Natalie, gadis remaja kelas 3 SMA NEGERI populer di Jakarta. Berwajah ayu dengan gerak geriknya yang anggun dan lemah lembut. Jatuh cinta pada pria cuek yang jauh lebih tua darinya. Pria yang menjadi tetangganya.
Natasha, adik Natalie yang lebih mu...
Pria itu meraih kameranya dan menarik keluar rol film yang terdapat di dalamnya, menyimpan benda itu di dalam sebuah laci terdalam di dalam lemarinya, menguncinya dan takkan pernah ingin dibukanya lagi. Kunci tersebut dibuangnya ke dalam sebuah selokan di dekat rumahnya. Tak ada lagi kamera, tak ada kegiatan memotret, dan tak ada lagi pria itu menyimpan segala kenangan di dalam rol filmnya yang takkan pernah dicetaknya. Rol filmya yang berisikan foto-foto kenangan sang kekasih yang takkan pernah dapat dipeluknya lagi kini tersimpan rapat di dalam sebuah laci yang takkan pernah bisa dibuka kembali.
Pria itu kini hanya melukis sebanyak mungkin wajah kekasihnya yang selalu tertanam di benaknya. Menciptakan puluhan lembar kertas sketsa yang bertebaran di kamarnya. Namun hingga waktu berlalu, tak ada satupun dari lukisan wajah sang kekasih membuat batinnya tenang, rasa sedih terus menggerogoti jantungnya. Dia bagai mahluk yang nyaris tak bertulang, mendekam di kamarnya yang gelap, memeluk lututnya dan menangis sendirian saat membayangkan hidupnya tanpa Natalie.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhirnya pria tersebut memutuskan untuk meninggalkan Indonesia, meninggalkan segala tempat yang takkan pernah mampu dilupakannya karena semua tempat itu adalah ukiran nyata atas kenangannya bersama Natalie. Dia melepaskan pekerjaannya sebagia reporter dan memutuskan takkan pernah lagi memegang kamera, meninggalkan orangtuanya dan adiknya untuk sementara. Meninggalkan sahabat dan temannya demi menata hidup dan hatinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paris adalah pilihan pria itu untuk menata hidupnya. Kota yang menjadi tempat terakhirnya bersama Natalie yang masih memiliki harapan besar pada hidupnya, dan hal itulah yang dilakukan pria itu. Dia memulai hidupnya menjadi seorang seniman lukis di mana amat diterima secara terbuka di kota itu. Dia melukis sosok gadis yang selalu hidup di benaknya dan meletakkannya di tiap pameran lukis di galeri seni hingga suatu hari seorang gadis menemukan lukisannya.
*****
"Orang Indo kan ya, Mas?" melihat anggukan kepala Ali, gadis itu kembali menyambung kalimatnya. "Bienvenue à Paris! Selamat datang di Paris!"
Gadis itu menatap takjub pada sebuah lukisan seorang gadis cantik berambut panjang di sebuah galeri seni di pusat kota Paris. Wajah gadis di dalam lukisan sangat cantik bersama rambut hitam panjangnya yang berponi. Dia harus menemui sang gadis agar bersedia mengenakan rancangan gaun pengantinnya pada saat Ujian Akhir Semesternya. Dia membaca goresan tanda tangan sang pelukis dan bertekad untuk menemui sang pelukis.