o. meruntuhkan air mata

429 115 32
                                    

"Namanya Seola, cantikkan?" tanya Sehun ke Suzy. Dimana kepala cowok itu yang mendongak untuk menatap gemerlapnya bintang-bintang malam ini.

"Iya, cantik." jawab Suzy lirih dengan dada yang tiba-tiba terasa tertekan oleh sesuatu yang Suzy sendiri tidak tahu.

Pada kenyataannya Suzy belum tahu bagaimana rupa Seola itu. Dan pada kenyataannya pula, ia merasa tersakiti dengan perasaannya sendiri. Yang tiba-tiba menjadi seperti ini setelah mengetahui sebuah fakta.

"Seola adalah salah satu perempuan terkuat yang pernah gue temuin setelah, elo." kata Sehun yang saat ini menatap Suzy dan mengusap rambut Suzy pelan.

"Makan yang banyak, jangan sampe sakit atau buat khawatir gue. Oke?" lanjut Sehun tanpa sebab.

Suzy merasa kalau matanya saat ini benar-benar panas mendengar apa yang diucapkan Sehun. "Ahahahaha." Suzy mencoba tertawa kikuk dan menganggap semua omongan Sehun hanyalah candaan.

"Aneh lo." lanjut Suzy masih dengan tawanya yang terdengar aneh. Dan ia memilih memalingkan muka dari Sehun, dari pada harus bertukar pandang dengan cowok itu. Rasanya hati masih teriris dengan pandangan itu, dan di tusuk oleh beberapa kata yang terucap dari mulut cowok itu.

"Gue gak aneh. Tapi ini cara gue buat ngungkapin rasa sa-

"Mbak, ini nasi gorengnya."

Suzy benar-benar bersyukur dengan kedatangan dari pemilik warung. Karenanya, ia tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Sehun. Yang mungkin saja bisa membuat air mata Suzy runtuh saat itu juga.

"Makasih mas. Kembaliannya buat mas aja. Hun, gue duluan."

Suzy berjalan cepat ketika meninggalkan warung. Ia harus cepat dan mencari tempat yang tepat untuk melakukan pelepasannya.

***

Suzy tidak bisa menemukan tempat yang tepat. Akhirnya ia menangis di dalam kamar Putra. Untungnya, Dikta juga masih tertidur pulas disana. Jadi, Suzy lebih leluasa untuk meruntuhkan air matanya.

Ia masuk kedalam bilik kamar mandi. Suzy meringkuk dan menangis disana.

Kenapa ia menangis?

Suzy sendiri bingung kenapa ia menangis seperti orang gila. Suzy akui ia menangis perkara Sehun, tapi ia tidak menyangka kalau bendungan air matanya menumpahkan begitu banyak air saat ini. Tidak seperti saat dirinya di khianati oleh Gio, beberapa waktu yang lalu.

Tok tok tok

"Di dalem siapa ya?" tanya seseorang dari luar kamar mandi.

Suzy langsung mengelap air matanya, ia juga membasahi tenggorokannya agar bisa bicara sebiasa mungkin seperti sedia kala.

"Gu-gue Su-Suzy."

Sial, batin Suzy ketika mendengar suaranya sendiri yang terdengar serak efek.

"Lo kenapa?"

Tanpa menjawab, Suzy memilih keluar dari kamar mandi dan menunjukan mukanya yang super berantakan.

"L-lo kenapa?" tanya Dikta sedikit bingung ketika mendapati Suzy keluar dengar mata bengkak dan juga hidung yang bewarna merah muda.

"Lo hamil??" tanya Dikta lagi dengan polosnya.

"O-ogak!!!" jawab Suzy dengan air mata yang tiba-tiba menetes.

Greb

Dikta langsung membawa Suzy kedalam rengkuhan dadanya. "Kalau mau nangis-nangis aja." ucapnya.

Oh, tentu. Suzy menangis sejadi-jadinya di pelukan Dikta. Membasahi baju cowok itu dan meremas beberapa bagian dari kaos yang dipakai cowok itu.

Dengan pelan, Dikta mengelus rambut Suzy yang panjang dan juga punggung perempuan itu.

"Lo tau? Induk monyet aja nangis pas gak bisa ngelindungin anaknya dari musuh. Jadi, apapun masalah lo, nangis aja. Ada gue yang siap buat lap ingus lo, ehehe."

Bug, Suzy memukul punggung Dikta. "Gue bukan induk monyet!!" protes Suzy yang tidak suka di samakan dengan monyet.

"Induk sperma gue??"

"DIKTA!" sekali lagi, Suzy memukul punggung Dikta.

Bukannya menggaduh kesakitan. Dikta malah mengeratkan pelukannya. Ah~ ini adalah pelukan ternyaman yang pernah ia alami.

 Ah~ ini adalah pelukan ternyaman yang pernah ia alami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RecallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang