Prologue

460 45 10
                                    

"Siaga tiga, target kita terlihat akan memasuki teritorial dalam waktu beberapa detik lagi. Semuanya, gue minta kembali ke posisi masing-masing." Salah seorang laki-laki yang merupakan pimpinan dari geng paling tenar seantero SMA Badhrika itu, mulai memberi perintah pada teman-temannya.

Seperti biasa, yang lainnya menuruti perkataan sang ketua. Ini adalah bentuk solidaritas dalam geng yang sepakat mereka bentuk. Jam pelajaran memang baru saja berakhir. Bukannya pulang, para lelaki pentolan SMA Badhrika--berjumlah lima orang-- itu malah berkumpul di pagar sekolah untuk menjalankan rutinitas mereka.

"Kepada, nyonya besar Halexa, hormat ... grak!" si ketua geng memberi aba-aba, ketika target tepat berada di depan mereka. Sontak semuanya mengangkat tangan ke kepala seperti saat sedang upacara bendera.

"Tegap ... grak!" Belum sampai seperempat menit, aba-aba telah berganti.

Seseorang yang mereka beri hormat, mengepalkan tangan kuat-kuat. Menahan emosi di kepalanya yang mungkin sebentar lagi akan meledak. Lagi dan lagi, berkat ulah dari laki-laki yang sama dengan sebelum-sebelumnya. "ORION TENGIL, LO KAPAN MATINYA?!!"

"Duilee, garangnya nyonya besar kita ..." Salah seorang laki-laki berkata dengan raut wajah yang dibuat ketakutan.

Yang lainnya ikut menimpali. "Kalau gak garang, bukan nyonya besar namanya."

"Nyonya besar semakin hari semakin keliatan sadisnya. Ngeri, deh."

"Ini baru nyonya besar kita yang sesungguhnya!"

Sementara sang pelopor sekaligus pemimpin, masih terdiam di tempatnya tanpa mengucap sepatah katapun. Hanya diam menyaksikan dengan senyum meremehkan.

"Lo semua gila tau, gak?! Ga abis pikir gue, ga bosen apa lo pada ganggu gue tiap hari, hah?!" Halexa berteriak kesal, membuat perhatian orang-orang yang ingin pulang teralihkan padanya.

Sebenarnya ... mereka sudah mendapat fokus penuh sedari tadi, bahkan sebelum Halexa berteriak.

Teman-teman Orion kompak menggelengkan kepala. "Karena moto kita adalah; pantang senang sebelum berhasil membuat marah nyonya besar," ucap mereka secara lantang dan bersamaan. Orion tersenyum puas sambil mengacungkan jempolnya pada keempat temannya.

"ORION!! Lo sialan, gila, sedeng, sangklek, ga waras, bedebah, idiot, berengsek, kampret, ngeselin! Gu—" ucapan Halexa terhenti ketika Orion membekap mulutnya secara tiba-tiba.

"Sayang, jangan marah-marah terus. Nanti kalau kamu ga aku kasi jatah malem lagi, emangnya tahan?" Orion tersenyum manis melihat Halexa menegang di tempatnya dengan mata yang membulat sempurna.

Teman-teman Orion langsung tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya masing-masing. Pemimpin mereka memang pantas menjadi panutan. Nakal, gagah, tampan, dan pemberani. Sedangkan penonton lainnya menutup mulut berusaha menahan tawa. Hal itu tidak serta merta membuat emosi Halexa menyurut, malah semakin menjadi-jadi. Dengan sekali gerakan, Halexa menggigit tangan Orion yang digunakan untuk membekap mulutnya. Orion refleks melepaskan bekapannya pada Halexa. Dia meringis kesakitan setelah ternyata tangannya mengeluarkan darah akibat gigitan dari seorang Halexa.

Halexa memang bisa berubah ganas bila dihadapkan dengan Orion, musuh bebuyutannya sejak dulu. Orion terlihat masih sibuk dengan tangannya, membuat Halexa memanfaatkan keadaan untuk menjauhkan dirinya dari Orion sambil terus tertawa jahat.

"Gue saranin cek ke dokter, deh. Takutnya lo makin rabies. Tapi ... periksanya ke dokter hewan ya, soalnya lo kan termasuk spesies hewan liar." Halexa tersenyum begitu manis. Membuat Orion terdiam seketika tanpa bisa berkata-kata. Dan lagi, tawa meledak dari para penonton.

"Kalau begitu, nyonya besar kalian ini mohon pamit kembali ke istana." Halexa menundukkan badannya seperti seorang puteri kerajaan membungkuk hormat pada para bangsawan. Itu semata-mata dilakukan untuk menjatuhkan harga diri Orion.

Perempuan itu langsung berbalik pergi setelah puas membalas perbuatan si musuh bebuyutan. Terlebih setelah melihat ekspresi Orion and the geng yang melongo di tempatnya.

***

Hai, ini baru awal aja ya guys. Aku bakalan lanjutin cerita ini kok, cuma waktunya ga menentu. Aku juga punya kesibukan di dunia nyata hehe.

Maaf di repost, aku revisi dikit soalnya ;)

Jangan lupa vote + comment yaa :)

-Ardya Sinta-

ORIXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang