Warning!
OOC,
Bad EBI,
Typo(s),
Absurd,
Etc.
.
Normal PoVTanpa sadar Saeyoung menangis, dia sidah tidak tahan lagi melihat keadaan [y/n].
Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus mendonorkan salah satu organ dari tubuhku batin saeyoung.
Saeyoung tidak bisa berpikir sehat, dia sangat mencintai [y/n]. [y/n] bagaikan air didalam hidupnya. Saeyoung pikir setelah menyelesaikan semua masalah di RFA, dan mengembalikan saeran dia pikir dia, saeran dan [y/n] bisa hidup bahagia.
Saeyoung pun mengambil kursi lalu duduk disamping [y/n], saeyoung melihat [y/n] dengan seksama sambil menghapus air matanya.
"Hei mana gadis periangku? Cepat-cepat bangun ya, agar kita bisa bermain bersama saeran. Lalu menikah di luar angkasa" ujar saeyoung
Saeyoung benar-benar tidak tau harus apa. Saeyoung memikirkan hal-hal yang pernah dia lakukan yang mungkin membuat [y/n] sakit hati.
***
Jumin POVFlashback
"[y/n] mau kah kau menikahiku?" ucapku sambil memegang tangan [y/n]."Terima Kasih atas semuanya Jumin, tapi aku mencintai Saeyoung. Aku sungguh-sungguh minta maaf" ujar [y/n] sambil tersenyum, tapi aku tau kalau itu adalah senyuman paksaan.
"Tidak usah meminta maaf [y/n] aku menawarkan hal itu kepadamu, bukannya memaksa" ucapku sambil tersenyum.
"Maafkan aku jumin.. Maaf aku tidak bisa membalas cintamu, maaf aku tidak bisa menerima tawaranmu" ujar [y/n] dengan mata berkaca-kaca.
Aku menepuk kepala [y/n] lalu mencubit pipinya.
"Tidak usah menangis bodoh, aku tau kau selalu mencintai saeyoung. Dan kau adalah gadis yang periang, tidak baik kau menangis" ucapku sambil tersenyum lembut
"Ehh!? Hmph.. Aku kan manusia!! Aku juga bisa menangis" ujar [y/n] sambil cemberut. Sungguh sangat imut, tapi sayangnya dia bukan milikku. Tidak apa-apa kalau aku mencintai seseorang aku harus merelakannya kepada orang yg ia cintai ya kan?
"Hahaha iya aku tau" ucapku sambil tertawa. [y/n] ikut tertawa, tawanya sangatlah manis.
Aku benar-benar tidak ingin melepaskannya, tapi aku juga ingin melihat tawanya walau bukan denganku.
End of flashback
Seusai rapat aku segera mengambil ponselku lalu menelpon member RFA. Aku segera berlari kedalam mobil, aku menyuruh pelayanku untuk membeli makanan untuk saeyoung.
Mobilpun berjalan, tapi tidak ada yang mengangkat telponku satupun. Akupun menyuruh supirku untuk mendatangi rumah mereka.
***
Normal POV
Setelah jumin mengunjungi rumah para member RFA, dia dan para member RFA segera berlari ke ruangan dimana [y/n] berada.
"Dok, apakah saya bisa mendonorkan salah satu organ saya?" ucap saeyoung, para member RFA yang mendengar ucapan saeyoung sangatlah kaget. Terutama jumin, jumin pun segera menghampiri saeyoung lalu menarik kerahnya.
"Apa yang kau pikirkan bodoh!! Kau tidak bisa seenaknya begitu!! Pasti ada cara lain!!!"
"APA JUMIN APA!? APA KAU RELA MELIHATNYA YANG PERIANG TERBARING LEMAH!? HAH!?" saeyoung berteriak, dia sudah tidak tahan lagi dengan semuanya.
"Saeyoung tenanglah.." ucap zen berusaha menenangkan saeyoung.
"Lebih baik kau makan dulu, biar kami yang menunggu [y/n]" ucap yoosung
"Kau sebaiknya mengikuti saran mereka, saeyoung dan tuan jumin" ucap jaehee
Dan merekapun akhirnya menuruti saran dari yoosung, zen dan jaehee. Jumin pergi keluar rumah sakit. Sedangkan saeyoung pergi untuk membeli makanan.
"Tunggu, saeyoung. Jumin sudah membelikan mu makanan" ucap yoosung
"Oh... Baiklah" akhirnya saeyoung pun mengambil kantung yang ada ditangan zen. Saeyoung pun mulai memakan makanannya.
Hanya ada satu yang terpikir oleh para member RFA..
Apa yang harus aku lakukan?
.
.
.
Tbc☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Wahhh... Maaf ya lama update part 2nya T^T maaf juga kalau OOC, udah lama gak main MM hueee...
Maaf ya kalau jelek~
Part 3nya bakal ada di akun Yuzuhara_Rin
Jangan lupa vote + comment ya~
Kunjungin ceritaku yang lain juga hehe~
/slap
♨ChelKatsumi_
◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐◐
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be There For You [MysMess Collab]
Fiksi Penggemar[Y/N] mengidap penyakit mematikan, membuat semua anggota RFA mencoba memberinya semangat. Tapi [Y/N] tidak kunjung terhibur. Hanya 707 lah yang bisa memberinya semangat. Tapi itu semua hanya agar 707 tidak sedih. Apakah [Y/N] akan berhasil berjuang...