namun kadang-kadang suka ngelucu tapi lawakannya seringkali tidak lucu.

"Eh, iya pak? Bapak manggil saya? "
Tanya Yaya dengan muka polos yang dibuat-buat agar tidak kena semprot dari pak Cecep yang berada di depannya saat ini.

"iya, memangnya siapa lagi yang terlambat kalau bukan kamu, hah?" gertak pak Cecep.

"iya ada pak, si a... anu pak... anu... Duh saya lupa namanya pak" tanpa ada rasa takut menghadapi pak Cecep yang dikatakan tegas itu apalagi ditambah dengan kumis hitam lebat di atas bibirnya semakin menambah kesan tegas dan berwibawa.

"Saya pak" sebelumnya Reynald yang melihat perempuan yang ia bonceng tadi pagi dipanggil oleh guru pembina OSIS nya, yaitu pak Cecep, mencoba mendekat dan mendengar pembicaraan mereka dan entah mengapa hati kecilnya menyuruh dirinya sendiri untuk menemani gadis itu yang sepertinya sebentar lagi akan diberi hukuman.

Love in VESICLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang