Senyummu begitu tulus merekah saat kamu bersama paras ayu yang lain.Apa ia sahabat barumu? Tanyaku dalam batin. Sedangkan aku, kamu menatapku berbeda. Tatapan benci? Remeh? Hina? Aku tak tahu. Mengapa kau menatapku berbeda, tidak ada tatapan tulus yang kamu tunjukkan kepadaku, seperti dulu yang sering kamu berikan padaku. Apa salahku? Dua kata yang sering kupertanyakan dalam benakku. Mengapa kamu berubah? Aku tak tahan dengan kondisi ini, kuhampiri dirinya.
"Apa salahku?" Tanyaku lirih. "Apa salahku?" lagi, kalimat itu aku layangkan kepadanya ketika tak mendapat respon darinya. "Kamu dulu sahabat terbaik yang kumiliki, tapi, sekarang semua berubah."
"Apa salahku?"
"Tunjukkan salahku.. Dan, aku akan pergi selamanya darimu." ucapku menahan tangis.
"Apa kamu tidak sadar? Kamu sudah mengambil milikku, seharusnya ia menjadi milikku bukan milikmu!"
"Apa maksudmu?" Aku tidak paham, apa maksudnya dia berbicara seperti itu.
"Dia, yang sekarang milikmu harusnya menjadi milikku bukan kamu gadis jelek!" Setelah mengucapakan kalimat pedas itu padaku, Ia pergi dari hadapanku.
"Apa salahku? Aku tidak pernah mengambil miliknya, bahkan aku sering memberikan milikku padanya." Aku hanya bisa menangis dalam diam. Yang kutahu saat ini, Ia hanya baik padaku karna sesuatu yang menguntungkan baginya.
