Maaf kalau ada Typo😅
Teng, teng, teng.
.
.
.
Sebuah jam besar kuno berdentang keras, suaranya terdengar keseluruh penjuru perpustakaan. Jam kuno tersebut terletak di sebelah barat perpustakaan. Berwarna coklat dan usang. Menambah kesan angker perpustakaan ini. Jam tersebut menunjukkan pukul 16.30, itu artinya perpustakaan akan tutup.Merapikan buku , meletakkannya kembali ke rak buku yang tingginya sampai ke plafon, menaiki tangga untuk sampai ke atasnya. Bergegas pulang meninggalkan perpustakaan yang akan buka esok paginya lagi.
Meninggalkan perpustakaan, melalui pintu besar yang terletak di bagian timur. Tapi, langkah terhenti ketika tak sengaja melihat ke arah jendela besar yang memancarkan cahaya matahari senja dari luar ruangan, yang menambah suasana remang-remang. Terlihat seorang perempuan yang sedang menatap keluar, tertegun dan termenung.
Langkah kaki perlahan mendekat kepada perempuan tersebut, sedikit demi sedikit menjadi dekat dan akhirnya terhenti ketika perempuan tersebut menolehkan wajahnya. Dengan seketika, jantung ini berdetak kencang, mata ini terbelalak besar, keringat dingin bercucuran, melihat wajah yang pucat dingin dan bisa diartikan wajahnya yang sedang meminta perlindungan dan pertolongan. Badan ini tak bisa di gerakkan, serasa terpaku ke lantai.
Tiba-tiba, perempuan itu mendekatiku, melangkah mendekatiku, menjulurkan tangannya, merintih dan mengeluarkan air mata.
“ Tolong aku, tolong, aku tidak kuat lagi. “ rintihnya mendekatiku.
Dia berusaha bergelantungan kepadaku, namun aku berusaha menjauhinya, aku sedikit takut dan terheran.
“ Kau kenapa? Apa yang bisa aku bantu?.” Aku bertanya kepadanya, berusaha mengerti apa yang dia inginkan.
Dia terus menangis tanpa menjawab pertanyaanku, dan menunduk. Aku berusaha menenangkannya. Rasa iba muncul dari dalam hati, melihatnya seperti itu dan merasakan jika aku di posisinya.
Dia terus menangis dan menangis, aku menjadi bosan tanpa ada hal yang jelas. Aku berangsur pergi meninggalkannya, membalikkan badan dan melangkah menjauh, keluar dari perpustakaan ini yang terasa mengerikan.
Keluar dari gerbang perpustakaan terasa keluar dari rumah hantu yang ada di pasar-pasar malam. Mengerikan dan menyeramkan. Dari cerita orang sekitar, perpustakaan itu memang angker dan memiliki penghuni yang selalu berkeliaran di dalamnya, menakut-nakuti pengunjung yang dirasa memilki niat jahat. Tapi, aku menganggap itu hanya sebuah mitos atau dongeng semata. Namun, aku harus selalu waspada terhadap apapun.
--|--
Aku adalah seorang siswa SMA yang berada di sebuah kota metropolitan. Teman-temanku memanggil aku dengan nama Valerry. Aku memiliki nama lengkap Valerry Raechel. Hobiku membaca dan memecahkan suatu misteri. Ada hal aneh dalam diriku, aku bisa melihat hal tak kasat mata, yang biasa disebut Hantu. Aku tidak tahu kenapa aku bisa melihatnya, tapi itu tidak harus dipikirkan, jalani saja.Indra keenamku aku dapatkan saat berumur lima tahun. Pertama kali bisa melihat makhluk itu, aku merasa takut dan terus menangis. Namun, sekarang aku sudah terbiasa, karena aku percaya, kalau kita tidak mengganggunya, dia juga tidak akan mengganggu kita.
Dulu, semua orang tahu kalau aku bisa melihat arwah gentayangan itu, banyak orang yang mengagumiku dan melihatku menjadi orang aneh yang tidak normal seperti mereka, aku hanya bisa diam dan tidak tau barus berbuat apa.
Pernah suatu hari, ketika aku berumur dua belas tahun, seseorang meminta tolong kepadaku untuk mengusir hantu yang selalau mengganggunya di rumahnya. Aku tidak mau, karena aku tidak tahu cara mengusir atau mengembalikan arwah gentayangan itu ke alamnya. Sejak saat itu aku menyembunyikan hal yang aku katakan sebagai kekuatan super bagiku.
--|--
Perasaan aneh selalu mengikutiku saat aku keluar dari perpustakaan sampai sekarang, serasa ada yang mengikutiku. Aku mencoba melirik ke belakang, memastikan apa benar perasaanku ini.
Saat menoleh, aku melihat dia, perempuan tadi, dia yang ada di perpustakaan tadi. Aku berhenti dan membalikkan badan, seketika dia juga terhenti. Dia menatapku dalam, mengisyaratkan kalau dia memiliki permintaan.
“Kenapa kau mengikutiku?” Tanyaku kesal dan agak menghardiknya.
Dia tertegun dan berusaha untuk menjawab dan menjelaskan maksudnya.
“Maukah kau menolongku?” Dia mulai berbicara dengan nada yang menyentuh hati, rasa iba keluar dari hati ini.
“Apa? Apa yang bisa aku tolong?”Aku berusaha menolongnya semampuku.
“Aku ingin kau mencari penyebab kematian ku, dan siapa yang membunuhku, aku mohon tolonglah aku.” Dia menggenggam tanganku, dan menangis meminta tolong.
Aku terdiam sejenak dan berfikir, kenapa harus aku?, kenapa tidak yang lain?.
“Kenapa harus aku?, kenapa tidak minta tolong yang lain?” Aku bertanya kepadanya sambil mengerutkan dahi karena heran.
“Karena aku bertemu dengan mu, hanya kau yang bisa menolongku, hanya kau yang bisa melihatku. Selama ini aku belum pernah bertemu orang yang bisa melihatku. Jadi, tolong aku, aku mohon.” Dia terus menangis dan memohon kepadaku.
Hati ku tersentuh mendengar jawabannya.Aku tidak bisa menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata, dan akhirnya jatuh juga. Terbesit di dalam hatiku untuk menolongnya.
“Baiklah, aku akan menolong mu.” Jawabku sambil senyum untuk mengubah suasana sedih ini.
“Terima kasih, aku sangat senang sekali.” Dia kembali tersenyum, air mata berhenti mengalir dari matanya.
Walaupun dia tersenyum, sisi hantunya masih ada. Pucat dan dingin. Tapi, kalau dilihat-lihat dulunya sewaktu dia hidup dia pasti cantik sekali.
“Oh iya, kau tinggal dimana?” Aku bertanya karena aku penasaran, apakah hantu juga punya tempat tinggal?.
Dia terkejut dan menatapku, matanya berkaca-kaca. Dia memalingkan wajahnya dan menunduk. Memain-mainkan kakinya yang dibungkus sepatu sekolah.
“Selama ini aku hanya tinggal di perpustakaan, aku tidak tahu dimana rumahku.” Dia berjalan mendahuluiku dan berbalik menghadapku.
Aku terdiam sejenak dan berfikir.
“Bagaimana kalau kau tinggal bersamaku?” Aku menawarkan kepadanya, supaya dia punya tempat tinggal yang pasti.
Dia terkejut dan kembali menatapku. Terlihat dimatanya perasaan hatinya saat ini. Senang dan senang.“Mau, aku mau sekali. Tapi, apakah keluargamu tidak terganggu dengan kehadiranku?” Dia kembali bersedih karena dia takut akan mengganggu seseorang.
“Tidak, aku tinggal di sebuah apatemen. Papaku menyewakan sebuah apartemen untuk ku. Jadi, kau bisa tinggal bersamaku tanpa rasa khawatir.” Aku menjelaskan semuanya, kalau aku tidak tinggal bersama keluarga.
“Baiklah, aku mau tinggal bersamamu.” Dia kembali bersemangat dan tersenyum. Senyum manisnya terlukis di wajahnya yang cantik.
--|--
Segini dulu ya.. tunggu chapter berikutnya.. 😄😙Jangan lupa votment ya. Biar rame 😄

KAMU SEDANG MEMBACA
Scary File [SLOW UPDATE]
Misteri / Thriller"Kenapa harus aku?" Berbalik badan dan keheranan. "karena kau orang pertama yang aku temui, yang bisa melihatku." Dia menatapku dengan harapan. "Bisakah kau menolongku?, mencari penyebab kematian ku." Dia bertanya dan memohon kepadaku. Aku seorang s...