epilog : aku, kamu, dan suara dalam cerita

682 111 51
                                    

Ini sudah seminggu setelah kejadian itu. Di hari sabtu ini, Suzy akan pergi bersama Jiyo kesuatu tempat. Kalau kata Jiyo sih, ke perkumpulan cogan cogan smpnya.

Suzy hanya menurut saja. Toh, sebenarnya tujuan Jiyo mengajak ke tempat yang dimaksudkan oleh anak itu adalah membuat Suzy bahagia dan melupakan apa yang terjadi padanya minggu lalu.

"Yo, rumahnya yang mana?" tanya Suzy sambil tilang tilingin kepalanya menatap setiap rumah yang bentukannya hampir sama di setiap bloknya. Maklum, perumahan.

"Itu! Itu!" Jiyo menunjuk rumah besar yang di depannya sudah terparkir banyak motor dan juga mobil.

"Eh, kakak pulang aja ya, yo?"

"Jangan!!!!"

"Udah ah! Kakak ada janjian sama Dikta!" ketus Suzy yang setelah itu langsung mengusir adiknya agar segera turun dari mobil.

Padahal, dalam kenyataannya. Suzy tidak ada janji untuk ketemu bersama Dikta. Itu hanyalah alibi, mau bagaimana lagi coba? Masa iya Suzy harus main main bareng anak-anak SMP? Aneh.

Akhirnya Suzy memilih meninggalkan area perumahan dan pergi ke kampus untuk melihat turnamen basket hari ini.

Untuk soalan perkara Dikta. Cowok itu hanya bercanda waktu itu, padahal Suzy sudah baper duluan. Eh, dianya malah cuma bercanda. Saat itu juga, Dikta bilang kalau dia sudah mempunyai pacar. Cuma, dia tidak disini. Pacarnya itu sedang kuliah di london.

Dan Suzy teringat, ketika Dikta bilang kalau Suzy tidak mungkin jadi istrinya. Karena, ya cowok itu sudah punya pacar. Disisi lain, kepercayaan yang dianut Suzy ataupun Dikta itu berbeda. Jadi lebih baik seperti ini. Lagi pula, menjalin hubungan ketika agama berbeda malah tambah sakit.

Drrrrrttttt

Ponsel Suzy yang ada di saku celananya bergetar ketika mobilnya sudah terpakir rapi di depan lapangan basket terbuka.

08100222xxx is calling

Dahi Suzy mengernyit ketika mendapatkan panggilan dari nomor yang tidak di kenalinya.

"Halo?"

"Ini beneran Suzy?"

"Iya. Ini siapa ya?"

"Aku Seola. Kita boleh ngobrol sebentar?"

***

Suzy tidak mengerti kenapa Seola mendadak mengajaknya bertemu. Bertemunya juga di taman yang Suzy ketahui dekat dengan rumah Sehun.

Apakah Seola akan memberinya undangan pernikahan? Astaga, Suzy harus mempersiapkan hatinya apapun yang terjadi setelah ini.

Suzy menata napasnya ketika melihat Seola yang tengah duduk di kursi roda dan sedang mengamati ikan yang ada di kolam di depannya.

"Seola?" panggil Suzy lirih.

Seola menolehkan kepalanya dan tersenyum ketika matanya bertemu pandang dengan mata Suzy.

Seola begitu cantik, Suzy tidak berbohong tentang hal ini.

"Aku mau ngomong bentar sama kamu. Ganggu gak?"

"Enggak kok. Mau ngomong apa?"

Seola menghembuskan napas dengan lembut dan juga berat. "Aku mau kamu balik sama Sehun ya?" ucap Seola dengan intonasi yang lirih.

Suzy kaget bukan main. Apa-apaan, kenapa ia merasa kalau hatinya saat ini tengah di permainkan?!

"Sehun sayang sama kamu, La! Kenapa kamu kayak gini sih?!" ketus Suzy yang tidak suka dengan pernyataan Seola barusan.

RecallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang