Namanya juga SD, eh SD siapa ya? Maksud gue namanya juga anak masih SD. Eh anak masih SD anak siapa? Ah seterah lo deh Ca.(author ngambek kek embek lagi nembak pake tembak tembakan)
Dulu, waktu gue masih SD, gue tuh paling inget momen masuk sekolah setelah libur semesteran.Caca was an elementary school's student
"Ca, cepetan bangun nak. Ibuk udah buatin kamu sarapan," -Ibu
(5 minutes later)
"Ca, cepetan bangun! Tu nasi di magic jar ampe dingin, noh," -Ibu tampak marah bung
"Iya Ibu ku sayang, Caca lagi ganti baju ni. Bentaran," -Gue lagi benerin seragam
(2 minutes later)
"Buk, nanti Caca anterin ya, kalo sama Ibu nanti Caca dapet tempat duduk yang di depan,"-minta Gue
"Ibuk ga bisa anter kamu, lagian kan ibu udah naruh tas kamu di tempat duduk paling depan,"-Ibu
"Hah? Kapan ibu naruhnya?-Gue bertanya, takut sesat di jalan.
"Ya waktu libur semesteran lah," -Jelas Ibu
"Etdah Buk, niat amat. Yaudah, Caca berangkat sekarang," -Gue
Gue pun berangkat sekolan naik sepeda. Sesampainya gue di sana, gue nyariin tas yang udah ibu gue taruh di kelas, gue cariin terus sespesifik mungkin sampe ke benang-benangnga gue liatin. Dan yak ketemu. Sekarang apa? Kok bangku gue jadi tempat kontroversial bagi gue yang udah ngalahin kontroversi selebriti di tipi yang kebanyakan masalah.
"Hai Tina, Kamu ngapain di sini? Ini kan bangku aku," Gue
"Ini bangku aku, aku duluan yang dateng terus duduk di sini," kata Tina
"Tapikan itu udah ada tasku, berarti aku dulu yang di sini," Gue
"Ya gak boleh, ini pokoknya bangku aku, kamu yang pindah," Tina
"Ya gak bisa, siapa cepet dia dapet lah. Gimana si kamu, udah kalah cepet masih aja mau di sini," Gue mulai mengeluarkan api-api emosi
"Ya pokoknya aku mau di sini. Titik!" Tina keliatan ampir nangis.
"Gak. Kamu pergi. Aku yang duduk di sini. Kan masih banyak bangku lain," Gue menjelaskan kayak guru
"Aku maunya di sini, huhuhuu" Tina nangis
"Ya gak bisa, aku duluan yang di sini,"Gue nampak tenang.
"Eh eh, ada apa ini? Tina? Kamu kenapa nangis, nak?" Bu Dian dateng, ya, beliau guru kami.
"Itu bu, si Tina nangis gara gara dia mau duduk di sini, padahal kan tas aku udah ada di sini, ya berarti ini tempat duduk aku kan, Bu,"Gue menjelaskan layaknya saksi sekaligus korban, keren kan gue?
"Oh gitu, Tina, sini kamu ikut Ibu, ya. Kita cari tempat lain. Udah kamu jangan nangis lagi," Bujuk Bu Dian.
"I..i...iya,Bu," Tina nampak sesenggukan menuruti Bu Dian.
"Kamu? Kamu duduk di situ?" Gue bertanya sama temen sebangku gue.
"Iya. Kenapa?" Jawab dia sok. Ah pokoknya ga bisa dijelasin dengan kata kata maupun hati.
"Oh, nggak si cuma nanya. Kenalin nama aku, Caca, nama kamu siapa?" Tanya gue. Iya sih gue dulu sekelas sama dia, tapi dia terkenal dingin. Bukan kedinginan. Dingin sifatnya. So, gue ga kenal dia, namanya aja ga tau. Gimana si, sekelas kok ga kenal, Caca payah.
"Gue Tiara,"Jadi namanya Tiara toh, tiara apanya, dingin kek es gitu namanya tiara.
"Kita temenan ya,"Bujuk gue supaya dia bisa merasakan senangnya jadi anak SD.
"Ya," singkat, padat, dan sangat jelas.
Sementara itu gue liat lumayan banyak anak yang rebutan tempat duduk, sampe gurunya ikutan pusing, padahal seharusnya udah mulai pelajaran. Tapi ya itung itung ga pelajaran hehe.
Gue juga liat sekitar alam gue, ada juga yang dianter orang tuanya. Ada yang tasnya udah ditaruh kaya tas gue, tapi beda caranya. Ada yang diisolasi, bahkan di paku. Lah, gue kasian banget sama tas sama mejanya juga. Ada juga yang ga pake tas, tapi pake pilox. Jadi mejanya ditulisin nama anaknya. Gewlak, kreatif banget kan ya.
Dan akhirnya selesai. Ya semua selesai dalam 1 jam lebih 30 menit 10 detik. Dan seperti biasa, kami pelajaran. Pelajaran cerita. Yeay!
________________________________________
Yap, terima kasih. Tinggal jejak dong
KAMU SEDANG MEMBACA
Memori Miniku
Short Story"Yah, kita mau ngapain ke toko hape?" "Mau beli semen buat nge genepin otak lu yang kurang" jawab ayah gue sebuah Memori seorang gadis yang hanya teringat di bagian kampretnya saja... _____________________ yuk mampir di cerita pertama gue cusss