RAIN - Stefki version (End)

2K 54 0
                                    

Judul : RAIN
By : Indah Yulianti
Words : 4.582

*************************
Ini aku Cuma repos aja dari fb ku yang dulu, duluuu banget. Heheeh jadi maklumin aja yah, kalo emang ga ahli buatnya.. heheee jadi yang belum baca, silahkan baca, guys!
*****************************

Sekarang, aku sedang menikmati indahnya sa’at hujan turun dengan tenangnya... Entahlah. Aku suka sekali dengan turunnya hujan. Aku merasa... Tenang, dan damai.. Seakan aku bisa memutar semua memori-memori indah dalam benakku, yang tentu pernah ku alami juga. Tak sedikit memang, hal-hal terindah yang terjadi padaku sa’at turun hujan, seperti sekarang ini. Seperti.. Contoh suatu hal itu adalah, kisah tentang cintaku pada sa’at itu. Dengan seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, hingga kini.. Dia masih dalam kenanganku. Ingin, ingin sekali andai rasanya ku bisa memutar ulang kembali masa-masa indah itu. Apakah kau sedang merindukanku? Yahhh... Walaupun.., Di sekarang  tak berada di sisiku. Karena.........
Flash Back On!
YUKI POINT OF VIEW.
“Akh! Apa yang kau lakukan padaku, ha?!”
“Ahh.. Ma..ma’afkan ak.aku? Aku tak sengaja melakukannya.. Ma’afkan aku?” Ucapku dengan menunduk menyesal pada laki-laki itu.
“Dasar! Wanita tak tau diri. Sini!biar ku sendiri saja yang membersihkannya”. Desahnya marah dan merampas sapu tanganku, sa’atku berusaha membantu membersihkan bajunya dengan saputangan buatanku.
Dia meninggalkanku begitu saja, dan aku menjadi sorotan banyak siswa-siswi di kantin sekolah ini. Yah. Pantas memang, aku jadi bahan pertontonan para murid. Bagaimana tidak, aku baru saja menumpahkan. Oh tidak! Lebih tepatnya, aku tak sengaja. Menumpahkan minuman orange juice  yang baru saja ku pesan di kantin, dan minuman itu tertumpah begitu saja tepat di baju putih seorang laki-laki terpopuler seantero sekolah ini. Aku memang menyesali perbuatanku. Seharusnya aku berhati-hati sa’at aku melewati meja-meja kantin ini, terlebih... Berhati-hati dengan 1 geng yang suka selalu mengerjaiku setiap aku brada di dekatnya. Yah.1 geng  itu adalahTHE GIRLS TIGER,yang terdiri dari Nasya Marcellina (Ketua geng, biasanya sih.. yang suka sinis banget sama cewek-cewek yanglebih cantik dari dia. Lebih tepatnya SYIRIK. Duhhh kasian banget. Tapi, kenapa aku juga ikutan selalu di kerjain sama dia? Au ah, gelap), yang kedua adalah Shaeryl Chatty a.s Shae (Nih anak biasanya, yang ku dengar dari bisik-bisikan para murid di sini, dia sering ngusulin hal-hal yang bersifat suka ngerjain orang. Misalnya nih.. Ada salah satu anak murid sini yang ga suka sama mereka, dan dia ini marah-marah sama mereka, geng THE GIRLS TIGER. Si Shaeryl ngusulin buat ngerjain dia dengan ngunci dia di toilet sepulang sekolah selama semaleman. Gila ga tu anak. Yah pastilah! Orang sampe tengah malem begono.. nantikan kalo ada ocong begimana? Kan atuutt hiiii), nahh dan yang terakhir adalah Willo Nat (Yang satu ini, emang paling muda, dan juga.... perlu kalian tau yah, dia ini sering banget di panggil anak-anak murid sini dengan sebutan ‘Cabe Lontong’ tau deh kenapa. Tapi, yang anehnya, dia malah seneng di panggil sebutan itu. Ckckckk! Emang sihh wajahnya cantik sendiri di antara 2 orang satu geng sama dia, tapi... Ya ampuuunn.. . Blo’onnya... ‘Panjang dikali Lebar Sama Dengan Luas’ wkwkwkwkwkk! Mangaaappp makk, frontal nihh. Tapi ga ada yang denger kannnn?? Semoga aja dahhh, xixixixixiii! Gila loe wkwk!)
