"Kayaknya hari ini aku gak bisa pulang bareng kamu deh, temen-temen aku ngajak main abis ini. Maaf ya", aku sedang duduk disampingku ada Aldo, sambil terus memohon dan meminta maaf pada nya.
"Yaudah gapapa. Mau aku anterin?", tanya nya.
"Gak perlu do, lea sama kita kok. Pinjem sebentar ya." Alen menarikku sambil pamit sama Aldo.
Tapiii..
Adawww..
Karena tarikan Alena yang cukup kencang aku tersungkur dilantai.
"Awas ja- -",
"Tohh.. , yah jatoh kan." Aldo menatap kami dengan pandangan nanar.
"Hati-hati dong." Aldo menghampiri kami dan membantuku berdiri.
"Gapapa kan?", tanya Aldo. Aku hanya menganggukan kepala. Tak lama ia berlutut dihadapanku, aku sempat terkejut dan melarangnya. Tapi seketika ia mengusap pelan lututku, perasaan hangat menjalar kehatiku.
"Hehehe maaf ya Le, sengaja gak sengaja sih", ucap Alen dengan nada candaannya. Ingin sekali mencakar mukanya saking gemasnya.
"Yaudah sana, hati-hati ya", ucapnya lalu ia mengusap kepalaku pelan. Aku dan Alen berlalu dari hadapannya, menghampiri teman-teman yang lain di depan lobby sekolah yang sepertinya masih menunggu aku dan Alen.
Setelah sampai dilobby...
"Maaf ya lamaa hehehe," ucapku setelah sampai di hadapan mereka.
"Gak lama kok le. Gak lama ye kan", ucap Vira
"Iyaa.. gak lama kok, yaaa.. sampe pantat gw panas karena terlalu SEBENTAR", ucap Manda dengan senyum paksanya. Dan diangguki oleh yang lain.
"Hehehe", aku hanya bisa terkekeh sembari menggaruk tekuk ku yang tak gatal.
"Yaudah, hari ini siapa aja yang bawa mobil?", tanya Alfinsa. Manda, Alen dan Fahira menunjuk tangan.
"Yaudah berarti, Manda sama Calya sama Faiza juga. Fahira sama Finsa trus Alen sama gw sama Vira juga, setuju ga?", saranku. Mereka akhirnya setuju. Dan kami sama-sama masuk kedalam mobil.
#Diperjalanan.
Radio mobil Alen bervolume agak kencang, kami yang didalamnya asik berjoget ria. Tak heran jika Alen sekarang suka sekali menyemil, karena didalam mobilnya ada banyak sekali makanan cemilan berserta minuman soda atau sekedar merk botol kemasan yang lainnya. Sekarang saja mulut kami asik menyemil, yang ada saat sampai dicafe kami akan terasa kenyang karena sudah menyemil dimobil Alen. Tapi tiba-tiba kami terkejut.
"Astagfirullah", tubuh kami seakan-akan terdorong kedepan karena Alen menginjak rem secara mendadak.
"Gila ya, gw blom mau mati muda ya len", protes Vira.
"Tau nih. Eh jalan hidup gw masih panjang loh len, lo jangan bikin gw mati muda", sambungku.
"Duh maaf deh. Gw gatau kalo bakal tiba-tiba lampu merah, padahal udah ngebut loh", ucapnya tanpa rasa berdosa. Aku spontan memukul pundaknya, ini yang menjadi kebiasaan Alen kalo lagi nyetir mobil. Pasti kita akan dibawa kebut-kebut an dan yang didalam mobil hanya bisa pasrah sembari berdoa ketika Alen mau mulai ngebut mencap gas tanpa ampun. Sebenernya ada rasa penyesalan juga sih bisa disetir in Alen, batinku.Setelah membuat Aku dan Vira jantungan, Alen mulai memperlambat laju mobilnya. Tapi ya tetap saja, mobil ini masih agak kencang menurutku.
Kini kami terbawa dalam suasana curhatannya Alen. Tak ada hentinya jika membahas masalalunya, Alen selalu membanggakan si pemilik rasa yang sudah lama hilang. Setiap ia bercerita pasti hal-hal kecil yang dia lakukan bersamanya akan diceritakan, miris, geli dan sedih jadi satu. Ini bukan kali pertama atau kedua tapi ini sudah berkali-kali bercerita soal masalalunya, pasti selalu ada hal yang menyangkut si pemilik rasa itu. Rasa penasaran selalu menyeruak dihati kami, karena tak semua dari kami tau wajah si pemilik rasa itu. Akan ada kehebohan disetiap kata yang keluar dari mulut Alen jika ada suatu hal yang membuat Alen bahagia. Tak diperbolehkan untuk berpacaran tak membuat Alen putus perjuangan, Alen dengannya pasti ada sedikit waktu untuk berjalan berdua atau apapun itu yang penting berdua, itu kata cerita Alen.
![](https://img.wattpad.com/cover/118825660-288-k134720.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twists and Turns of Friendship
Teen FictionCarilah orang yang membuat kamu jadi diri kamu sendiri. Seperti mereka para sahabatku. Ketika semua masalah seakan-akan menamparku. Mereka lah yang rela mendengarkan semua masalah itu, saat aku rapuh akan keadaan. Tangan-tangan merekalah yang membua...