19

374 47 44
                                    

Gue seneng Harry bisa jadi diri dia sendiri. Sekarang dia tour dan nyanyi selalu bawa rainbow flag :) ah seneng.

Dan yang paling sakit, dia nyanyi lagu Just A Little Bit Of Your Heart. Ya, kalo kamu Larry shipper, pasti nyesek dan ngerti maksud dari lagu itu.

Love is love and love is all you need.

Im rae, and i love Larry.

Aku mendapati Zayn yang terlihat seperti terkejut saat mendengar namanya kupanggil.

Aku sengaja menghampiri Zayn, ingin bertanya tentang Kenny, karena kurasa Zayn tahu betul bagaimana Kenny.

“Kim, apa yang lakukan di sini? Siapa yang menunggu Harry?” tanya Zayn yang masih dengan ekspresi terkejut.

“Dimana Kenny?” pertanyaan itu kulontarkan dengan jelas, sehingga membuat Zayn tambah terlihat salah tingkah. Ini membingungkan, “Kau baik-baik saja?”

Zayn mengangguk, “Lebih baik kita kembali ke ruang rawat Harry. Bukankah kau harus menunggunya?” aku mengeryitkan dahiku dan melirik ke arah sekitar mencari keberadaan Kenny, “Kenny sudah pulang. Dia ada urusan mendadak.”

“Bukan karena kau yang mengusir Kenny, 'kan?” Zayn menggeleng dan mengiringku untuk kembali ke ruang rawat Harry.

Harry masih saja belum sadar. Dia benar-benar koma. Aku bahkan lelah berusaha mengajaknya berbicara meskipun aku terlihat seperti orang gila yang berbicara sendirian.

“Aku akan kembali ke apartemen. Masih banyak tugas kuliah yang harus aku selesaikan, karena ini adalah semester terakhirku!” ucap Gigi sedikit terlihat bahagia.

Aku tersenyum dan beranjak dari kursi yang sejak tadi kududuki untuk menunggu Harry sadarkan diri, “Kerjakan dulu saja tugasmu. Aku tidak masalah jika harus kau tinggal.”

“Kami akan kembali mungkin esok hari. Nanti malam akan ada Gemma, Robin dan bahkan sahabat-sahabat Harry seperti Niall, Louis dan Liam yang akan kemari untuk menjenguk Harry.” aku hanya mengangguk pada Zayn seraya memikirkan apa saja yang akan kulakukan nanti.

“Kami pamit.” aku kembali mengangguk dan melambaikan tangan ke arah mereka berdua dan menatap mereka meninggalkan ruangan yang menyisahkan diriku sendiri bersama orang yang kusayang, yaitu Harry.

Rasanya masih sama jika selalu bersamanya di satu ruangan, meskipun keadaan Harry saat ini sangatlah jauh dari kata sempurna.

“Lalu, kapan kau akan bangun, Har? Kami menunggumu di sini.” ucapku mengelus rambutnya yang ikal sedikit terbalutkan dengan perban yang melingkar di kepalanya.

Kami. Ya, aku dan anakmu.

Merasa bosan, aku kembali duduk dan melihat buku kecil dan juga pulpen di atas nakas. Kuraih benda itu dan terdiam sejenak memikirkan apa yang akan kutulis.

Kupandang wajah Harry yang sangat pucat, bahkan terlihat tidak ada tanda-tanda kehidupan. Rasanya sakit melihat orang yang kau cintai ini sedang kritis dan terluka.

Bahkan melebihi rasa sakit seorang perempuan yang hamil karena orang yang baru ia kenal. Bahkan orang itu sudah mempunyai seorang istri. Bodoh.

I don't ever ask you, where you've been.
And I don't feel the need to know who you're with.

I can't even think straight, but I can tell that you were just with her and I'll still be a fool. I'm a fool for you.

Just a little bit of your heart, just a little bit of your heart. Just a little bit of your heart is all I want.

Dark Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang