Kepala sekolah datang tergesa2, ia sempat terjatuh setelah melihat Jaemin dan salah satu siswinya yang sudah tewas di tangan Mark.
Omong2, sekarang ini dimana Mark? Knpa ia tak terlihat dmna pun? Ohh sial, ia kabur. Apa yang hrus ku katakan pada pak tua ini? Tak akan ada yng percaya.
Ah, sudahlah biarkan saja.
.
.
.Aku menunggu di luar ruangan operasi, aku hanya bisa berdoa agar Jaemin bisa bertahan dan selamat dari tikaman pisau dari Mark.
Kulihat kearah manager Jaemin yang duduk dengan tidak tenang, aku melihatnya terus saja berusaha menelepon seseorang. Wajahnya pucat.
Aku mengalihkan perhatianku ke arah ruang operasi, pdhl sudah 2 jam Jaemin di dalam sana dan belum keluar juga.
5 menit kemudian dokter keluar dari ruangan operasi, ia mengatakan kalau Jaemin baik2 saja dan bisa di pindahkan ke ruang rawat inap. Berhubung baru saja di operasi, Jaemin baru boleh di jenguk besok pagi.
Aku tertunduk lesu, didlm hatiku lega Jaemin tak apa disisi lain hatiku gelisah memikirkan Si Pak Tua itu.
Sekarang ini pikiranku hanya terletak pada Mark yang tak datang disaat sahabatnya lagi sekarat, apa Mark belum juga sadar? Sepertinya aku harus menemui Mark-Ryna. Harus.
Tapi saat baru saja aku melangkah, lenganku di tahan Manager Jaemin.
"sebentar Nona, apa kau teman Jaemin?" tanyanya dengan nada yang menginterogasi.
"ahh, iya. Aku teman Jaemin, ada apa, Tuan?" balasku.
"tak apa, aku hanya ingin mengatakan, kalau kau ingin menjenguk Jaemin jangan pada siang hari, karena resiko kau bertemu dengan pra reporter semakin tinggi. Jadi dia sekitar pukul 8 malam. Ia ada ruangan VIP" saran yang ia berikan seakan ia telah mengenalku lama.
Aku hanya mengangguk sekilas dan pergi menemui si Mark-Ryna.
"Dasar brengsek, beraninya ia merasuki Mark dan melukai Jaemin" gumamku.
Aku menyetop sebuah Taxi dan melaju menuju sekolah. Aku merasa gelisah memikirkan bagaimana jika Mark melukai seseorang lagi? Ohh astaga, bagaimana ini bisa terjadi?
.
.
."aah, akhirnya kau kembali juga dari rumah sakit, aku menghawatirkanmu"
Aku menghembuskan napas jengkel kearah Winwin yang ada di hadapanku. Apa ia tak mengkhawatirkan Jaemin yang sedang sekarat sekarang? Apa ia dirasuki si Ryna?
"apa kau tak punya simpati pada temanmu? Apa kau sudah kehilangan akal?"
Tanyaku setengah berteriak padanya, aku masih waras untuk tak berteriak padanya di lingkungan sekolah, bisa2 besok wajahku sdh jadi bahan bicaraan.
"Jaemin, ah? Aku akan menjenguknya setelah ini. Bagaimana keadaannya sekarang? Apa operasinya berjalan lancar?" tanyanya masih dengan nada yang dingin.
Tapi, bagaimana ia bisa tahu kalau Jaemin di operasi? Apa ia punya koneksi? Apa barangkali ia mendapatkan info dari managernya?
Ahh entahlah, aku tak ingin memikirkannya sekarang."apa kau tahu dimana Mark? Aku ingin bertemu dengannya"
"ia baru saja lewat, ia berjalan ke arah kelasmu, mungkin ia mencarimu"
"baiklah"
Aku berusaha menahan diri untuk tak lepas kontrol saat aku melihat ke arah Mark yang duduk di bangkuku dengan santai dan senyuman yang berhasil membuatku merinding.
