Part-3

2.1K 126 6
                                    

"Dulu..

Flashback on

Gadis manis yang sedang bermain dengan bonekanya di ruang tamu yang beralaskan karpet bewarna merah di ganggu oleh pria yang pasti lebih tua dari usianya.

"Kak, bisa nggak sih, gak usah ganggu aku terus " ujar Gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya yang membuat kakaknya merasa gemas.

"Iya- iya kakak gak bakal ganggu kamu lagi deh"rujuknya.

Lalu Pria itu menduduki sofa yang tak jauh dari sana. Setelah menghempaskan bokongnya di sofa pria itu mencari-cari sekotak rokok beserta pemantiknya yang semula nya ia tarus di saku celananya.

Setelah menemukannya di taruhnya Batang rokok itu di tengah bibirnya dan mulai menyalakan rokok itu. Setelah menyala ia membuang abu rokok itu sembarangan ,dan abu itu jatuh tepat di karpet merah yang di duduki adiknya itu. Membuat bara kecil yang masih menyala itu membakar karpet itu.

Lama kelamaan karpet itu terbakar, membuat sang adik panik. Kakaknya yang panik pun langsung menggendong sang adik agar menjauh dari sana.

Merasa adiknya sudah aman ia pun mengambil ember yang berisikan air dan menyiram air itu ke arah karpet tadi.

Beruntunglah hanya karpet saja yang terbakar dan kakaknya pun segera menaruh ember itu dan kembali melihat kondisi adiknya sekarang.

Ketika sampai di tempat adiknya, ia langsung melihat adik nya yang sudah terbaring lemah di lantai.

"Dek, lo bangun dong jangan tiduran di sini, kalo mau di kamar aja jangan disini"ucap sang kakak sambil menepuk-nepuk pipi adiknya. Namun sayangnya adiknya tak kunjung bangun dan dia pun segera membawa adiknya ke mobil untuk menuju rumah sakit.

Ketika di dalam perjalanan kakaknya sangat panik dan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

Lalu lintas yang ramai lancar pun membuat kakaknya semakin membabi buta menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Dan ketika sampai di perempatan jalan kakaknya tidak melihat dari arah sebelah kanan ada truk yang melaju tak kalah kencangnya membuat mereka bertabrakan.

Lalu mereka pun di larikan ke rumah sakit terdekat dari sana.

Sesampainya di rumah sakit orang tua Zahra datang untuk melihat kondisi Putra dan Putri semata wayang mereka.

Ketika dokter keluar dari ruang IGD orang tua mereka langsung menghampiri sang dokter yang menangani anak mereka.

"Dok, bagaimana keadaan anak saya?"tanya pria paruh baya yang masih mengenakan kemeja dan jas kantornya.

"Alhamdulillah Putri bapak tidak apa-apa hanya ada luka ringan yang ia alami, namun untuk Putra bapak, kami sudah semaksimal mungkin untuk mengobatinya namun tuhan berkehendak lain "

Penuturan kata itu yang semula senang kini membuat tangis mereka pecah kembali.

Flashback of

Ya setelah kejadian itu gua jadi trauma dan akhirnya gua dipindahkan ke spanyol, entah apa fakta yang sebenarnya terjadi"ucap Zahra yang menghapus airmatanya yang jatuh.

"Udah lo nggak usah sedih lagi, gua siap kok jadi tempat curhat lo"ujar Neil memberi kekuatan kepada Zahra.

Lalu mereka terdiam fokus dengan fikiran mereka masing-masing.

"Emm__lo ngerasa nggak sih, kita kan baru kenal kenapa kita kayak udah lama kenal?"tanya Zahra.

"Iya"

Tak lama dari itu bel tanda pulang pun berbunyi.

"Neil, itu bel pulang sekolah?"tanya Zahra.

"Iya, yuk cabut"ujar yang sejurus kemudian beranjak berdiri dari duduknya.

Namun Zahra masih diam membeku ketika ia sadar bahwa di sini ia hanya berduaan saja dengan Neil, dan ia mebolos saat jam terakhir.

Hal yang selama ini belum pernah di lakukan Zahra. Sekalipun ia mengantuk namun ia tak pernah membolos pada saat jam pelajaran.

Namun kali ini apa yang dilakukannya?, entahlah ia juga bingung apa yang ada di fikirannya.

Merasa ada yang aneh dengan sikap Zahra Neil pun yang hendak turun mendadak mengurungkan niatnya dan berhenti, setelah itu ia berbalik dan mendapatkan Zahra yang masih duduk seraya melamun.

"Lo kenapa ngelamun?"tanya Neil yang sekarang sudah berada tepat di depan Zahra.

Zahra yang terkejut pun langsung bersikap panik tak karuan. "Eh, emm__itu__gua___gak apa-apa kok, udah yuk balik udah bel juga kan?"alibi Zahra.

Dan Neil hanya mengangguk.

Setelah itu mereka pun turun dan berjalan ke arah kelas mereka. Sesampainya di kelas Zahra langsung mengambil tasnya.

"Neil, gua balik duluan ya"ujar Zahra.

"Iya, bye 'Dirgantara'"jawab Neil.
Dan sejurus kemudian Zahra atau Clarisa langsung pergi meninggalkan Neil.

Zahra berjalan sendirian di koridor yang cukup sepi. Entah apa yang membuat koridor ini begitu sepi, apa mungkin bel sudah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu atau... Entahlah.

Zahra sempat teringat dengan ucapan Neil barusan, ucapannya itu mengingatkan dia kepada seseorang yang pernah singgah di hatinya dulu.

Zahra terus berjalan namun pikirannya melayang kemana-mana

Dan.....

Maaf ya typo bertebaran dan yah, buat nama 'Zahra' di chapter berikutnya aku ganti jadi 'Clarisa' maafkeun y atas authormu yang jarang publis. Dan maaf juga kalo chapter kli ini dikit dan gantung ya...

Jangan lupa votement..


Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang