ANDREW SAMUEL CLINT : 1

36 5 8
                                    

It's your turn baby..

Masih dengan pengalam pahitku bersama seseorang berwajah malaikat dan berhati iblis. Andrew Clint.. Tampan, menawan, gentleman, bertubuh sehat dan punya mata coklat yang indah.

Sudah hampir semasa hidupku di high school, aku tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Dan kalian pasti tahu penyebabnya. Namun kini aku sudah mulai bisa mengontrol diriku untuk tidak terlalu mengambil jarak dengan beberapa pria yang mendekatiku. Dan disinilah keberuntungan Andrew. Ya.. Beruntung menjadi pria brengsek dalam hidupku.

Kami bertemu saat aku akan mendaftarkan diri kuliah di Oxford. Dia adalah seniorku. Jujur waktu itu aku terpesona olehnya. Dia begitu tampan dan terlihat sangat normal.

Dia mulai menghubungiku setelah itu. Mengajak ku untuk pergi keluar dan jalan-jalan ke pusat kota. Yang ku tahu waktu itu, dia hanyalah seorang pria yang tampan dan normal. Tak pernah sekalipun dia melirik gadis lain saat bersamaku.

Dan sampai akhirnya aku membiarkannya menciumku disana. Kurasa dia berbeda. Lembut dan mendominasi.

Dan disinilah kami berada. Kami menjalin hubungan kekasih. Dia pandai bernyanyi dan bermain gitar. Bahkan terkadang kami akan menghabiskan waktu bersama dengan bernyanyi di dalam kamarnya seharian.

Dia juga suka merokok dan minum. Dan aku tak bisa melarangnya. Bahkan dia mampu tak bicara padaku untuk beberapa menit karena aku menegurnya. Mungkin itu semua butuh proses dan aku tak menyalahkannya.

"Kau merokok lagi.." ucapku pelan dengan nada datar saat aku masuk ke dalam kamarnya. Aku mencium bau rokok disana. Aku tak menyukainya.

"Merasa lebih baik?." ucapku melanjutkan karena dia hanya diam ditempat tidurnya sambil memejamkan matanya. Tapi aku yakin dia tak tidur.

"Aku mengantuk sekali, sayang.." ucapnya masih memejamkan matanya.

"Baiklah.. Beristirahatlah. Aku akan pulang saja." ucapku lembut.

"Tidak..tidak. Mengapa kau kesini jika harus pulang sekarang." ucapnya sedikit mengangkat kepalanya agar bisa melihatku.

"Tak apa Drew.. Lebih baik kau istirahat."

"Kemarilah.. berbaringlah bersamaku. Aku akan lebih nyaman saat beristirahat." ucapnya seakan memohon. Akupun mengikuti perkataannya.

Aku meletakkan tasku di sofa dekat tempat tidurnya, kemudian aku menaiki tempat tidurnya dan berbaring disisinya. Dia memelukku dari belakang mencium punggung leherku. Dan itu terasa sangat nyaman. Aku bahkan sangat menyesali jika dia adalah seorang iblis di balik tampang malaikatnya itu.

"Aku suka aromamu.." ucapnya pelan berbisik saat dia mulai menghirup aroma leherku. Dan kupastikan dia tersenyum saat mengatakannya. Akupun tersenyum dan memejamkan mataku.

"Kau ingin aku tinggal?." tanyaku.

"Itu akan membuatku lebih baik." ucapnya memelukku lebih erat.

Seharian kami berpelukan dalam tidur kami. Kalian tahu, aku sangat nyaman dalam pelukannya waktu itu. Bahkan sampai sekarang tak ada seorang pria yang mampu menyaingi kelembutan pelukannya.

Aku terbangun jam 3 pagi. Dia masih memelukku dengan erat. Aku dapat merasakan nafasnya di tengkuk leherku. Aku yakin dia sangat lelah. Aku bergerak begitu pelan untuk melepaskan pelukkannya. Aku tak ingin dia terbangun dari tidur tampannya. Dia memang begitu tampan saat tidur.

Andrew adalah tipe pria yang tak mau ditolak. Dia terkadang memang kasar padaku. Tapi tak lama setelah itu dia pasti akan meminta maaf padaku. Dia juga kurang dalam hal mengontrol emosi, dia sering marah padaku dan bisa begitu lembut padaku setelah itu. Aku rasa dia belum bisa disebut dewasa. Dan aku rasa aku tahu penyebabnya.

Saat dia masih berumur 6 tahun, kedua orang tuanya bercerai. Dan keseharian Andrew sebelum kedua orang tuanya bercerai adalah mendengarkan kata-kata tak pantas dari mulut keduanya saat mereka bertengkar.

Sekarang atau saat dia menjalin hubungan denganku, dia sudah menetap di rumah neneknya seorang diri. Rumah itu cukup luas dan sangat terawat. Bahkan dekorasinya terbilang cukup modern. Di memang bilang jika dia yang mengubahnya.

Pernah waktu itu Andrew marah padaku dan kami bertengkar. Sampai satu minggu dia tak menghubungiku dan sangat dingin padaku saat kami bertemu. Aku tak tahu siapa yang salah disini. Mungkin saja aku atau dia.

Waktu itu aku akan mengerjakan tugas bersama salah satu temanku bernama Clay. Dia seorang pria yang pandai di kelas. Karena ini merupakan tugas kelompok maka kami akan mengerjakannya bersama-sama, dan Clay datang memberi tumpangan padaku untuk pergi ke rumah temanku Jez. Dan saat itu aku lupa untuk membawa ponselku dan saat aku kembali dengan diantar oleh Clay, tanpa kusadari Andrew sedang menungguku di dalam mobilnya yang terparkir di depan rumahku.

Dia menghampiriku saat aku dan Clay tiba. Belum sempat aku mengucapkan terima kasih padanya, Drew sudah lebih dulu menarikku dari dalam mobil Clay. Dia mencengkeramku begitu kuat bahkan itu sangat sakit. Dan dia langsung mengumpat selagi dia bisa melakukannya.

"Oh shit.. F*ck you.. What the f*ck babe.. Bitch what the hell you doing.. You're f*cking crazy.." umpatnya padaku.

"Drew ini tak seperti yang kau pikirkan.." ucapku mencoba menjelaskan sebenarnya yang terjadi.

"What the f*ck..." tukas Drew terhenti.

"Hey man.. Slow down. Kau tak perlu menyakitinya. Ini tak seperti yang ad dipikiranmu. Biarkan kami menjelaskan." tukas Clay cepat saat keluar dari mobilnya.

"Oh f*ck..." Drew hanya tersenyum miring dan langsung menghampiri Clay kemudian saat itu aku sudah melihat Clay jatuh tersungkur di tanah.

Aku langsung berlari untuk melerai mereka. Aku memeluk Drew dan menjauhkannya dari Clay.

"Babe stop.. Leave him.. " tukasku benar-benar panik.

Dan dia langsung melepaskan pelukanku. "Don't touch me bitch.." ucapnya kasar sambil mendorongku menjauh darinya. Aku sangat terkejut dan dia langsung meninggalkan ku dan Clay.

Dan mulai saat itu juga aku sering menangis dan dia jarang menghubungiku. Terkadang dia mengirimiku beberapa pesan yang berisi kekesalannya padaku. Aku tahu dia marah karena aku tak menjawab pesannya waktu itu karena aku benar-benar lupa untuk mengabarinya dan sialnya handphoneku tertinggal. Dia menungguku berjam-jam di depan rumah dan saat dia menemuiku, aku bersama seorang pria. Tentu saja dia marah. Namun dia juga tak bisa menyalahkan semuanya padaku. Aku punya alasan untuk semua kesalahpahaman itu.

Dan jadilah selama satu minggu dia tak menghubungiku. Aku tahu dia sering ke club waktu itu dan pulang bersama seorang wanita beberapa waktu. Aku benar-benar hacur waktu itu. Apa dia harus melakukan semua itu?. Dia tidur dengan wanita lain saat aku masih menjadi kekasihnya?. My Lord...

Disitu aku mulai membencinya. Dan aku menemuinya untuk menjelaskan semuanya. Dan dia begitu menyesal saat mendengarnya. Namun aku terlalu benci untuk memaafkannya. Setiap hari dia menelponku namun aku tak pernah menjawabnya.

Dia begitu kacau waktu itu. Setiap hari dia merokok dan menghabiskan berbotol-botol minuman keras. Aku tahu dia menyesal. Tapi hatiku begitu hancur bahkan hanya dengan membayangkan dia bersama wanita lain. Namun aku sangat mencintainya dan aku merindukan pelukannya yang hangat itu.

Bisakah aku mencintainya saja tanpa merasa benci dengan semua tingkah brengseknya. My boy.. Save me.

.
.
.
.
.
.
To be continue..

Vomment. Love that devil heart..

A.rhy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang