CHAPTER 3 : LUCKY EYES Part 1

23 5 0
                                    


Dibalik wajah ceria yang selalu dipancarkan S sesungguhnya ia adalah pribadi yang pendiam di dalam keluarganya, ayah dan ibu S adalah seorang yang pekerja keras dan mereka selalu pulang tak tentu. Setiap kali S ingin merasakan kebersamaan dengan keduanya S selalu merasa jauh dari mereka bahkan diacara yang cukup pentingpun orangtuanya tidak bisa hanya untuk sekedar mengantarnya saja sampai ke gerbang sekolahnya, padahal jika dibandingkan dengan teman-temannya S merasa orangtuanya sangat tidak peduli padanya ia bahkan hanya tinggal di rumahnya dengan seorang pembantu.

Hari ini adalah acara yang sudah aku tunggu-tunggu apalagi ayah dan ibuku ternyata mengambil cuti kerja, mereka pasti akan mengantarku ke acara ini. Acara pembukaan jambore sekolah dimana biasanya para orangtua akan hadir diacara pembukaan itu, aku sangat antusias sehingga aku mempercepat persiapanku menuju sekolah.

" S maafkan ayah hari ini ayah tidak bisa mengantarmu ke sekolah, karena ayah ada keperluan mendadak" Ayah S sedari tadi fokus ke ponselnya

" Baiklah Ayah aku mengerti " Jawab S kecewa

Aku kira hari ini orangtuaku akan pergi ke acara ini, padahal sebelumnya aku sudah bilang pada mereka dan merekapun menyetujuinya dan kukira setidaknya jika ayah tidak bisa mungkin ibu bisa, tapi ayah malah mengajak ibu dengan alasan karena ibu lebih baik dalam komunkasi dengan klien daripada ayahku.

Disekolah S...

S masih saja kecewa dengan sikap orangtuanya hari ini yang tidak menepati janjinya, kekecewaannya bertambah tatkala S melihat temannya yang banyak turun dari mobil dengan kecupan dari orangtuanya. S hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam menuju kelas

"Ingin bergabung? Aku menuggumu untuk memaikan ini " Tanya Tewin menawarkan permainan ludo

" Tentu " Jawab S mengubah ekspresi wajahnya 180 derajat

" Bost belum datang? " Tanya S sambil memulai permainannya

" Ummm...seperti biasanya" Jawab Deaw

" Iyakah " Sahut S

Belum juga permainan dimulai bel tanda acara dimulai sudah berbunyi sehingga mereka menghentikan permainannya

" Aku pikir kita harus memainkannya nanti, kita harus cepat berkumpul ke lapangan" ajak Taewin

Semua mata yang ada disana fokus pada kaka senior yang sedang menjelaskan tatacara membuat tenda yang nantinya akan mereka gunakan di malam pergantian tahun sekolah. Terlihat dari balik semak-semak Peach dan gengnya tengah mengamati S

" Kau menginjaku Belle" Protes Nam

" Kau berisik Nam" Belle menutup mulut Nam

" Hei kalian bukannya kelas 12, megapa kalian ada disini. Harusnya kalian belajar karena sebentar lagi ujian" Tegur seorang guru wanita yang membuat Peach dan sahabatnya kaget

" Iiiiiyaaa..." Jawab mereka bertiga

" Kami habis dari kamar mandi dan kami akan segera kekelas" Jawab Peach sambil mengajak sahabatnya pergi dari temapat itu

Sudah Beberapa hari ini Peach sakit dan tidak memberi kabar pada sahabatnya, bahkan ia tidak ikut ujian Try out percobaan. Sahabatnya sangat khawatir karena mereka juga mendengar kalau Peach dirawat dan menggunakan infus tapi untungnya Peach dirawat dirumahnya dengan dokter pribadi yang setiap hari selalu mengeceknya sehingga pada saat berkunjung sahabatnya tidak akan dibatasi seperti dirumah sakit pada umumnya

" Peach telah absen sudah satu minggu bahkan lebih 12 jam" Jelas Nam pada Peach

" Iya...aku juga merindukannya. Aku ingin mengobrol dengannya. Rasanya hari-hari kita menjadi sepi begini" Balas Belle sambil membereskan tas untuk bergegas pulang dan mengunjungi Peach

Moonlight (Part 1 : School)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang