Savi berjalan meninggalkan ruang kelas mata kuliahnya. Capek. Satu kata yang menggambarkan dirinya saat ini. Badan pegal, ngantuk luar biasa, dan kasur yang jadi tujuan utamanya saat ini. Savi tak menyadari ketika seseorang berjalan keluar dari ruangan itu adalah Amar. Pria bertubuh jangkung yang membuatnya gelapan - salah tingkah - ketika berada disekitarnya.
"Hai Savi."
Sapaan yang sederhana, namun siapa sangka, jika sapaan itu membuat jantung Savi tak karuan dibuatnya. Pikir Savi, Ia harus terlihat cool.
"Oh.. Hai Amar." Balas Savi dengan senyuman, menutupi sikap salah tingkahnya. Senyum tak karuan dalam benak Savi.Aduh Bang. Senyummu, sapamu itu lo. Bikin Savi tidak karuan. Savi meleleh Bang akibatnya. Boleh gak ya? Savi berharap Abang jadi milik Savi. Indahnya dunia Savi kalau Abang beneran jadi milik Savi. Savi baper Abang. Savi tidak sadar, kalau teman-temannya menatapnya heran. Savi tidak peduli, yang penting Savi bahagia.
------------
21 Januari 2018
05:06 PMSemoga suka ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentigraf
Historia CortaKumpulan cerita yang terdiri dari tiga paragraf.. ©2017