Part 1

4.6K 159 1
                                    

Mataku udah mirip panda. Semalaman aku tidak tidur karna terlalu berisik di rumah. Aku menuju dapur dengan mata agak sempit.

"Sayang kamu sarapan dulu ya, ayah udah berangkat duluan, kalian berangkat barengkan?" Tanya ibu padaku dan Fano.

Ya Fano tidur dirumahku untuk nonton bola dengan ayah, itulah alasan kenapa aku gak bisa tidur. Ayahku sudah tidak bekerja di korea, ayah dipindah ke kentor pusat, jadi di angkat jabatanya, dan sekarang sudah tinggal bersama lagi, walau tetap ayah sibuk.

"Iya bu" jawab kami hampir bersamaan dengan malas.

"Kok lemes gitu?" tanya ibu membuatku memutar kedua mataku malas.

"Gimana mau tidur, kalau ada suporter di rumah" jawabku menyindir.

" aku juga ngantuk, bukan km aja" jawab Fano tanpa berdosa.

"Kalo nonton bola biasa aja gak bisa ya?" Tanyaku.

"Gak seru kalo gk teriak teriak" jawabnya polos. Aku hanya menghela nafas. Lalu melanjutkan sarapan.

Selesai sarapan kamipun langsung berangkat ke sekolah. Semenjak kami bertunangan Fano memang sangat dekat dengan Ayahku. Bagus sih, tapi dia menyingkirkan posisiku sebagai putrinya.

°°°°

Aku melirik Seli yg sedari tadi mengobrol dengan anak baru. Di kelasku memang ada anak baru yg baru masuk tiga hari lalu.

Namanya Rahel putrisia, dia putih tinggi dengan kaki yg indah. Dia sopan, dan dia adalah seorang model, tapi gak tau kenapa kedatangannya membuat suasan kelasku menjadi menjijihkan.

Semua orang heboh dengan kedatangannya, bahkan belum ada seminggu dia sudah populer. Teman2 ku saja selalu mengistimewakaknya. Hampir satu kelas kecuali Dika si ketua kelas.

"Sel, aku mau curhat nih" ucapku pada Seli yg masih sibuk mewawancarai gadis model itu. Seli gak gubris akupun duduk kembali di tempatku.

Semua berubah bahkan Seli sahabatku seolah lupa denganku karna anak baru itu. Yg lebih parah Teman2 Fano juga ikut heboh dengan kedatangan model yg belum terkenal itu.

Aku melirik ke arah Dika. Sepertinya hanya dia yg gak peduli sama Rahel. Aku menghela nafas.

Karna bosan aku memutuskan ke kantin sendiri. Aku berjalan melewati lorong dan aku melihat seseorang yg senyumnya selalu aku rindukan.

"My queen kok sendirian, di gondol gerandong gimana?" Ledek si mayat hidup yg membuat rasa bosanku sedikit menghilang.

"Kamu gerandongnya" balasku sambil menggapit lengan pacarku ini. Kamipun menuju kantin bersama, lalu memesan bakso langganan.

"Rahel mana?" Tanya Ali saat mendapati aku sudah duduk. Lagi2 aku harus mendengar nama itu. Gak tau kenapa nama itu membuatku jadi muak. Nama terkutuk.

"Di kelas" jawabku singkat.

"Nih my queen" sambil menyodorkan mangkok padaku.

"Kamu pnya nomer hp dia gak atau WA atau apa gitu?" Tanya Ali lagi yg membuatku semakin muak.

Gak tau apa aku kayaknya benci sama dia. Walaupun dia gak salah apa apa.

"Gak tau" jawabku malas.

Fano hanya fokus makan baksonya, jujur aku lebih seneng liat dia makan dari pada gubris pertanyaan gak mutu si Ali.

"Nanti kamu minta kedia ya, demi aku pliss" Ali memohon.kayaknya si Ali emang naksir sama Rahel.

Sumpah gue eneg, si mayat hidup gak peduli apa?

"Minta sendiri aja" tolaku lembut, agar teman cs Fano ini gak  mikir aneh.

"Malu lah.. kamu aja kan kamu sekelas sama dia" pintanya memohon. Segitu cintanya ya. Aku hanya mengangguk malas. Jujur males banget harus berurusan sama Rahel.

Kayaknya posisiku udah di singkirin sama Rahel.

"Kamu kok gak habis baksonya?" Tanya Fano padaku yg gak lanjut makan karna udah muak.
Aku hanya menggeleng.

"Aku abisin ya" Fano langsung mengambil mangkokku, lalu memakanya. Kayaknya dia laper beneran deh.

Dasar rakus,, gak tau apa aku lagi badmood.

"My queen, kenapa gak makan?" Tanya Fano, gak sadar apa kalo baksoku udah dia telen.

"Males" jawabku.

"Lain kali kalo gak mau makan bilang dong, jadikan gak sayang kalo gak di makan gini?" Si mayat hidup ngedumel.

Perasaan aku gak makan juga dia yg habisin, aku cuma diem gak jawab, males, biasanya kalo aku jawab sih, si mayat hidup punya jawaban yg bikin aku skak mat jadi milih diem.

"Jangan lupa ya, aku tagih entar pas pulang sekolah" ucap Ali yg sambil berdiri meninggalkan ku dan Fano.

"Apanya yg jangan lupa?" Tanya Fano polos.

Dia kalo makan otaknya di tinggal di tas kali ya, ampun dah.

"Itu dia minta nomer hp Rahel" jwabku memasang muka setengah muak.

"Oh jadi si Ali naksir Rahel" Fano sambil ngangguk2.

"Kayaknya semua anak pada tergila2 ya sama Rahel?" Tanya Fano.

"Kamu juga?" Tanyaku melotot

"Gaklah, kan aku udah punya kamu, kamu lebih cantik kok" jawab Fano membuatku tersenyum lebar.

"Kalo Rahel gak ada" jawab Fano lalu lari menghindari amukanku.

"DASAR  UPILL" teriakku keras. Pada Fano yg melarikan diri lebih dulu. Aku berlari menuju kelas, karna gak mungkin ngejar si mayat hidup, karna dia pasti takut aku makan.

Aku mendekat pada Rahel untuk memenuhi janjiku.

"Hay, emm aku boleh minta Wa kamu gak atau ig atau apa gitu" tanyaku kaku pada Rahel yg langsung tersenyum lembut padaku. Jujur ogah banget berurusan sama dia, mana mesti ngemis lagi.

"Owh aku tulis ya" jawabnya lalu menarik tanganku dan menulis di telapak tanganku. Aku kaget ni anak gak punya sopan santun kali ya, kan ada kertas.

"Udah tu" jawabnya lembut, jujur aku liatnya eneg banget, kayaknya kelembutanya itu di buat2 dan gak alami cuma buat jaga reputasi doang.

Aku langsung kembali ke tempat dudukku, dan langsung mengirimkan catatan di tanganku pada Ali lewat Wa.

"Oh my god. Kamu di kasih Wa sama Rahel, aku harus catet, mana mana" ucap Seli yg melihat no Wa Nenek sihir alias Rahel dan langsung mencatatnya.

Makin muak liat gini. Si mayat hidup juga, jangan bilang kalo dia mengagumi Rahel juga. Aku bakal tinju dia kalo macem2.

Aku mendengus karna Seli menegurku hanya karna no Wa nenek sihir itu. Seli kepancing juga kayaknya, gampang banget buat jauhin aku cuma gara2 anak baru itu.

"Makasih ya" ucap Seli sambil mencubit pipi kanan ku pelan. Lalu fokus pada Ponselnya, sepertinya sih mencoba ngechat nenek sihir itu.

Bakal muak tiap hari kalo semua temen2 pada heboh sama cewek yg gak mereka tahu sifatnya. Butuh stok kesabaran lagi kayaknya, karna sekarang udah nambah si nenek sihir yg bikin muak. Kalo my king sih masih mendinglah karna aku sayang sama dia walau penyakitnya sering kumat akhir2 ini.

Thor balik lagi nih sama Hani sama Fano.. yg sekarang pasti lebih banyak tantangan buat Hani
Baca terus ya dan kasih voment buat aku dan follow me

The Somvlak Boy  - season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang