*3*

87 4 1
                                    


Alsha mengembuskan nafasnya kasar, lalu melirik Angel yang masih berdiri disampingnya sejenak. Dengan segenap keyakinan ia menatap mata Alvan tajam. Pertama kali ini Alvan merasakan tatapan Alsha yang dipenuhi kilat kebencian. Alvan menelan saliva dengan susah payah.

"Asal lo tahu aja ya. Dia," Alsha menunjuk Angel sedetik. "dua jam gue ketakutan didalam gudang, dua jam gue sendirian disitu, dua jam gue kesepian disitu, dua jam gue diam dikegelapan dimana gue takut banget gelap. Gara-gara dia nih, bebek kesayangan lo itu. Lo ajarin dia nggak sih sebenarnya, bukannya bikin dia jadi tambah bener malah makin gila." Kata Alsha dengan suara serak setelah lama ia menangis tadi.

Mendengar ucapan yang keluar dari bibir Alsha, mata Angel membulat menatap Alvan. Ingin rasanya Angel mencabik wajah Alsha saat ini, namun ia terhalang oleh perjanjiannya dengan Alvan beberapa minggu lalu.

"Tuh kamu denger sendiri kan, beb. Yang gila tuh dia, bukan aku." Sahut Angel, kali ini ia sudah melupakan perjanjiannya dengan Alvan.

"Ngel, gue pengen ngomong sama lo." Ujar Alvan seraya menarik pergelangan tangan Angel secara paksa.

Alvan menarik Angel menjauh dari Alsha.

"Lo tunggu disini, please!" Perintah Alvan kepada Alsha.

Alsha memutar bola matanya malas, namun ia menurut saja.

"Lo inget kan kenapa gue mau pacarin lo?" Tanya Alvan dengan nada pelan, setelah dirasa tempat mereka sudah aman.

"Lo tuh kenapa sih selalu aja belain cewek itu, apanya yang lo suka dari dia, hah? Dia cuma cewek biasa yang sukanya ngatain orang dan nggak punya malu. Cewek kayak gitu yang lo suka, iya?"

"Oke lo ingkar janji sama gue. Lo juga udah keterlaluan sama dia. Kurang sabar gimana gue ngadepin lo, hah? Mulai detik ini juga gue mau kita udahan! Jangan ngarep buat balikan, karena gue jadian sama lo aja terpaksa." Alvan menegaskan ucapannya sekali lagi. "Dan satu hal, jangan pernah panggil gue beb lagi. Terutama pas didepan dia, enek gue dengernya!"

Perdebatan berlangsung sengit antara Alvan dengan Angel. Alsha hanya bisa menerka-terka apa yang sebenarnya mereka lakukan padanya. Kenapa membawa nama perjanjian dalam ucapan mereka tadi.

Disaat Alsha sedang berdiri canggung, seseorang menarik pergelangan tangannya dari belakang. Membuat Alsha terpaksa mengikuti langkah seseorang tersebut.

A "I Love You"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang