Melihat keadaan makhluk didepannya itu membuat Risa semakin penasaran dengan kedua tatapan Rangga itu. Tanpa sadar Risa sudah berada disamping Rangga dan menyentuh pundaknya.Seketika Rangga dan Risa tersentak. Rangga menatap Risa dengan tatapan dinginnya kembali, sementara Risa kebingungan karena dia sendiri tidak sadar dengan apa yang ia lakukan sebelumnya.
"Anu...eh....namaku Risa. Gue duduk di sebelah lo, salam kenal ya." Ucap Risa akhirnya
Rangga yang mendengar perkenalan aneh itu hanya mengangguk singkat lalu duduk di salah satu ayunan.
Hening diantara mereka. Risa yang tidak tau harus bilang apa hanya mengikutinya dan duduk di ayunan yang lainnya. Hari yang semakin gelap dan hujan yang semakin menambah kecepatannya membuat Risa spontan berdiri dan menarik Rangga.
"Eh....kayaknya hujannya bakal tambah deras deh, mending kita ke rumahku. Rumahku dekat kok dari sini." Ucap Risa sambil menarik Rangga dan menuntun sepedanya.
Rangga yang kaget karena tiba-tiba ditarik oleh orang yang baru dia kenal beberapa menit yang lalu hanya dapat pasrah ditarik oleh gadis energik didepannya itu. Lagi pula dia sedang tidak ingin kembali ketempat 'itu'.
Risa terus menarik tangan Rangga hingga mereka berada didepan sebuah rumah bertingkat dua yang bergaya sederhana namun menawan. Risa memarkirkan sepedanya dan langsung saja menarik tangan Rangga untuk masuk ke rumahnya.
"Aku pulang...." Ucap Risa setengah berteriak.
"Risa....cepat keringkan bajunya dulu sana." Sahut sang Ibu dari dapur yang sudah hafal betul kelakuan anaknya jika hujan tiba.
"Baik....mah"Jawab Risa sambil menyerahkan handuk kepada Rangga dan menunjuk sebuah ruangan di bawah tangga.
Dia memberi isyarat kepada Rangga untuk membasuh tubuhnya dulu disana. Rangga menurut dan pergi ke ruangan yang ditunjuk oleh Risa, sementara Risa segera berlari ke kamarnya yang ada di lantai dua untuk mengeringkan tubuhnya.
Rangga yang berapa dalam ruangan yang ternyata kamar mandi tersebut menatap dirinya dengan heran.
'bagaimana aku bisa berakhir disini ? Kenapa aku membiarkannya menarikku?' Batinnya heran dengan dirinya yang tidak biasanya begitu.
Ditengah renungannya, terdengar suara Risa dari balik pintu yang memberitahu kalau dia menyimpan sepasang baju untuknya diluar. Rangga hanya berdehem singkat lalu mulai membasuh tubuhnya dengan air hangat agar dia tidak masuk angin besoknya.
Rangga mengeluarkan satu tangannya untuk meraih baju yang telah terlipat rapi diatas meja dekat pintu ruangan itu.
Rangga memandang baju itu dengan mengerutkan dahi 'mungkin dia punya kakak laki-laki' batinnya.
Akhirnya setelah memakai baju, Rangga keluar dari ruangan itu dengan memakai baju kaos putih bergambar gitar dengan celana biru pendek.
"Untungnya aku punya banyak baju kaos dan sepertinya kau cocok dengan ukuran baju ku." Kalimat yang Risa keluarkan sempat membuat mata Rangga terbelalak lalu kembali tenang dan mengabaikan kalimat Risa itu.
"Eh...ternyata ada temannya Risa." Sahut sang Ibu saat melihat Rangga yang sedang berdiri di depan tangga.
"Mari Nak...makan dulu," sambungnya dengan memberikan isyarat untuk ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Langit Kesukaanmu
Short StoryAku selalu merasa nyaman, jika aku berada disini. Dibawah langit yang selalu kau pandang dengan tatapan berbinar itu. Dibawah langit yang selalu bisa membuatku melihat dirimu yang lain. Dirimu yang berbeda dengan yang dirimu di hari biasa. Dibawah l...