Six

826 141 205
                                    

Sunggyu tidak tahu alasan apa yang menyebabkan Woohyun mengizinkan Woojoon menginap di rumah meski sebetulnya lebih baik Woojoon menginap di rumah Song ahjussi. Dengan adanya Woojoon telah merubah suasana di antara Woohyun dan Sunggyu. Dari luar memang tidak terlihat adanya sesuatu yang aneh. Terlebih muka Woojoon. 

Masing-masing di antara ketiga orang itu berusaha tidak memperlihatkan isi hatinya, bahkan tidak menyinggung tentang yang telah lalu. Seakan tidak ada sesuatu yang pernah terjadi di antara mereka. 

Namun dibalik pintu kamar tidur, adanya ketegangan terasa menekan perasaan. Dan itu lama-lama membuat Sunggyu tidak tahan lagi.

"Hyun.." panggilnya di suatu malam ketika mereka membaringkan tubuh.

"Apa?" gumam Woohyun dibalik guling.

"Masih berapa lama lagi saudaramu menginap disini?" tanya Sunggyu pelan.

"Kenapa?" tanya Woohyun menyahut.

"Aku bertanya tentang berapa lama lagi Woojoon tinggal bersama kita. Aku tidak ingin membicarakan kenapa-kenapanya" kata Sunggyu

"Mianhe.. Aku memang terlalu ingin tahu" sahut Woohyun dengan nada minta maaf.

"Kau belum menjawab pertanyaanku" ulang Sunggyu.

Woohyun menatap langit-langit dan dengan bimbang menjawab.

"Aku sendiri tidak tahu Gyu. Biarpun dia saudaraku, aku tidak sampai hati menanyakan hal itu kepadanya. Kau tahu kenapa bukan Gyu? AKu tak ingin pikiran-pikiran negatif yang mungkin timbul di hatinya terhadap diriku mengingat hubungan kalian dulu"

Sunggyu tidak menyahut. Dia menyadari alasan itu.

"Tetapi Gyu, kurasa begitu dia mendapat pekerjaan seperti yang diharapkannya tentu dia kan pulang kembali ke tempatnya" sambung Woohyun

"Setelah itu? Apakah dia akan menetap di Seoul?" suara Sunggyu yang bernada khawatir menyentuh hati Woohyun.

Tentu bagi Sunggyu terasa berat jika sering bertemu muka dengan Woojoon. Apalagi dengan Key disampingnya.

"Kalau dia mendapatkan pekerjaan di Seoul, tentu saja mereka terpaksa akan menetap di Seoul. Cuma perlu kau tahu Gyu, rumah ini adalah rumah kita, kita berhak menolak mereka menetap disini seandainya mereka menginginkan itu. Tapi kurasa tidak. Saudaraku itu tentu mempunyai perasaan untuk tidak merusak ketentraman hidup kita"

"Hyun.. Kau tahu bukan, hal itu tidak perlu dirisaukan, jika saja saudaramu itu bukan Woojoon. Aku akan menerima dengan senang hati setiap kedatangan saudaramu yang lain.."

"Tentu" sahut Woohyun tegas "Aku mengerti Gyu"

"Terimakasih kau mau mengerti Hyun" kata Sunggyu pula, lalu dengan tersendat "Dan perlu kau tahu Hyun, perasaan itu bukan karena aku masih ada Woojoon dihatiku. Tetapi pertemuan ini, sesuatu yang tak kuduga. Aku belum siap buat menghadapinya"

Woohyun membalikan tubuhnya menghadap Sunggyu. Dari temaramnya sinar lampu di atas meja yang memisahkan tempat tidur mereka, Woohyun melihat mata Sunggyu berkilau.

"Kalau boleh tahu, apa yang akan membuatmu merasa siap menghadapinya?" tanya Woohyun dengan suara lembut.

"Kau tidak akan mengerti Hyun. Tindakan yang saudaramu lakukan itu melukai harga diriku. Aku merasa sepeti benda tak berharga yang dibuang begitu saja. Dan itu telah menumbuhkan tekad dihatiku untuk menebus semua kekalahanku, dengan menunjukan bahwa aku dapat berbahagia tanpa dia bahkan lebih sukses. Namun apa yang telah disaksikannya? Aku tetap Sunggyu yang kalah dulu!"

Woohyun terkesima. Tak selintas pun dia akan mengira seperti itu isi hati Sunggyu. Dan secara tak sadar Sunggyu telah menyatakan bahwa dia tidak merasa bahagia, bahwa dia tidak dapat mencapai keinginannya. 

White LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang