Maafkan Aku

51 6 1
                                    

“Gue....yakin lo udah sadar kalau akhir-akhir ini gue lagi banyak pikiran.” Ucap Rangga yang dibalas anggukan oleh Risa.

“Gue bakalan ngasih tau lo tapi jangan bilang siapa-siapa.” Sekali lagi Risa menanggukkan kepalanya.

“Sebenarnya selama ini, gue hidup berdua dengan ibuku. Dulu beliau sering mengajakku bermain ayunan disini. Tapi sejak 3 tahun yang lalu beliau sakit keras. Dia menderita kanker hati. Sebenarnya merupakan keajaiban ia dapat bertahan selama 3 tahun, tapi kini tubuh beliau sudah tidak kuat. Dia membutuhkan transplasi hati secepat mungkin namun, stok hati sedang kosong di Rumah sakit. Lagi pula gue masih tidak pumya cukup uang untuk biaya operasinya.” Jelas Rangga panjang lebar.

Risa menatap Rangga dengan tatapan yang penuh makna. Bukan tatapan kasihan seperti yang diperlihatkan keluarga sekitar Rangga melainkan tatapan hangat yang seakan berkata kepada Rangga kalau ia pasti bisa mendapatkan uang dan hati itu.

‘ah.......sepertinya pilihan ku sudah tepat untuk menceritakan hal ini kepadanya’ batin Rangga sambil tersenyum hangat.

Risa sendiri kebingungan harus menanggapi seperti apa cerita Rangga. Risa merasa ada sesuatu yang mengganjal dengan cerita Rangga.

Akhirnya Risa pun bertanya “Ayah mu kemana ?!” seketika senyum Rangga menghilang.

Tatapan yang awalnya sayu dan kosong itu kini berubah menjadi dingin dan penuh akan kemarahan.

“Si brengsek itu, pergi meninggalkan ibu saat tau kalau ia menderita kanker hati. Dia meninggalkan kami berdua tanpa berkata apa-apa dengan sejumlah uang ditangannya. Sudah hampir 2 tahun setengah aku tidak pernah melihat wajahnya dan kuharap aku tidak akan pernah melihatnya lagi.” Ucap Rangga dengan kemarahan yang terpancar jelas dalam nada dan kata-katanya.

Risa ingin menegur Rangga karena ucapannya tapi ia hentikan. Dia sadar kalau saat ini Rangga membutuhkan ruang untuk sendiri.

Dia pun memutuskan untuk kembali melihat ke langit malam yang ternyata mulai mendung. Risa berkata sambil menengadah

“Kau tahu ?! Hidup itu selalu penuh kejutan. Terkadang beberapa hal yang terjadi tidak sesuai keinginan kita. Terkadang semua hal yang terjadi membuat kita muak dan ingin rasanya untuk mengakhiri hidup ini saja. Tapi dibalik itu pasti terdapat sebuah kebahagiaan yang telah disiapkan sebelumnya. Begitulah warna hidup, kita hanya perlu menjalani semuanya dengan senyuman sehingga kita tidak menjadi beban bagi orang lain juga.”

Risa tersenyum lembut kepada Rangga sambil berharap perkataannya dapat membuatnya merasa lebih baik.
Rangga membalas senyuman Risa dengan sama lembutnya.

Dia benar-benar bersyukur karena telah memutuskan untuk menceritakan kisahnya kepada Risa. Untuk kesekian kalinya Rangga benar-benar kagum dengan mahluk yang ada di sampingnya itu.

Makhluk di sampingnya itu berhasil membuatnya untuk menceritakan kisah yang selama ini ia simpan rapat-rapat. Berhasil membuatnya nyaman dan meringankan bebannya.

Untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun, akhirnya Rangga merasa beban di pundaknya menjadi lebih ringan.

Ditengah hanyutnya Rangga dalam kekagumannya, hujan mulai turun. Rangga pun memutuskan untuk pulang.

Dia menarik lengan Risa dengan tiba-tiba dan mengantarnya pulang karena ia sudah tahu bahwa Risa akan membiarkan dirinya basah kuyup sebelum pulang jika dibiarkan menikmati hujan.

Risa yang kaget hanya dapat terdiam karena sebenarnya ia masih ingin tinggal disana. Setelah mengantar Risa pulang, Rangga memutuskan untuk kembali ketempat ‘itu’.

Tak lama berjalan, Rangga akhirnya tiba disebuah Rumah Sakit Umum. Rangga menarik nafas dalam-dalam dan bergumam “Jalani dengan senyuman,” sebelum akhirnya memasuki Rumah Sakit tersebut.

Di Bawah Langit KesukaanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang