Ten

1.3K 163 455
                                    

Sunggyu mengeluh diam-diam. Dadanya terasa sakit. Woojoon telah mengatakan secara terang-terangan beberapa waktu lalu namun ia tidak memberikan tanggapan apa-apa. Woojoon mengatakan bahwa Woohyun bukan namja dingin. Dibalik ketenangannya Woohyun mempunyai kehangatan sejati. 

Sunggyu sudah merasakan sendiri dalam kedua ciuman yang pernah diterimanya. Dan belakangan ini Sunggyu juga sudah merasakan bahwa Woohyun jatuh cinta kepadanya. Semua itu telah dibuktikannya dengan cara memperlakukannya, kelembutannya, dan keinginan untuk membahagiakan dirinya.

Namun.. Sunggyu tidak mau tahu itu. Alangkah kejamnya dia! Alangkah tidak tahu terima kasihnya dia!

Airmata Sunggyu semakin mengalir deras. Lewat matanya yang kabur ditatapnya wajah Woohyun. Dia ingat ucapan Woojoon yang lain, yang mengatakan bahwa Woohyun tidak tahan panas, bahwa ia terbiasa tidur hanya mengenakan pakaian dalam saja. Tetapi sejak mereka menikah?

Sekali lagi Sunggyu merasa tidak kuat menahan perasaannya. Ditelungkupkannya kepalanya ke tepi tempat tidur dan menangis terisak.

"Gyu..." tiba-tiba sebuah bisikan halus menyentuh telinganya. Sunggyu lekas-lekas mengangkat kepalanya.

Dia melihat Woohyun telah membuka matanya. Seketika itu juga Sunggyu sangat bahagia. Dengan wajah yang masih basah ia menciumi wajah suaminya.

"Hyun... Hyun.." bisiknya parau.

Woohyun meringis kesakitan ketika hendak mengangkat tangannya. Sunggyu segera mencegahnya. Dia tahu bagaimana besar hasrat Woohyun untuk membelainya.

Gembira campur pilu dia menyurukkan kepalanya ke telapak tangan Woohyun. Setelah itu disentuhkannya ke pipi dan kemudian diciuminya.

Mata Woohyun terlihat bersinar melihat perbuatan Sunggyu. Bibirnya tersenyum. Jelas perbuatan Sunggyu memberi gambaran nyata yang terpancar dari hatinya.

"Gyu.. Kau tak perlu mengkhawatirkanku.." bisiknya lirih.

"Aku jelas mengkhawatirkanmu. Kau adalah suamiku, kau adalah segala-galanya bagiku. Dan diatas itu semua.. kau... aku mencintaimu.." sahut Sunggyu berbisik.

Dia tidak merasa malu untuk mengungkapkan perasaannya.

Woohyun tersenyum lagi. Pipi Sunggyu yang lekat di telapak tangannya dibelainya dengan lembut dan penuh kasih.

"Katakan sekali lagi Gyu.." bisiknya.

"Hyun... Aku baru menyadari kini.. Bahwa aku mencintamu.. Saranghae Nam Woohyun" ulang Sunggyu tanpa perduli wajahnya yang menjadi kemerahan.

Senyum Woohyun semakin lebar dan matanya semakin bersinar.

"Apa artinya?" tanya dengan nada menggoda.

"Artinya.. aku tidak akan pergi. Aku tidak akan meninggalkan pernikahan kita. Aku akan tetap terus menjadi istrimu.. Selama kau menyukai dan menginginkannya"

"Tentu saja aku menyukai dan sangat menginginkannya. Aku sudah menginginkan pernikahan itu sejak melihatmu pertama kali. Aku jatuh cinta padamu semenjak itu. Jeongmal saranghae Nam Sunggyu"

"Nado Hyun.. Dan kita telah menyia-nyiakan waktu selama tiga bulan lebih dengan semena-mena" keluh Sunggyu dengan  genggaman tanganya.

"Tanpa perjuangan, cinta tidak akan indah, Gyu. Aku bersyukur telah mengalami kecelakaan ini"

Woohyun kelihatan letih setelah berbicara. Namun wajahnya memperlihatkan kebahagiannya.

"Bagaimana dengan Woojoon?" bisiknya tak lama kemudian.

"Sedang tidur. Kata dokter tidak berbahaya. Dan tadi aku sudah meminta Myungsoo mengurus segalanya. Mungkin siang nanti Song Ahjussi akan datang"

"Aku bersyukur.."

White LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang