“Aku sibuk! Jan ganggu aku ya. Bye!”…
BRUGH!! PRAK!!
“Agh! Camera!”
“Maaf ya, aku buru-buru!”
“Anjiran tuh orang! Lah camera aku!”
Gadis itu pun dengan segera pergi ke lantai bawah, dan mengambil kameranya yang terjatuh dari lantai atas tadi. Terdengar ada suara langkah seseorang mendekat
“Ah, ada apa ini? Biar kubantu!”
Tapi…TRAK!
“Wah! Laptop aku!”
“What! Memorinya…”
“Ah! Maaf maaf seharusnya aku membantumu! Biar aku ganti kameramu ini!”
“Gak! Kamu tahu ini tuh kamera favorit aku!”
“Ck, tenang.. aku ahli dalam hal memperbaiki, btw, namaku Franscila, Franscila Gradison”
HENING…
“Baiklah, aku mengerti! Kamu masih marah”
“Ih, malah ngeloyor pergi”
***
RUANG 7
“Baiklah kalian sudah menempuh pendidikan dan bekerja keras untuk masuk ke perusahaan kami dengan begitu kami ucapkan selamat,Untuk informasi selanjutnya kalian akan dibagi beberapa kelompok kerja, yang terdiri dari 50 orang, namun ada suatu kelompok pilihan yang hanya beranggotakan 3 orang terbaik.
Mereka adalah Franscila Gradison, sebagai informan/pengetik naskah, Thalia Anderson, sebagai visual/pelapor pada perusahaan dan terakhir Claretta Corson selaku setting/camera pada perusahaan, dan yang lainnya tertera di papan pengumuman, 3 orang yang disebut tadi harap memasuki ruangan direktur”Dengan cekatan 3 orang yang terpilih masuk keruang yang dimaksud dengan muka sumringah,terkecuali Claretta.
***
Claretta melirik dua orang yang ada dihadapannya saat ini
“Kalian?! Haha.. orang orang yang takberguna!” desalnya
“Pak direktur, maaf lebih baik saya tidak bekerja sama dengan mereka!” lanjut Claretta
“Tapi kalian kombinasi yang bagus dan dapat menguntungkan perusahaan” ujar pak direktur
“Maaf, saya permisi dulu sebentar” jawab Claretta dan berlalu keluar
“Apa ada masalah kalian diantara kalian?” Tanya direktur itu
“Aah, aku tidak tahu itu, mungkin aku tidak ingat” jawab Franscila dengan muka datarnya
“Oh! Aku ingat, pak tadi kami sempat membuat kameranya rusak” seru Thalia
“Kami?? Oh… ternyata dia yang aku tabrak tadi” gumamnya sambil mengangguk
“Sudah, sudah mau tak mau kalian harus bekerja sama, dan kontrak sudah ditandatangani” tegas Direktur.
Dua gadis itu hanya menghela nafasnya, tiba-tiba pintu ruangan tersebut Claretta pun duduk kembali
“Okay,karena ada kontrak, ya.. terpaksa” ucap dia dengan nada yang merendahkan