"Setdah, yauda nebeng sama gw aja. Muter-muter gw nih jadinya sama Aldo, dari ujung ke ujung", aku menghela nafas kasar. Untung temen gw. Batinku
"Tapi gw takut, kan macet pasti sampe malem deh. Kalo gw diapa-apain gimana?", tanya Alen dengan bertubi-tubi. Kami sama-sama menghela nafas kasar menghadapi sikap manja Alen.
....
Aku menepuk keningku. Inilah si Alen, bawel dan manja kadang egois pun menambah masalah. Gemas dengan sifatnya.
"Kan nanti bisa gantian sama Calya nyetirnya, ini belum terlalu malem Alenaaakuu sayanggg. Gak ada yang mau nyulik lu, yang ada ngerepotin penculiknya haha," ucapku dengan sedikit ledekan, Alen memanyunkan bibirnya tidak terima.
"Udah pulang pulang, nanti tambah malem." Ucapku. Mereka bubar, masuk kedalam mobil masing-masing dan pulang kerumah masing-masing.
Skipp..
Sampailah didepan rumah Finsa, aku dan Aldo memang mengantarkan Finsa lebih dulu baru bergantian dengan Vira. Finsa pamit, sempat menawarkan untuk mampir tapi kami menolaknya halus karena takut macet dijalan, kasian sama Aldo dan Vira nanti.
Diperjalanan menuju rumah Vira, ia menceritakan hal hal yang berkaitan si dia yang pernah menaruh rasa dengannya. Hal yang tak kalah sama dengan Alen, Vira merogoh ponselnya dengan mengetik sesuatu untuk seseorang tapi tak tau siapa, setelah itu iya berkata.
"Kayaknya gw nginep dirumah lo aja deh Le," ucap Vira. Aku mengerutkan dahiku bingung.
"Mama sama Papa gw kebetulan lagi ada tugas diluar kota, jadi daripada gw gabut dirumah mending dirumah lo hehe," ucap Vira lagi, aku terkekeh pelan.
"Yaudah langsung kerumah aku aja do," ucapku pada Aldo, Aldo menganggukan kepalanya.
Skip..
"Kamu gak mau masuk dulu? Istirahat sebentar didalem, biar gak ngantuk kayak gitu," aku terus mengajaknya untuk masuk, karena sepertinya Aldo kurang tidur dengan kantung mata seperti panda dan matanya yang mulai mengantuk. Tapi tetap saja Aldo menolak dengan segala alasannya.
"Aku gak bakal turun kalo kamu gak turun, sebentar aja sayang.. kamu tidurnya kan bisa dikamar tamu atau dikamarnya Rey," akhirnya Aldo pasrah, ia mengikuti saranku. Vira yang sudah terlebih dulu masuk kerumahku, bisaku tebak mungkin dia sudah berbaring dikasur atau sekedar duduk dipinggir kolam dengan menyelupkan kedua kakinya saja. Itulah yang dilakukan Vira ketika sampai dirumahku, memang mereka sudah terbiasa masuk dan menganggap rumahku seperti rumah mereka sendiri.
Aku turun dari mobil Aldo, dengan Aldo yang masih memasang wajah lemasnya sembari mengucek-ngucek kedua matanya. Tapi dia masih menampilkan senyumnya yang membuatku selalu terbayang wajahnya.
#Dirumahku
"Kamu makan dulu ya baru istirahat, makan malem paling bentar lagi. Kamu nonton tv dulu aja ya," aku dan Aldo duduk di sofa ruang keluarga. Aldo menyenderkan kepalanya di bahuku sesekali terlihat ia memejamkan mata, tanganku terulur mengelus kepalanya memberi ketenangan.
Saking keasikan menonton tv, aku mendengar dengkuran halus. Sepertinya Aldo sudah tertidur, akupun membaringkannya di sofa terlebih dulu. Dan memilih membersihkan badan karena kelelahan.
Aku berjalan kearah kamarku. Untuk mandi dan berganti baju, setelah 25 menit dikamar mandi aku keluar dari kamar mandi lalu memilih-milih baju. Baju tidur dengan lengan pendek dan celana panjang bergambar kartun spongeboob yang ku pilih karena sepertinya malam ini tidak ingin keluar rumah. Aku pun turun kelantai satu untuk memastikan Aldo.
Ternyata ia masih bergelut dialam mimpinya. Aku baru sadar, Vira kemana ya?.
"Dek," aku menoleh. Ka Alia memanggilku dari arah ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twists and Turns of Friendship
Teen FictionCarilah orang yang membuat kamu jadi diri kamu sendiri. Seperti mereka para sahabatku. Ketika semua masalah seakan-akan menamparku. Mereka lah yang rela mendengarkan semua masalah itu, saat aku rapuh akan keadaan. Tangan-tangan merekalah yang membua...