"ohh, ternyata udah dateng ya si tuan putri. Apa kabar Jaemin sekarang? Baik2 aja hbis operasi? Atau malah sekarat?
Brengsek.
Bisa bisanya ia mengutuk teman seperjuangannya, apa yang sudah ia lakukan pada Jaemin sungguh keterlaluan. Aku tak bisa membiarkan ini terjadi.
"aku ingin berbicara denganmu. Apa kau bisa meluangkan waktumu?" ia mengangguk dengan senyum masih menempel di wajahnya. Senyum yang mengerikan.
Kulihat banyak respon dari teman2 sekelasku yang mulai berbisik2, aku harap mereka bijak dalam berbicara, kalau tdk bisa saja slah satu dri mereka akan menyesal telah mengunjingkanku.
Aku menggiring Mark ke atap sekolah. Tempat penusukan itu terjadi.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan? Apa tentang Jaemin?"
"Kau tahu, aku mulai muak dengan berbagai macam pertanyaan tentang Jaemin. Kalau kau ingin tahu aku sungguh membencinya, semua tentangnya."
Kali ini yang kudengar bukan suara berat milik Mark, tapi suara jernih nan manis yang keluar dari mulutnya, seolah ia adalah seorang gadis. Suara yang sungguh menggemaskan. Suara seorang gadis yang keluar dri Mark membuatku sempat mundur ke belakang.
"Kau tahu eonnie, aku punya hubungan spesial dengan Jaemin Oppa. Jadi kau tak prlu takut padaku, karena aku hanya akan melukai seseorang yang membuatku merasa marah. Dan kau tak termasuk, jadi bersyukurlah padaku"
Senyuman licik menghiasi wajah Mark yang terlihat pucat."apa... Kau... Kau punya hubungan apa dengan Jaemin?"
"kau tak perlu tau eonnie, kau tak punya hubungan denganku atau dgn Jaemin Oppa. Jadi lebih baik kau diam saja dan tutup mulutmu" ucapnya.
Sesaat setelah mengatakan itu, ia pergi meninggalkanku. Tanpa kusadari sedetik kemudian ia sudah ambruk di hadapanku karena seseorang yg berusaha menumbangkan dia.
Apa yg ia lakukan disini?
Aku menantapnya heran dan hanya di balas dengan tatapan polos yg bisa diartikan "apa yg kulakukan salah?"
Aku tahu ia sungguh bodoh dengan hal2 yg bersangkut pautan dengan ini, tpi aku merasa bersyukur karna ia mau membantuku untk menumbangkan Mark."Thanks, sunbae"
"Kau harus menraktirku saat pulang nanti"
"araseeoyo"
Aku dan sunbae membawa Mark ke gudang sekolah dan mengikat tangannya dibelakang dan menutup mulutnya dengan lakban agar ia tak bisa 'bernyanyi' di dalam Gudang ini dan membuat konser dadakan.
"Huh...Jdi,, apa yg akan kita lakukan padanya?" katanya dengan napas yg tersengal-sengal.
"tinggalkan saja disini sunbae, aku malas melihat wajahnya"
Kami meninggalkannya sendirian di Gudang yg kedap suara itu dan agar bisa berteman dengan para Fans dunia-akhirat. Ia pasti senang.
"YAAA, apa yg kau lakukan pada Mark?"
.
.
.Maap aing hiatus dulu sementara. Lgi bnyk tugas yg numpuk. Mian.
Biar gk bosen bisa baca karya lain dari aing. Judulnya : The secret of Nana [njm]
.
.
.Mian klo bozen. 🤒🤒
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life
Mystery / Thriller"Semua keputusan ada di tangan kamu" hara "Akan ku pikirkan lagi" Jaemin Kehidupan Hara berubah 180 derajat setelah kecelakaan yang menimpanya 10 tahun yang lalu dan membuatnya mendapatkan keistimewaan pada penglihatannya