Pagi ini Leana terbangun karena suara berisik dari Erin temannya itu.
Mereka tinggal di sebuah flat yang memiliki dua ruangan kamar tidur, sebuah kamar mandi, dan ruang tengah tentunya.
Banyak orang malas bangun dari tempat tidur pada hari Minggu dan lebih memilih tidur sampai siang, begitu juga dengan Leana.
Tapi ia harus pergi ke sekolah untuk menemui seorang pembawa sial yang baru dia kenal kemarin, yap namanya Alan.
"Kenapa coba aku bikin perjanjian hari ini, lupa lagi kalo hari ini Minggu," gerutu gadis itu. "Ayo Ana! Kamu harus semangat, masa mau dikatain pengecut" sambungnya.
Gadis itu beranjak dari kasurnya lalu pergi ke kamar mandi sambil membawa handuk. Setelah itu, ia langsung bersiap dan menyapa best friend-nya itu.
"Eyinnnnnnnn, kamu kok cantik bat sih hari ini" kata Leana dengan muka sok imut, "Temenin ke sekolah yukkk bentar aja terus kita jalan bareng. Mau ga???"
"Paan sih?! Geli tau jangan sok imut, kamu udah ga imut dari bayi tau. Makan sana jangan tidur mulu," balas Erin.
"Oke, aku ga bakal sok imut lagi tapi temenin ke sekolah yuk" mohon Leana sambil mengoleskan selai ke roti.
"Ngapain ke sekolah hari Minggu?? Perasaan gak ada tugas atau jadwal latihan" tanya Erin bingung.
"Aku ada janji sama tuh orang ga punya mata yang nabrak sampai biolaku patah kemarin. Dan bodohnya aku lupa kalo hari ini itu Minggu" ucap Leana dengan cemberut, "Tapi aku yakin pasti aku yang menang daripada dia! Dan bakal aku minta permintaan yang setimpal" sambungnya.
Erin berkata, "Ya udah aku temenin biar bisa liat tuh orang ganteng apa ngga wkwk"
"Aku mandi sama siap-siap dulu tungguin bentar" jawab Leana sambil menghabiskan rotinya secepat kilat dan menuju ke kamar mandi
Setelah selesai bersiap-siap, mereka pun pergi dan sampai agak terlambat karena cewek kan siap-siapnya lama hihihi.
Mereka tiba saat pengumuman lomba sudah diumumkan sejam yang lalu.
Leana dan Erin langsung menuju ke depan hall untuk melihat papan pengumuman para pemenang lomba.
"YEAH!! BENER KAN AKU YANG MENANG, SEKARANG BAKAL KU KASIH HUKUMAN SETIMPAL!" kata Leana sambil besorak-sorai.
"Congrats Ana sahabatku yang paling baik, bawel, dan banyak maunya" kekeh Erin sambil memeluk Leana, "Eh tapi mana itu orang, kan dia kalah? Apa jangan-jangan dia udah kabur?" sambungnya.
"Itu dia orangnya! Di sebelah pohon itu yang tinggi" seru Leana sambil agak berlari kearah di mana Alan berada.
"Beneran itu orangnya? Udah tinggi, pintar main piano, ganteng lagi. Apa ga tertarik sama dia??" tanya Erin.
"Gak bakal! Mana ada orang suka sama orang yang bikin diri sendiri sial" tolak Leana, "Eh Rin, aku urusin dulu ya tuh orang. Tunggu aku di kantin yahh" ucap Leana.
"Mentang-mentang ganteng, sahabat sendiri diusir" goda Erin.
Leana berkata, "Ngga gitu, cuma mau ngasih hukuman doang kok tungguin ya!"
"Canda kok wkwk aku tungguin ya baibaii" balas Erin.
Sementara Erin meninggalkan Leana ke kantin, Leana pun bertemu dengan Alan dan ingin memberi hukuman ke dia.
"Hey! Aku kira kamu udah kabur hahaha, taunya masih disini" sindir Leana.
"Sorry ya, aku bukan pengecut. Aku tau kalo aku kalah dan ku tungguin di sini. Daripada kamu yang bikin janji tapi yang telat" sindiran jleb dari Alan.
"Yang penting kamu kalah jadi harus nurutin permintaanku, sekarang kita harus kenalan secara resmi" ucap Leana sambil menjulurkan tangannya.
"Kenalin namaku Alan Ralph dari Berklee Music School, saingan bebuyutan sekolah lu" kata Alan sambil menjabat tangan Leana.
"Sekarang terima permintaanku, aku mau kamu ajarin aku piano selama 3 bulan." Ucap Leana dengan percaya diri.
"Hah?! Kenapa harus ajarin kamu piano, kan kamu udah bisa biola. Lagipula biola kan lebih susah dari piano" protes Alan. "Kamu yang sok kenal kali, masa hukuman disuruh ngajarin main piano? Ga masuk akal" sambungnya.
Leana berkata, "Ya kan kamu rusakin biolaku, sebagai ganti rugi aku gak mau uang tapi ajarin aku main piano. Emang kalo bisa biola langsung bisa main piano? Gapapa kan kalo minta diajarin nambah ilmu kali" sindir Leana sambil menjulurkan lidahnya.
"Iya-iya, ajarinnya dimana?? Di apartemenku ada piano kalo mau kamu datang sendiri ga ada jemput-jemputan" kata Alan.
"Oke. Kirimin alamat apartemenmu lewat SMS, nih nomor hpku" kata Leana sambil menyodorkan secarik kertas.
"Mau hari apa datangnya? Hari Senin?" tanya Alan dengan formal.
"Iya, Senin aja aku gak ada latihan sampai sore. Aku ke sana jam 3 sore ya" jawab Leana.
"Ya udah aku bisa jam segitu datang aja besok" balas Alan.
"Bye!" ucap Leana singkat sambil berlari tanpa menengok ke belakang, menuju ke kantin tempat Erin berada.
Sesampainya di kantin, mereka pun langsung pergi ke mall untuk bersenang-senang. Lagipula kan hari ini hari Minggu~
Tetapi setelah bertemu Alan, Leana merasa ada yang aneh. Merasa kalau orang itu sangat familiar baginya. Siapakah dia? batin Leana. Entah apa yang terjadi besok, pikir Leana. Ia pun tidak mau ambil pusing dan memilih untuk bersenang-senang sama sahabatnya itu.
-------
Author noteHai kalian!
Tolong beri kritik dan saran di comment ya~ karena owner masih baru belajar wkwkw
Bagi para pembaca, terima kasih sudah membaca ceritaku semoga kalian suka!
Terima kasih juga untuk Lennnii yang sudah bikinin cover >_< & Equerlyn yang udah bantu aku :p
Chapter ini agak pendek yah soalnya aku agak random hari ini D:
Salam dari shimiee muahh😘😍
![](https://img.wattpad.com/cover/120874040-288-k124738.jpg)
YOU ARE READING
Lost In Music
Teen Fiction[cover by lennnii] Kata orang pertemuan merupakan hal yang menyenangkan. Mungkin takdir yang membuat mereka bertemu dengan cara berbeda. Musik menjadi sebuah hal yang penting bagi mereka. Perlahan takdir membuka jalan hidup Alan dan Leana. "Without...