“Eh, Kuy! Lagi ngapain loe? Ngelamun? Ngelamunin siape emang loe?” Wooyyy ini temen gue kagak ada sopan-sopannya sama sekali yah. Selaluuuu aja datangnya ngagetin gua mulu.
“Astaghfirullahal’adziim, Rannnn! Loe itu selau aja deh, Ran. Ngagetin gue mulu datengnya. Pake salam ke’ apa gitu, bikin jantung gue sport mulut, eh. Mulu. Tuh kan, jadi salah gua ngomong. Hhhhh”. Dengusku ke Ranna, sambil ngelus dadaku. Kaget gua.
“Iya, iyahhh... Lain kali ga di ulangin lagi dehhh.. Oh ya, Kuy. Tadi.. Loe di kerjain lagi yah, sama si.. geng nenek lampir itu?” Tanya Ranna. Oh ya, sampai lupa. Nih kenalin yahh.. Namaku aslinya YUKI ANGGRAINI KATO. Biasanya, sahabat-sahabatku manggil aku ‘IKUY’ taukan? Kalau ga tau, aku kasih tau. IKUY itu dari kebalikan kata nama depanku, YUKI jadi IKUY. Tapi, kalau temen-temen se-sekolah biasa dengan memanggilku dengan YUKI KATO. Kata ayahku, arti dari YUKI KATO adalah ‘Pekerja Keras’ . Ga tau kenapa, Kapan nama Anggraini-ku hilang, hahaaah!
“Iyalah, Rann. Biasalah, orang syirik. Haha! Mungkin, dia merasa jelek kali, kalo deket gue. Tapi, gue harus jaga image buat ga bongkar identitas gue. Gue harus lebih lebih sabar lagi, buat ngehadepin anak-anak yang kayak gitu. Entar, kalo identitas gue kebongkar.. nanti gengnya mak lampir nyesel lagi sa’at liat muka gue. Wkwkwkwkwk! Ahahahahaaahh!”
“Ahh, bisa aja loe, Kuy. Kalo mau ngehina, jangan setengah-setengah deh, depan gue. Mumpung tuh geng nenek lampir lagi kagak ada di sini. Ahahahahahahah!”
“Ahahahahahahahhhh! Sialan loe, Rann!” Aku dan Ranna pun tertawa puas dengan lelucon-lelucon yang kami buat. Ahhh, ini Chika, Vhebby, sama Dinna belum datang-datang juga, yah. Apa mereka lagi tidak masuk? Aku belum melihat mereka sama sekali dari tadi. Kenapa yah?
Ranna adalah sahabat aku, oh yah.. ada juga sahabat-sahabat aku lainnya. Ada Chika Meyriska, Vebby Palwinta, dan Dinna Maghfiro. Mereka semua adalah sahabat-sahabat yang mengerti banget, mereka selalu ada buat aku dalam suka maupun duka. Jadi, mereka juga tau seluk beluk tentangku, akupun juga tau tentang mereka.
Bunyi  lonceng ke empat  menandakan waktu pulang sekolah. Seperti biasa, Bang Jali. Namanya sihh, aslinya Rojali. Tapi, aku panggil Mang Jali. Kkkkk! Unik aja sih namanya, kayak nama goyangannya Kang Denni Cagur aja.
Aku memakai kaos biasa warna favorit aku, warna kuning bergambar teddy bear. Memakai hotpants di atas lutut dan rambut sengaja aku gerai menambah kesan feminim. Berbeda sekali, dengan Yuki yang sa’at ada di sekolah. Yang cupu, berkacamata, rambut kepang dua, pakaian yang sangat rapi, dan selalu membawa buku-buku dari perpustaka’an kemana-mana. Tak jarang memang, aku selalu menjadi bahan olok-olok murid-muri di sekolah. Yang anak cupulah, anak kutu buku, wanita tak cantik, dan lain semacamnya. Tapi, aku tak menghiraukan apa yang dikatakan oleh mereka. Aku selalu berusaha tersenyum pada mereka, dan menyapa mereka. Aku di sini berbeda dengan yang ada di sekolah. Aku yang super modis, gaul, dan super modis, katanya siihhh. Tak jarang juga emang, sa’at aku berjalan-jalan keluar rumah dengan sahabat-sahabatku di Mall, banyak kaum Adam yang selalu melirik kami, dan bersiul-siul.  Ada juga yang bahkan sampai terbengong sa’at melihat kami hinnga dia yang melihat kami, terpentok tiang yang ada di depannya. Kata Ranna, Chika dan Dinna, mereka-mereka kaum Adam  yang biasa melihat kami sedang berjalan, mereka melihat ke arah diriku. Tapi aku tak percaya, tak percaya kenapa bisa?? Menurutku, aku biasa-biasa saja. Sudah, aku tak mau mempermasalahkan hal itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang