tiga [sister]

26 5 0
                                    

"jelaskan padaku sekarang Hara-yaa"

"apa pedulimu? Kau hanya peduli dengan urusanmu saja"

"mianhae Hara-yaa, jangan kau batalkan perjanjian kita. Aku pasrahkan masalah arwah itu padamu, dan sisanya biar aku dan Mark hyung yang turun tangan"

Kenapa aku merasa bersalah padanya? Aku merasa terganggu dengan masalahnya tapi aku sudah terlanjur masuk kedalam lubang hitam masalahnya. Ia sangat merepotkan.

"Hara-yaa, apa kau masih mau membantuku?"
"aku akan menjagamu dari..."

"hentikan omong kosongmu itu, aku akan berusaha untuk membebaskan arwah itu. Jadi tolong jangan terus menempel padaku."

"sepertinya kita harus pergi dari sini Hara-yaa. Kau lihat ada beberapa gadis di belakangmu, mereka membawa kamera. Kita akan bertemu lagi nanti. Sampai jumpa"

Inilah yang tidak aku sukai, mereka para gadis selalu mencari sensasi. Mereka sungguh haus akan uang. Sangat bodoh. Mereka gadis jalang.

Aku berjalan ke arah taman, ya aku tahu harusnya aku kembali ke kelas tapi aku tidak ada kemauan untuk kembali ke kelas sialan itu. Sepanjang lorong banyak arwah yang menatapku, entah apa hanya perasaanku saja tapi aku melihat ada satu arwah yang sepertinya baru saja kembali untuk urusannya, aku tidak memperdulikan itu, toh yang terpenting aku tidak terlibat masalahnya.

Aku duduk dibawah pohon besar yg ada dilap. bola, hanya disitu tempat yang tidak ada penghuninya hanya ada serangga2 kecil.

"Hara!!"

Aku menoleh ke sumber suara, ia bukan manusia ia arwah. Aku memang tidak mempunyai teman yang normal pada umumnya, tpi aku santai2 saja. Kalau bagi kalian ini menyeramkan kalian salah besar, ya memang pada awalnya memang begitu tpi kalau sudah terbiasa ya untuk apa takut. Mereka bisa memberikan info apa saja yang bersifat rahasia. Hebat bukan?

"Rena? Kenapa kau menggangguku? Apa kau tidak lihat aku sedang apa?"

"mianhae, eonnie. Tapi ini sungguh masalah besar. Kau harus tahu"

"apa itu? Kalau tidak sepenting itu, aku akan menendangmu"

"araasseo, Tapi apa kau bisa menyentuhku? Kau hanya menghayal."

"diamlah"

"baiklah akan aku lanjutkan, kau tahu ada arwah baru yang datang?"

"aku tahu, memangnya knp?"

"ia merasuki Mark oppa, kau kenal kan padanya?"

"MWOO??! berani2nya dia merasuki manusia di sekolah ini, padahal ia hanyalah arwah sementara disini"

"ia menyebut namamu terus eonnie, kami takut kau diapa2kan olehnya, kami telah melihat sifatnya, dan kau tahu eonnie, ia mempunyai jiwa psikopat. Jadi kau harus berhati2 jika ada didekat Mark oppa"

Apa apaan ini? Mengapa mereka tidak bisa membuatku tenang barang 1 jam saja.

"dimana Mark-ssi sekarang?"

"kalau kulihat ia sekarang ada di rooftoop"

"baiklah"

.
.
.

"Mark-ssi? Kau disini?"

"ahh, akhirnya kau datang juga Hara-yaa."

Apa yang sudah kulihat sekarang? Aku tidak bermimpi kan? Ia membunuh seseorang.

"Ma...Mark-ssi? Apa yang kau lakukan? JAWAB AKU!!! "

"astaga kau sangat menggemaskan saat marah. Dan aku sangat ingin melihatmu tersiksa"

Dasar psikopat kau

"kau..siapa kau yg berani2nya melukai manusia? Kau hanya arwah, pergilah kau"

"kalau aku tidak mau bagaimana Hara-yaa? Apa yang akan kau lakukan? Membunuhku? Lakukan saja"

"dasar brengsek. Kau pengecut."

"namaku Ryna. Choi Ryna. Sudah jelas?"

"hah? Ryna?"

Bukan aku yang mengatakan itu, aku mengenali suara itu.

"apa kau benar2 Ryna? Apa kau masih mengingatku?"

"tentu aku ingat, kau kakak yang tidak bertanggung jawab. Kau harusnya ikut mati bersamaku NA JAEMIN. Kau hanya menyelamatkan hidupmu"

Astaga! Drama sekali yang kulihat. Tapi aku kaget setengah mati, saat kulihat Mark-Ryna. Melemparkan pisau yang sempat digenggamnya ke arah Jaemin. Itu tepat sasaran. Pisau itu ditargetkan pada perutnya. Astaga apa yang harus kulakukan?.

Darah terus mengucur, aku tidak bisa mengatakan apa2, aku diam. Saja hingga Ningning membuyarkan lamunanku.

"YAAA, Hara kau harus memanggil Ambulans. Kau bodoh."

"ahh....iya..iya aku akan memanggil ambulans"

Aku segera merobek salah satu sisi rokku untuk menahan pendarahan itu. Sedangkan si pelaku telah meninggalkan kami, sambil tersenyum penuh kemenangan.

"halo. Tolong kirimkan ambulans ke sekolah ***** di ****. Bisa tolong cepat? Disini ada siswa yang tertusuk"

"ambulans kami akan datang secepatnya Nona"

Aku mematikan telefon sepihak. Aku masih tidk tahu apa yang harus aku lakukan.

"Ha....Raa..yaa, kau.... ada di...man....aa?"

"aku disini, kau tidak perlu khawatir ambulans akan datang, kumohon bertahanlah"

Tidak terasa air mataku turun perlahan, hangat. Ia memelukku erat. Seakan tidk akan ada hari esok. Itulah yang kutakutkan.

"'HARA-YAA, APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA????"

My Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang