What Happen of My Heart

149 22 3
                                    

Setiap detik berganti menit, setiap menit berganti jam, setiap jam berganti sehari, dan hari hari berganti minggu. Sama seperti hubungan Sulli dan Chanyeol. Atau bisa dibilang hubungan palsu mereka.

Sejak kencannya di sungai Han. Entah apa yang terjadi pada dirinya. Ia merasa begitu nyaman setiap kali ia berada disisi Chanyeol. Seakan semua berubah menjadi hangat dan bahagia di dalam hatinya. Dan juga ia ingin selalu menjaga Chanyeol dan membuatnya lebih baik.

Ia ingin mengobati setiap rasa sakit yang di alami Chanyeol. Hatinya selalu berdegup tak beraturan saat manik matanya menatap mata tajam nan dalam milik Chanyeol.

"Ada apa denganku? Kenapa diriku merasa gelisah setiap kali aku berada di sampingnya?!", kata Sulli merenung.

"Hah..babo! Sulli babo! Apa yang kau pikirkan? Jangan berpikir yang aneh aneh.", ucapnya sadar menepuk pipinya.

"Apa mungkin.... Hhh..tidak..ti..dak mungkin.. Apa aku menyukainya."

"Ani..aniya..maldo andwae...Ini pasti salah. Bahkan hubungan kami hanya sebatas perjanjian belaka." , ucapnya frustasi

"Sudah jangan pikirkan itu lagi Sulli. Fokus pada apapun yang akan terjadi kedepannya."

Tak berselang lama..bunyi dari ponselnya--Ponsel pemberian Chanyeol untuknya--menghentikan aktivitas--merenungnya--ia segera mengangkat ponselnya setelah tahu nama yang tertera di layar ponselnya.

Chanyeol! Pria aneh yang baru saja mengganggu pikirannya sekarang tepat sekali menelpon disaat yang tepat.

"Yeobseyo..", katanya memulai, menyapa orang yang meneleponnya saat ini.

"Sulli. Datanglah ke apartemenku sekarang. Ada hal yang ingin ku beritahukan padamu.", jawab Chanyeol

"Mwo? Ji..jigeum?!"

"Eo...jigeum!!. Ppali..Nae gidaryeo."

"Geunde.."

Tut..Tut..tut

Sebelum bisa menyelesaikan perkataannya, Chanyeol memutuskan sambungan sepihaknya.

Membuat Sulli mengumpat kasar pada Chanyeol. 'Dasar Yoda sialan!!'
.
.
.
.
.
Sudah setengah jam! Chanyeol hanya berjalan kesana kemari. Perutnya sudah berbunyi mengajaknya untuk segera bergelut dengan makanan. Tapi! Seseorang yang ditunggunya belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Aissh... Kenapa yeoja itu lama sekali?!! Bisa bisa aku mati berdiri. Perutku lapar sekali...", gerutunya sambil mengusak kasar rambutnya yang akhir akhir ini berubah menjadi merah terang.

Rasa gelisah dan lapar mencampur jadi satu dalam dirinya. Karena lelah berdiri dan berjalan seperti induk bebek, ia memilih menempatkan pantatnya ke sofa empuk di ruang tamu kecilnya.

Menghilangkan rasa jenuh dan lapar yang semakin menjadi, ia meringkuk sambil memainkan benda persegi canggihnya.

Ting tong ting tong

Ia mendengar seseorang memencet bel apartemennya. Dengan langkah malas ia menghampiri dan melihat pada layar intercom. Disana gadis yang sedari tadi ia tunggu akhirnya datang juga. Ia bersumpah akan mengutuk gadis itu karena membuatnya mati kelaparan. Ia pun membuka pintu apartemennya. Dengan sekali gerakan ia langsung memarahi gadis di depannya tanpa mempersilahkan gadis itu masuk dulu sekadar menghangatkan tubuhnya.

"Babo...kenapa kau lama sekali?. Kau tahu aku hampir mati kelaparan karena harus menunggu tukang masakku datang." Marahnya

Sulli terkejut! Bagaimana tidak ia baru saja datang, tapi pria aneh ini langsung memarahinya seperti orang gila.

