PROBABLY

36 3 0
                                    


Hari pun berganti, Abighael yang memang sudah terbangun dari tidurnya pada pukul 5.15 pagi tadi pun bergegas menuju dapur untuk mengambil 1 rangkap roti isi selai dan membuka kulkas untuk meminum susu. Itulah rutinitas pagi Abighael setiap harinya sesudah ia mandi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5.55 pagi, ia segera memakai sepatunya dan berjalan menuju halte bus di depan perumahannya. Ia mencoba untuk membuka smartphone-nya yang dari kemarin berada didalam tas nya, ya tak lain dan tak bukan hanya ada beberapa pesan dari teman-temannya di dalam sebuah Grup kelas mereka pagi tadi menanyakan jadwal pelajaran dll. Namun di bawah pesan grup terdapat pesan dari Fara yang Abighael sendiri pun heran mengapa Fara mengirimi nya pesan yang bertuliskan

"Nge bus bareng yuk hari ini? Gue tunggu dihalte deket rumah gue ya, kan searah"

Tak lupa disisipkan emoji wink atau kedipan mata dipesan itu,

Abighael sudah memasuki bus nya dan duduk tepat dibelakang supirnya, setelah 5 menit perjalaanan bus pun berhenti untuk menaikkan penumpang yang menunggu dihalte dan salah satunya adalah Fara. Fara dan Abi bertegur sapa lalu Abi pun menawarkan bangku disebelahnya yang kosong kepada Fara  dan duduklah Fara disampingnya mereka berbincang-bincang sepanjang jalan sewajarnya layaknya teman sekelas saja. 20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di depan sekolah mereka

"Ke kelas Bi?" Tanya Fara kepada Abighael "Duluan Far gua masih ada urusan"

mereka pun berpisah di parkiran sekolah, Fara menuju kelasnya berjalan sambil memainkan smartphone-nya. Dan tiba-tiba ia menabrak seorang siswi. Hmm, tidak seorang melainkan sekelompok siswi yang kira-kira ada 4 orang namun yang ia tabrak adalah Vanesa senior di sekolah itu yang konon kabarnya menyukai Abighael.

"Kalo jalan liat-liat dong" bentak Vanesa

"Maaf kak", "gue ngga sengaja tadi.." jawab Fara mencoba menghindari Vanesa, namun Vanesa menarik tangan Fara dan membanting tubuh Fara ke dinding, Fara tampak kesakitan memegangi pundaknya yang terbentur.

"Lo ngapain berangkat sama Abi? Lo mau nyobain cakaran gue di pipi lo? Gatel banget sih jadi cewe. Abighael punya gue tau ngga lo?" bentak Vanesa dan murid disekolah itu mulai mengerumuni Vanesa dan Fara saat itu suasana menjadi riuh sekali namun tiba-tiba Abighael muncul dan menarik tangan Fara

"Gua ngga pernah jadi milik lo, dan jangan ganggu temen gua. Ngerti ngga lo?!" Abighael yang Nampak marah karena tingkah laku Vanesa terhadap Fara. Fara hanya menangis dibelakang badan lelaki itu lalu mereka berdua pergi dari kerumunan manusia-manusia itu. "Udah jangan nangis Far ada gua" ucap Abighael yang nampaknya mencoba untuk menenangkan hati Fara.

Mereka berdua duduk di taman sekolah, melihat Fara yang masih terus menangis akibat bentakan Vanesa tadi Abighael pun berlutut di depan Fara yang duduk di bangku taman sambil mencoba mendangak kan kepala Fara "Udah lah Far ngga usah dipikirin amat kelakuan Vanesa tadi, lo kan tau dia emang agak saiko" kata Abi yang mencoba lembut terhadap perempuan itu. Airmata Fara pun tak kunjung berhenti, akhirnya Abi mengambil sapu tangan yang ia letakkan selalu di sakunya dan diberikan kepada Fara, "Apus airmata lo, ayuk ke kelas bentar lagi bel masuk bunyi Far". Fara mengangguk meraih sapu tangan itu dan mengusap airmatanya. Jujur saja itu adalah kali pertama dia dibentak oleh seseorang bahkan orang tua nya pun belum pernah melakukan itu kepadanya

Jam pertama sudah di mulai namun tidak ada pertanda akan hadirnya guru di kelas itu kelas yang semula cukup hening sebab menantikan guru pun akhirnya berubah menjadi sangat rebut dengan kelompok masing-masing.

 Ada kelompok beberapa wanita yang tukang gosip saat itu berkelompok menjadi satu, 

ada pula sekelompok laki-laki gamers yang sedang mabar atau main bareng main yang dimaksudkan adalah main games, 

ada pula kelompok anak-anak pinta yang sibuk membaca bukunya masing-masing,

 dan beberapa dari siswa kelas mereka keluar menuju kantin. 

Begitulah keadaan kelas pagi itu, Abi yang nampak hanya diam saja pun akhirnya keluar dari kelas bersama Sandi dan Naufal. Seperti biasanya bila mereka bertiga yang keluar kelas pasti akan menuju ruang Seni Musik tempat dimana mereka bias memainkan beberapa alat music disana, memang itulah kegemaran mereka dari tahun pertama mereka sekolah. Mereka mencoba memainkan lagu High School Never Ends – Bowling For Soup.

Four years you think for sure

That's all you've got to endure

All the total dicks

All the stuck up chicks

So superficial, so immature

Then when you graduate

You take a look around and you say HEY WAIT

This is the same as where I just came from

I thought it was over

Aw that's just great

The whole damn world is just as obsessed

With who's the best dressed and who's having sex

Who's got the money, who gets the honeys

Who's kinda cute and who's just a mess

And you still don't have the right look

And you don't have the right friends

Nothing changes but the faces, the names, and the trends

High school never ends


mereka sangat suka lagu itu karena bagi mereka memang masa SMA tidak akan pernah berakhir, selalu ingin diulang lagi dan lagi. Abi menyanyikan seakan ia adalah Jaret Reddick vokalis dari Bowling for Soup, mereka selalu membawakan lagu itu setiap kali latihan band. Karena disetiap malam perpisahan seniornya mereka selalu dipercayakan untuk membawakan lagu itu, band mereka memang sudah sangat dikenali di SMA Bhakti Nusa.

Mereka sedang asyik memainkan beberapa lagu tiba-tiba saja listrik di sekolah itu padam dan semua instalasi listrik pun berhenti bekerja. Akhirnya mereka keluar dari ruang Seni Musik dan berniat menuju lapangan basket, namun Abi memutuskan untuk menuju kolam renang karena ia tidak seberapa menyukai basket. Baginya melihat air adalah ketenangan baginya.

Abi pun berjalan kearah kolam renang dan disana ia menemui Fara yang sedang duduk melamun dengan kaki yang setengah ia celupkan kedalam kolam. Abi pun menghampiri Fara dan duduk disampingnya

"Kenapa? Masih mikirin yang tadi?" Tanya Abi sambil memainkan kakinya yang berada didalam kolam

"Udah gue tebak lo pasti bakal kesini Bi" jawab Fara lalu tersenyum kepada Abi, "Ngga sih gue Cuma mau buktiin aja apa kata lo kemarin bahwa masalah bakal ilang kalo liat air" 

Abighael tersenyum lalu berkata "Sorry ya gara-gara gua lo kena masalah sama senior". "Ahh ngga kok Bi yang salah emang gue, ngapain juga pake ajak lo berangkat bareng" kata Fara sambil berdiri dari duduknya "Gue duluan Bi, takut diliat senior lain dan diaduin ke kak Vanesa, bye Bi" Fara pun pamit lalu pergi sambil membawa sepatunya yang belum sempat ia pakai. 

Abighael pun hanya terdiam setelah Fara pergi dan memandangi bayangannya yang ada di air.

FeelingsWhere stories live. Discover now