"Panas sekali!"
Taeyong bergumam sendiri. Dia merasa sudah seperti telur mata sapi beruap yang dimasak di atas wajan panas sekarang. Taeyong melepas pakaian, menyisakannya yang kini hanya memakai kaos dalam dan celana pendek, tergeletak di tempat tidur, berdekatan pada kipas angin tapi masih kepanasan.
Taeyong sedang menatap langit-langit saat pintu kamarnya terbuka. Dia mendesis. Kenapa suara ayunan pintu saja terasa sangat menyebalkan sekarang?
"Kau harusnya belajar."
"Ya, aku tahu. Aku sudah coba tadi tapi otakku tidak bisa berfungsi saat ini." Dia merespon sedikit kesal.
"Tesmu akan gagal jika kau hanya malas-malasan."
Jaehyun bersandar pada kusen pintu, memakai kemeja hitam dan celana panjang berwarna khaki. Cahaya yang menyinar masuk dari ruang tamu di belakangnya menciptakan ilusi cahaya di sekeliling rambut cokelat halusnya.
Taeyong memejamkan mata dan mengutuk kenapa Jaehyun harus berpenampilan seperti itu di tengah hari begini.
Meski Jaehyun terlihat nyaman-nyaman saja. Justru Taeyong yang jadi gerah sendiri, membayangkan betapa panasnya kulit dibawah kemeja hitam pas badan yang disetrika rapi itu. Sangat Jaehyun.
Taeyong mengerang, mendekat lagi ke kipasnya yang sudah diset ke tombol high.
"Kau tidak kepanasan?"
"Tidak. Suhu tubuh Neo-Humanoid tidak berpengaruh pada suhu udara. Ada sistem yang mengatur suhu internal dalam tubuh kami."
Aku benci dia.
Taeyong sudah terlalu lama bersamanya, hingga kadang dia lupa jika Jaehyun bukan manusia.
Dia seorang (sebuah) Neo-Humanoid. Artificial human yang dirancang agar terlihat dan menyerupai manusia.
Mereka dimaksudkan untuk mengisi kebutuhan peran pendamping dengan tujuan yang dapat disesuaikan. Pertumbuhan fisik dan emosi mereka sendiri dipengaruhi oleh kasih sayang dan kepedulian pemiliknya.
Taeyong masih di sekolah dasar saat Jaehyun masuk dalam kehidupannya, begitu kecil dan jauh lebih pendek darinya. Sekarang, semuanya berbanding terbalik. Jaehyun tumbuh dengan cepat.
Aku pasti memberinya terlalu banyak kasih sayang, karena dia sekarang jadi jauh lebih tinggi dariku.
Taeyong mengembungkan pipi. Masih tidak bisa menerima itu.
Jaehyun melangkah mendekat dan menyentuh pipinya. Taeyong mencengkeram tangannya seperti anak kucing yang meminta lebih banyak sentuhan tangan dingin Jaehyun untuk membelai wajahnya.
Lalu sebuah ide muncul bergitu saja.
Taeyong menerkam Jaehyun. Setidaknya di dalam pikirannya begitu. Dia membayangkan baru saja berubah dari seekor anak kucing manis menjadi harimau buas yang siap menerkam mangsa. Padahal pada kenyataannya, yang bisa orang lihat adalah tubuhnya yang berguling hampir jatuh dari tempat tidur kemudian Jaehyun menangkapnya agar dia tidak terluka.
"Lepas!" perintahnya, menarik-narik kemeja Jaehyun.
"Apa-?" Jaehyun menatapnya dengan ekspresi kaget.
"Aku ada ide, lepas bajumu, Jae!"
Taeyong menarik Jaehyun ke tempat tidur, berhasil membuka sabuk dan membuangnya ke lantai lalu mulai mengeluarkan kemeja yang tadinya dimasukkan rapi ke dalam celana. Jaehyun kebingungan
Taeyong membuka semua kancing kemeja hitam itu, memisahkannya ke samping setelah selesai, lalu menekankan tubuhnya ke dada Jaehyun yang telanjang.
"Ahh- enaknya. Kulitmu sangat dingin. Begini lebih baik daripada harus berbaring ditemani kipas angin. Kenapa aku tidak kepikiran ini sebelumnya?"
Jaehyun menghela napas begitu mengerti.
"Bodoh."
"Mmmhm," gumam Taeyong tidak peduli.
Dia memejamkan mata dan hal terakhir yang bisa dirasakannya adalah tangan Jaehyun yang membelai rambutnya saat dia tertidur.
Begitulah yang terjadi selama sisa hari di musim panas. Taeyong akan berbaring di tempat tidur, bersama Jaehyun di sampingnya di siang hari yang terik saat kepanasan. Dan kemudian itu terus berlanjut, sampai pada malam-malam yang terlalu dingin juga.
Bukan hal aneh lagi jika Jaehyun ada di kamarnya, di tempat tidurnya.
Neo-Humanoid itu, sudah seperti bantal pribadi Taeyong.
TBC
Halo. Kembali dengan new story :)
Vote dan komen?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jaehyun [✔]
FanfictionNeo-Humanoid -Artificial human yang dirancang agar terlihat dan menyerupai manusia- pun bisa merasakan cinta.