Tak perlu menungu lama Oca dan Bobby sudah berada di ruang musik, bukan untuk berdua-duaan tentunya. Karena Oca tahu tanpa harus ada setan sebagai pihak ketiga, sedari tadi dia sudah bersama moyang nya setan. Siapa lagi kalau bukan Bobby.
Jadi ketika kedua anak ini tiba di depan pintu ruang musik, mereka sudah disambut dengan tolehan kepala serta lirikan mata yang menghadap secara serentak.
Full team ehh....
"Nah ini dia, gadis tengil kita yang sok sibuk." Dirga yang pertamakali bersuara.
"Astagfirullah Bob.... Barusan gue denger suara aneh yang tiba – tiba bikin merinding, jangan jangan yang nunggu ini ruangan gak ikhlas kita masuk."
Sebuah botol air mineral melayang seketika.
"Dasar nenek lampir, elo kira gue setan. Gue yang barusan ngomong elah"
Senyum tanpa dosa ahhh
"Eh Dirga, gue nggak liat elo sih tadi. Gue pikir penunggu ruangan yang ngomong, kan merinding gue." Oca melangkah lebih dalam menuju kursi kosong di sebelah Rani.
"Si tengil masih aja bisa jawab"
Kali ini Bobby yang angkat bicara. Dari mereka ber empat, memang Bobby yang lebih sering menjadi penengah ketika Dirga dan Oca beradu mulut, meski sesekali Bobby juga ikut menimpali. Meskipun mulut Bobby sebelas dua belas dengan Dirga, sebenarnya Bobby punya aura bijak dan pemimpin. Itu sebabnya Bobby lebih cocok dikatakan sebagai ketua dari mereka berempat.
Berbeda dengan Rani, si cantik yang kalem. Mungkin sudah sepaket dari lahir seorang Rani Mahesa jarang sekali terlibat adu mulut antara Dirga dan Oca. Namun Rani adalah pribadi yang bisa merangkul hati teman – temannya ketika Bobby sudah diujung batas kesabaran menghadapi Dirga dan Oca.
Selanjutnya Dirga. Cowok ganteng yang nyaris sempurna. Sempurna yang benar benar bisa dikatakan sempurna. Wajah ganteng yang masih ada garis keturunan Tionghoa, putih, tinggi, smart, multi talent, dan jangan lupa badboy. Paket lengkap.
Meski badboy, sebenarnya Dirga adalah cowok yang cukup baik, meski mulutnya kadang lebih tebal dari pada seorang cewek. Terlebih ketika menghadapi Oca🍁
"Ca, jadi gimana? Ini kurang 20 hari sebelum acara, biar gimanapun kita harus prepare dari sekarang kalo emang mau maju. Keputusannya sekarang ada di elo, gue sama yang lain udah sepakat mau ngambil tawaran ini. Tapi kalo elo nggak mau, kita bakal nolak tawaran ini."
Duh elah, kenapa kata kata si sempak firaun bikin gue pengen mewek ya. Eh enggak ding, maksudnya bikin gue ngerasa bersalah nih. Padahal gue mau nolak aja.
"Kalo elo gak bisa, paling gak kasih tau kita alesan paling masuk akal kenapa elo nolak. Biasanya kalo ada acara begini elo paling semangat" Dirga mulai ikut angkat suara sembari menatap Oca dengan serius.
"Kalo gue gak ikutan, kalian kan masih bisa maju. Make anak lain aja buat gantiin posisi gue."
"Sebenarnya kita bisa aja gantiin kamu sama anak lain Ca, cuman kita udah sepakat andai kamu nggak bisa ikut mending kita juga enggak maju. Soalnya kita udah sering main bareng, gimana - gimana lebih nyaman kalo main sama orang yang udah sering sepanggung." Kali ini Rani yang menjawab dengan kalem.
Gawat!!!! Serius mode on nih..... Masak gue harus jujur, padahal alesan gue cuma karena aset satu satunya yang udah kejual kemaren. Duh mau nolak aja, tapi liat mukanya si Rani yang udah kayak tisu basah, lembek gak bersemangat bikin hati gue tersentuh. Merasa bersalah banget gue, padahal emang gue yang biasanya semangat banget tiap ada tawaran main. Alasannya simple, dapet makan geretong alias gratis.
Ya Allah Mama, tolongin anakmu ma. Semoga gak nyesel deh kedepannya.Untuk beberapa saat Oca melihat kesemua teman-teman nya. Sembari menghela nafas secara perlahan
"Ya udah. Gue ikut sama kalian, kita terima aja tawaran main buat tanggal 30. Tapi gue nggak bisa ikut latihan buat seminggu ini. Kalian latian sendiri dulu, ntar gue nyusul belakangan"
Liat mereka senyum kenapa gue yang jadi murung ya. Mama, anakmu mau nyari duit kemana seminggu ini ????
"Oke, jadi kita bisa mulai prepare dari sekarang ya. Gak masalah sih si kampret mau latian kapan hahaha, yang penting kita siapin aja list lagu yang mau di bawain."
Dirgarong nyebelin.
"Dasar monyet purba, siapa yang elo bilang kampret barusan. Gue gak trima !!! Gue ini mirip Kendal Jenner ya, masak elo bilang kampret. Mata lo kurang di garuk kayaknya."
"Elo itu gak mirip Kendal Jenner, badan kayak triplek gitu juga ngaku mirip artis papan atas."
Hinaan tak berguna mereka pun masih berlanjut sampai bel pergantian pelajaran berbunyi. Dan akhirnya membuat mereka berempat kembali ke alam masing - masing.
Hahaha maksudnya ke kelas masing - masing.Tbc.
Haiiii, buat pembaca cerita ini. Aku mau ngasih sedikit informasi.
Jadi cerita ini sebenernya sudah punya gambaran konfliknya seperti apa. Hanya saja tiap chapternya bakalan lambat alurnya untuk sampai ke inti konflik.
Istilahnya terlalu panjang intro nya
Mohon maklum ya, yang nulis masih awam
Tergantung dengan seberapa cepat penulis dapat Ilham untuk chapter selanjutnya.
Terimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Compression's
ChickLitApa yang kalian pikirkan mengenai pernikahan di usia 18 tahun.... Hamil duluan? Perjodohan? Nikah kontrak? . . . . . . Sebenarnya bukan karena ketiganya. Hanya saja banyak tekanan yang dialami Oca, mulai dari tekanan rendah sampai tekanan tinggi ter...