"Hei aneh!! Bisa tidak kau berhenti semenit saja untuk bicara. Aku lelah, udara di luar sangat dingin. Biarkan aku masuk dulu untuk menghangatkan tubuh ku ini." Sulli langsung melewati Chanyeol masuk ke dalam apartemennya.

"Hah hangatnya!" Sulli merebahkan diri di sofa lembut milik Chanyeol.

"Kau! Kenapa kau duduk disitu?" Tanya sang pemilik rumah dengan nada sarkatis

"Kau tidak lihat aku sedang istirahat." Balas Sulli tak kalah sarkatis

"Tidak. Lebih baik kau cepat bangun dan buatkan aku sesuatu. Aku hampir mati kelaparan karena menunggumu tadi." Perintahnya. Sulli hanya bisa mendengus. Dengan langkah malas ia bangkit menuju ke dapur minimalis dengan bentuk seperti bar kecil dalam rumah.

Ia mengobrak abrik semua isi lemari kecil diatas. Tapi dia hanya menemukan mie instan dan beberapa telur.

"Kau hanya punya ini? Kau tak pernah makan daging atau yang lainnya?" Teriaknya dari arah dapur.

"Tidak! Aku hanya punya itu. Lagipula aku bukan wanita yang tahu caranya memasak." Jawabnya datar.

"Kau ini. Bagaimana bisa kau hanya bertahan hidup dengan semua makanan tak sehat ini?" Tanyanya

"Buktinya ada di depanmu sekarang. Aku baik baik saja."

"Tidak ini tidak bisa berlanjut. Tunggu disini aku akan membelikan beberapa bahan makanan lainnya."
.
.
.
.
.
.
.
"Apa yang akan kau buat dengan setumpuk bahan makanan itu?" Tanya Chanyeol penasaran.

"Sesuatu yang menghangatkan mungkin. Seperti sup ikan pedas dan beberapa makanan lain." Jawab Sulli.

Tangannya sudah siap dengan semuanya. Dengan lihai, Sulli mulai memotong ikan dan menyiapkan segala yang dibutuhkan. Tak sampai satu jam semua masakannya telah tersaji di meja.

Chanyeol menekan ludah. Sudah lama ia tak memakan masakan rumahan. Karena itu akan membuatnya mengingat ibunya. Ibunya yang sangat ia sayangi. Melihat Sulli memasak tadi membuatnya mengingat dimana saat saat dulu ibunya setiap pagi memasakannya sarapan dan bekal untuknya. Dia melihat sisi ibunya dalam diri Sulli. Ia tak pernah merasa sebahagia ini.

Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Hei! Dia masih muda tak mungkin ia terkena penyakit jantung kan.

"Makanan sudah siap!" Teriakan Sulli membuyarkan segala lamunannya. Dengan langkah tegas dan muka datar ia menghampiri meja dan ikut bergabung dengan Sulli disana. Ia duduk berhadapan sementara Sulli sibuk menyedok sup ke mangkuk kecil lalu menyerahkannya pada Chanyeol.

"Makanlah" perintah Sulli

Perlahan Chanyeol mulai menyedok sup buatan Sulli masuk ke dalam mulutnya.

"Bagaimana?"

"Tidak buruk." Jawabnya singkat

"Ku harap kau suka. Sebenarnya aku tidak terlalu pandai memasak. Dan sup ini adalah resep peninggalan halmeoni. Dan eomma mengajariku caranya." Curhat Sulli. Ini bahkan hampir sama dengan sup buatan ibu ku. Batin Chanyeol

"Habiskan setelah ini aku mau pulang. Adikku menungguku dia sendirian di rumah."

"Apa kau boleh ikut?" Pinta Chanyeol

"Hah!"

!!TBC!!

Yeay akhirnya Monster up. Udah lama banget rasanya ngga up Monster. Maaf sebelumnya ini nanggung banget. Pasti pada ngira kalau ini hiatus ya. Maafken chingumu yang satu ini ya gaess. Harap aja semoga kalian terhibur dengan up nya Monster. Tenang ini masih berkelanjutan kok ceritanya. Tunggu in aja ya.

Ingatin lagi....SILENT READER DILARANG MASUK!! Harap kasih Vomment kalian yak gaess. Makacih

MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang