Taeyong gelisah. Bukan seperti sebelumnya karena kepanasan di tengah hari di musim panas, tapi kali ini lebih karena gugup sekaligus tidak sabar.
Malam ini akan menjadi malam yang hebat. Pesta pertamanya setelah masuk kuliah.
Tes masuknya berjalan lancar -terimakasih untuk Jaehyun yang tak berhenti mengomel menyuruhnya belajar- dan sekarang dia sudah resmi menjadi mahasiswa. Kemudian seorang temannya mengajak Taeyong datang ke pesta ini. Tentu saja dia setuju. Dia tidak mau ketinggalan kesenangannya.
Taeyong membayangkan anak-anak seusianya berkerumun sambil menari dan minum-minum nanti. Dia selalu penasaran jenis kegiatan apa yang dilakukan orang dewasa untuk bersenang-senang dari dulu. Dia sudah sering menonton film bodoh tentang pesta-pesta seperti itu, tapi itu film. Segala hal selalu dilebih-lebihkan dalam film.
Taeyong menggelengkan kepala. Tidak ada gunanya dia berpikir sekeras ini. Sebentar lagi dia akan menemukan jawabannya sendiri.
"Sudah belum?" Tanyanya tidak sabar.
Jaehyun sedang menyetrikakan ulang kaos dan celana jeans yang mau Taeyong pakai -padahal pemiliknya sudah bilang itu tidak perlu. Dia sendiri sudah memakai kemeja dan celana panjang bebas kusut. Sudah wangi dan siap pergi.
Bisa menebak?
Ya, benar! Dia akan ikut bersamaku.
Taeyong jadi memikirkan ulang kenapa dia setuju dengan permintaan ayahnya, yang menjadikan syarat Jaehyun harus ikut bersamanya jika dia mau meninggalkan rumah dan tinggal sendiri di apartemen dekat kampus.
Memang, dengan adanya Jaehyun, hidupnya semakin mudah. Taeyong tidak kesepian. Jaehyun membantunya belajar, memasakan makanan untuknya, merapikan apartemen, mencuci dan menyetrikakan bajunya. Tapi lama-lama Taeyong sadar tujuan lain ayahnya itu adalah menjadikan Jaehyun penjaganya kemana-mana.
Taeyong mengembungkan pipi mengingat itu.
Aku akan lebih mandiri jika Tuan Perfect itu tidak mengikutiku sepanjang waktu.
Mereka sampai. Irama musik mulai terdengar.
Taeyong berbalik untuk menatap Jaehyun. Neo-humanoid itu terlihat sangat dewasa dan seksi dengan setelan yang membungkus tubuh tinggi dan bagusnya. Taeyong jadi sedikit menyesal memberi Jaehyun terlalu banyak kasih sayang. Jika akhirnya, pesonanya bisa dikalahkan dengan mudah begini.
Taeyong iri dan masih sakit hati karena setiap mereka jalan bersama, Jaehyun lah yang akan menjadi pusat perhatian semua orang. -terutama para gadis, uh.
"Aku masuk duluan. Ingat, jangan dekat-dekat. Perhatikan saja aku dari jauh."
Taeyong berbicara dengan nada penuh ancaman saat turun dari mobil.
Jaehyun memberinya pandangan tidak setuju tapi hanya mengangguk mengiyakan.
Jaehyun selalu menganggapnya anak kecil. Tugasnya adalah menjaga Taeyong agar stay innocent. Dia bahkan sempat melarang Taeyong minum-minum. Katanya walau diperbolehkan karena sudah legal, dampak minuman beralkohol itu tidak baik untuk tubuh dan bisa mengundang hal-hal tak diinginkan.
Taeyong mana peduli. Bukannya kehidupan perkuliahan harusnya seperti ini?
Setidaknya dengan ikutnya Jaehyun, dia bisa sedikit tenang. Tahu tidak akan pulang sendiri jika berakhir dalam kondisi mabuk nanti.
Dia mendorong pintu depan menuju kerumunan. Semua orang menari bersama suara lagu memekakkan telinga yang terasa disekujur tubuh. Taeyong merasa jantungnya kini berdebar-debar sesuai dengan irama lagu itu. Cepat sekali. Hampir sama seperti saat dia kelelahan sehabis work out karena dipaksa Jaehyun yang mengomentari bentuk tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jaehyun [✔]
FanfictionNeo-Humanoid -Artificial human yang dirancang agar terlihat dan menyerupai manusia- pun bisa merasakan cinta.