Aku pergi, ya! (bonus pt.2)

1.8K 337 128
                                    

"Penuh gini ya orang-orang pada ke bandara semua apa gimana sih?" Gerutu Donghyun.

Gue cuma bisa menatap Donghyun yang lagi celingukan nyari lahan parkir yang kosong buat parkirin mobilnya. Donghyun berhenti sebentar dan balik ngeliatin gue terus ngelus pucuk kepala gue.

"Jangan sedih gitu ah." Katanya sambil tersenyum.

Gue berusaha menyimpan sebanyak mungkin bentuk senyum cerah yang bakal gue rindukan selama 90 hari.

"Tuh depan kosong." Seru gue sambil menunjuk ke arah depan mobil Donghyun.

Donghyun memarkirkan honda jazz berwarna biru metaliknya dengan rapi kemudian menarik rem tangan dan mematikan mesin mobil.

Handphone gue bergetar dan gue melihat sebuah pesan berisi:
"Jangan telat pesawat take off jam 4."

Tentu saja dari atasan gue di kantor.

Gue menghela nafas panjang.

Dalam setahun, ini adalah pekerjaan ke 3 gue.

Iya. Gue udah 3 kali ganti kerjaan dengan alasan "gak betah." Giliran gue dapet kerjaan yang gue mau, gue malah ditugaskan ke luar kota dengan jaminan "menjadi pegawai tetap."

Meskipun cuma 3 bulan, ya tapi kan...

"Jangan nangis lagi kak." Donghyun mengelus tangan gue.

"Gak nangis ih lebay banget." Elak gue.

"Lebay? Yang kemarin nangis uring-uringan mau resign siapa?" Donghyun ngingetin gue soal gue yang nangis lebay gak mau pergi kemarin. Malu-maluin.

"Nangis doang ya gak uring-uringan mau resign." Gue masih mengelak Donghyun malah senyum.

"JANGAN SENYUM TERUS KENAPA SIH? LO SENENG YA GUE TINGGAL?!" Gue ngegas karena emang Donghyun nih dari sejak gue bilang gue mau tugas di luar kota keliatan kagak ada sedih-sedihnya ditinggal gue heran.

Apa jangan-jangan dia udah ada niatan bulus selama ditinggal gue?!

Secara kan 3 bulan tuh lama buat ldr, long distance reladiboongin ship......

Ditambah, keberangkatan gue bersamaan dengan datangnya para mahasiswa baru di kampus. Donghyun kembali jadi panitia ospek tahun ini. Tahun kemarin aja gue yang pusing sama maba-maba yang centil kegemesan ke Donghyun.

Bukan posesif. Cuma khawatir gak salah kan?

Mana ini juga pertama kalinya gue ngerasain ldr. Jadi parno sendiri.

"Aku kan senyum terus biar kamunya gak sedih. Udah yuk keburu boarding tar." Donghyun keluar dari mobilnya dan langsung menuju bagasi belakang.

Gue ikut keluar dan langsung nyusulin dia yang lagi ngambil koper gue.

"Ya tapikan...." gue gak membereskan kalimat gue. Males.

"Tapi apa?" Tanya Donghyun sambil menutup bagasi mobilnya. Gue menggelengkan kepala sambil cemberut.

"Jangan cemberut terus sayang."

"Kamu gak sedih apa mau aku tinggal? Kamu bahkan gak protes sama sekali sejak aku bilang aku tugas ke luar kota, malah beda pulau selama itu. Tiga bulan tuh lama banyak hal yang bisa terjadi. Kayaknya aku doang yang khawatir, aku doang yang sedih." Protes gue sambil nundukkin kepala nahan nangis. Malu masa nangis di parkiran :(

"Mau aku bikin gak sedih gak?" Donghyun mendekatkan badannya ke gue dan kedua tangannya mengapit kemudian ngangkat muka gue. Gue liat dia lagi senyum bikin gue dorong badan dia keras biar dia ngejauh.

Brondong(hyun); Kim Donghyun[AU] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang