BAB 1

194 29 5
                                    

Brugg Bragg..

Suara pukulan menggema digang sempit yang sepi ini dan mungkin hanya 40% harapan bakal ada orang yang lewat gang ini karena waktu sudah semakin larut dan orang-orang yang tinggal digang ini mungkin sudah terlelap dirumahnya masing-masing.

"Aw, aw " Suara ringisan itu berasal dari Ji Hoon. Ji Hoon menahan sakit dari tendangan dan pukulun Tae-Kwang. Ini yang dinamakan masalah besar bagi Park Ji Hoon.

"Gue udah ngasih kesempatan supaya tepat waktu tapi lu malah kelamaan dan gua muak." dengan kencang,
Tae-Kwang menendang perut Ji Hoon

Ji Hoon meringis kesakitan. Wajahnya sudah sangat babak belur, luka dimana-mana

Tae Kwang dan kedua temannya itu sudah siap untuk memukul lagi tapi tiba-tiba terdengar suara mobil polisi

"Sial!' Tae Kwang mengumpat, mereka kaget dan langsung berlari meninggalkan Ji Hoon yang sudah pasrah jika akan dibawa oleh polisi tapi kan dia tidak melakukan apa-apa. Dia korban.

Tiba-tiba seorang gadis berlari mendekati Park Ji-hoon. Ji hoon kaget bahwa yang mendekatinya itu bukanlah polisi tapi hanya seorang gadis yang sekarang masih mengatur nafasnya

"Hei! Kamu gapapa, Are you okay?" Ji Hoon mendongkak melihat gadis itu

"Gapapa gimana, liat nih muka gue!" jawab Ji Hoon dengan keras, ia memperlihatkan wajahnya tepat dihadapan gadis itu
Gadis itu kaget melihat wajah Ji Hoon yang tepat ada di hadapannya

"Gila ya lu, untung gue tolongin, Wah wah! Bener-bener acak-acakan, urakan lo!" Tunjuk gadis itu pada Ji Hoon.

Gadis itu tiba-tiba menarik dagu Ji Hoon supaya ia bisa melihat dengan jelas wajahnya

"Bentar-bentar, bukannya lu yang nabrak gue tadi yaa?" Ji Hoon menangkis tangan gadis itu sambil meringis

"dan semua ini gara-gara lu" Ucap ji hoon sambil menunjuk wajah babak belurnya.

"What! Mwo! Gara-gara gue?!" Tunjuk gadis itu pada dirinya sendiri sambil menatap kesal Ji Hoon.

Ji hoon mendongkak melihat gadis itu yang sedang menatapnya dengan kesal. Ia terlalu sakit untuk berbicara banyak pada gadis yang menurutnya cerewet. Sudut bibirnya terluka, jadi jika ia banyak bicara pasti akan semakin sakit.

"Eh, wah!"
Gadis itu seperti sedang berpikir, seharusnya kan ia obatin dulu orang yang luka dihadapannya itu, eh malah mikir T.T

"Jangan-jangan lo dibully ya, jadi babu?!" terka gadis itu

Ji Hoon masih meringis dan kesal pada gadis itu karena mendengar gadis itu terus mengoceh.

Dan semua perkataan gadis itu benar.

"Udah lu ngoceh nya hah!" Sardik Ji Hoon sambil memegang perutnya yang semakin sakit jika ia banyak bergerak,

"Dan lu gaada niatan obatin gue gitu?" Ji Hoon kesal gadis itu yang terus saja melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, tapi bisa saja diartikan dengan tatapan kasihan.

Gadis itu melunak "Sebenernya gue niatnya Cuma mau nolongi supaya gak digebukin lagi dan gue kan ga kenal lu buat apa ngobatin lu, masih untung gue selametin"

" Yaudah kita kenalan. Gue Park Ji Hoon"
"Gue Song so hyun, panggil saja Sohyun"

Setelah diobati oleh gadis yang bernama Song So Hyun itu,
Park Ji Hoon sekarang berada diatap gedung, ia mungkin berencana akan bunuh diri.
Terlihat sebelah kakinya sudah siap melangkah tetapi alunan lagu Red Velvet, girl band favoritnya berbunyi yang menandakan ada panggilan masuk.

Jihoon meringis, ekspresinya sedih karna yang menelponnya itu adalah sang ibu.

" Ya ibu, "

"...... "

"Aku sedang mencari udara segar saja "

"Ibu, jangan sakit meskipun tidak ada JiHoon yaa, "

"Makanlah yang banyak, "

"Dan terimakasih telah membesarkanku ibuu, aku menyanyangi mu "

"........ "

Lee Ji Hoon menarik nafas, Ia menarik hidungnya supaya tidak menangis. Mungkin ibunya akan sangat kecewa jika tahu bahwa dia melakukan ini.

"Ibu bilang apa? Transfer!? "

"....."

" Transfer? Aku bakal ditransfer? " Teriak Ji Hoon dengan ekspresi bahagianya itu.

Ia tidak menyangka bahwa ia akan ditransfer ke sekolah lain.
Baru saja Ji Hoon akan turun tiba ada yang menariknya dan membuatnya Jatuh.

" Heiiiiii, Aaaa" teriak ji hoon

" Wahh, kau gila. Aku hampir saja mati karenamu " Ia berdiri dan menatap bawah gedung.

"Duh lu lagi lu lagi, lu gak bosen apa ditolongin sama gue hah!" Teriak gadis itu tepat dihadapan Ji Hoon.
Gadis itu, So Hyun. Ia berjalan melawti Ji Hoon dan melihat bawah gedung itu.

" Yaa, Lu gak bakal mati walaupun terjun juga.. " So Hyun menoleh kebelakang untuk melihat Ji Hoon tapi pria itu sudah tidak ada. Hilang Hanya suara angin yang menemani so hyun di atap ini.

"Dasar cowok aneh ".

Sedangkan park Ji Hoon sedang melakukan aktivitas nya satiap hari. Yaitu Lari. Berlari

"Waaaa, gue ditransfer... " teriak Ji Hoon bagaikan orang yang baru dapet lotre, Ji Hoon kesenengan. Dia bagaikan diudara mungkin. sekarang.

------
Tulisan masih amburadul(?)
Maklum masih pemula😂
Jangan lupa untuk vote&comment..

RUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang