WELCOME BACK

6.7K 568 31
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi tapi Kakashi dan Tsunade masihlah berjaga di kantor hokage menunggu sesuatu yang mungkin terjadi.
"Kakashi... Apa menurutmu dia berhasil? Sampai sekarang Naruto belum kembali ke desa. " terdengar nada harapan yang cukup tinggi pada kata-kata Tsunade. Kakashi hanya bisa diam sambil melihat keluar jendela kearah hutan terlarang yang hanya terlihat ujung daun pohon-pohonnya saja.
"kuharap begi-" BRAK! pintu tiba-tiba melayang kearah sebelah kanan Kakashi dan membentur dinding. Tsunade dan Kakashi langsung menoleh ke arah pintu masuk yang seharusnya masih terpasang itu dan berdirilah Naruto dengan menggemdong Sasuke di punggungnya. Tsunade langsung berlari kearah Naruto dan ingin mengambil Sasuke, tapi sebelum tangan putih Tsunade menyentuh Sasuke,  sebuah cakar telah menepisnya terlebih dahulu.
"itaii!" Tsunade melihat darahnya mengalir cukup deras dari luka cakar yang lumayan dalam di lengannya.
"anda tidak apa-apa Tsunade-sama? " Kakashi langsung menarik Tsunade menjauh dari Naruto. Takut Naruto kembali melukai Tsunade.
"sepertinya perkiraan kita salah Kakashi. " tak dapat dipungkiri bahwa Tsunade dan Kakashi merasa kecewa berat akan kesalahan yang mereka buat ini.
"jika kalian masih ingin hidup dan desa ini utuh....  Maka lakukan apapun agar Sasukeku kembali! " Tsunade dan Kakashi merinding mendengar nada bicara Naruto yang dingin dan berat. Aura disekitarpun menjadi berat dan sesak. Benar-benar mengerikan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"terima kasih sudah mengantarku keluar dari sini... " Sasuke berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan anak yang diyakininya sebagai  Naruto.
"kakak tinggal jalan lurus ke gerbang. Aku masih ada urusan yang harus kulakukan,  maaf aku tidak bisa mengantar kakak sampai ke tempat yang kakak inginkan." Sasuke langsung menggeleng dan tersenyum.
"tidak apa-apa. Aku sudah sangat berterima kasih padamu karena mau mengantarku. Dengarkan aku... Jika kau memang Naruto maka kumohon untuk jangan tenggelam pada kesedihanmu,  jangan membenci kedua orang tuamu dan jangan pernah memikirkan tentang balas dendam. Hiduplah kedepan Naruto... Jangan terpaku pada masa lalu,  kau akan tumbuh menjadi pria yang baik dan memiliki banyak teman. Kau tidak membutuhkan kekuatan untuk balas dendam. Kau hanya membutuhkan kekuatan untuk menjaga teman-temanmu dan sesuatu yang berharga. Jika kau tenggelam akan kelamnya balas dendam dan rasa amarah,  mungkin.... Kita tidak akan bisa bertemu... Dan aku ingin kita bertemu,  aku bersyukur bisa bertemu denganmu Naruto..." Sasuke memeluk erat anak kecil didepannya. Menyampaikan apa yang tidak bisa dia sampaikan pada Narutonya. Bukan tidak mau mengatakannya,  hanya saja Sasuke merasa malu jika harus mengatakan sesuatu seperti ini pada pria dewasa yang sekarang menjadi suaminya. Memikirkannya saja sudah membuat wajahnya memanas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"ini tidak mungkin Naruto... Aku bukanlah Tuhan, aku tidak mungkin menghidupkan orang yang sudah mati. " Tsunade mencoba menjelaskan dengan sehati-hati mungkin.
"ada cara itu. Lakukan." Naruto yang duduk di kursi Hokage menatap tajam ke Tsunade dan dengan nada dingin Naruto menyuruh Tsunade.
"maksudmu jurus terlarang itu? Siapa yang ingin dikorbankan?" Kakashi yang tahu maksud Naruto langsung ikut berbicara. Kakashi hanya takut jika Naruto menyuruhnya mencari tumbal untuk menghidupkan Sasuke.
"aku tidak peduli nyawa siapapun itu. Nyawa kalianpun tidak masalah asalkan Sasukeku kembali padaku. Bukankah kalian yang menawarkan ini padaku? Seperti perjanjian awal kita,  aku akan menjadi Hokage dan membuang jauh-jauh rencanaku untuk membunuh para tetua jika kalian bisa menjadikan Sasuke istriku. Aku sudah melakukan sesuai skenario kalian. Jadi sekarang kalianlah yang harus mengikuti skenarioku. Lakukan! " Tsunade dan Kakashi hanya bisa saling pandang dalam kekalutan dan ketakutan mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"dimana ini? " Sasuke kembali masuk ke dalam sebuah rumah yang besar dan tradisional. Sudah lama Sasuke berjalan melewati koridor panjang yang entahlah akan menuju kemana.
"siapa kau? " tiba-tiba sebuah bayangan hitam dan besar menghadang Sasuke.
Grrr...!! Hanya geraman yang menjawab pertanyaan dari Sasuke. Entah kenapa,  bukannya rasa takut yang dirasakan Sasuke,  dia malah mendekati bayangan itu. Saat semakin dekat,  dapat Sasuke lihat seekor rubah besar berwarna emas berekor 9 dan bermata hitam pekat.
Grrr...!! Rubah itu sedikit menjauh ketika Sasuke semakin dekat.
"tenanglah.... Aku tidak bermaksud mengganggumu." seakan paham akan perkataan Sasuke,  rubah itu berhenti menggeram dan duduk dengan tenang. Sedikit ragu Sasuke mengulurkan tangannya kedepan ingin mengelus kepala rubah didepannya.
"siapa kau manusia? Bagaimana bisa kau ada disini? " sasuke terkejut begitu mendengar suara yabg sedikit familiar di telinganya... Seperti suara Naruto hanua saja lebih berat dan dingin.
"namaku Sasuke. Aku tidak yahu bagaimana aku bisa ada di sini. Aku hanya ingin kembali ke suamiku. Bisakah kau menunjukkan jalan keluar dari sini? " Sasuke duduk bersimpuh didepan rubah emas itu.
"apa kau pasangan yang dipilih oleh Naruto? Aku bisa mencium aromanya pada dirimu. " rubah itu mengendus leher Sasuke.
"aku adalah istri dan omega dari Uzumaki Naruto. Tapi aku tidak yakin bahwa aku layak intuk menjadi matenya... " melihat kesedihan diwajah ayu Sasuke,  rubah itu menjilatnya ringan untuk sekedar menghibur omega didepannya.
"kenapa kau berfikiran seperti itu wahai pasangan Naruto? "
"aku telah gagal dalam ritual untuk menyelaraskan ckraku agar seimbang dan dapat menerima cakra Naruto."
"kau tidaklah benar wahai pasangan Naruto... Kau berada didepanku menandakan bahwa kau pantas untuk mendampingi Naruto. " mendengar itu Sasuke tidak dapat menyembunyikan ekspresi senangnya.
"benarkah? Apa itu artinya aku bisa mengandung anak Naruto?" gelengan dari rubah didepannya membuat kekecewaan hadir kembali di wajah ayunya.
"kau memabg pantas menjadi pasangan Naruto karena kau bisa masuk kedalam hatinya yang paling dalam....tapi ini bukan berarti kau bisa mengandung anak dari Naruto wahai pasangan Naruto. Karena ibu dari anak Naruto sudah ditentukan oleh para dewa. Anak yang akan merubah dunia ini tidaklah bisa lahir dari sembarang rahim, karena itu ada ritual yang dilakukan oleh Kyuubi untuk melihat apakah pasangan yang dipilih oleh Naruto adalah pasangan yang sudah ditakdirkan untuknya."
"apakah aku bukan pasangan yang ditakdirkan untuk Naruto? " rubah didepannya hanya diam menatap lurus kemata hitam mempesona milik Sasuke.

ONLY MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang