One:HE

650 32 1
                                    

Mereka berdua berlari bersama bergandeng tangan bersama, Melewati kerumunan mahkluk hidup.

Mereka berlari tanpa berhenti, Tetapi salah satu dari mereka sudah tak kuat untuk berlari. Keringat sudah bercucuran, Membuat baju seragam mereka basah.

"Ini gara-gara kau" Ucap seorang yang sedang berlari paling depan.

Seorang lagi yang berada dibelakan hanya terdiam, Mungkin ia tahu kalau itu memang salahnya.

Mereka berlari dan akhirnya sampai digerbang sekolah.

Perempuan yang sedaritadi menarik seorang laki-laki dibelakangnya pun berhenti berlari, Sekarang ia mencoba untuk mengatur nafas dan detak jantungnya itu.

"Hhh..hu..huft...kau ini,.Kan aku sudah bilang untuk pasang Alarm" Kata perempuan itu dengan nada geram.

Lelaki itu hanya memandangnya dengan tatapan datar.

Kemudian melangkah melewati perempuan yang masih memegang lututnya itu.

"Hey! Kau ini, Aku sudah berbaik hati mengantarmu, Tapi kau malah meninggalkanku" Ucap perempuan itu sambil berteriak.

Lelaki itu tak peduli ia masih berjalan santai dengan tangan yang ia masukan kedalam kantongnya.

"Cepatlah nanti kita telat loh"kata lelaku itu sambil berjalan masuk meninggalkan perempuan yang masih mengatur nafasnya yang masih memburu.

"Woy! Kau yang membuatku telat!menyebalkan!"teriak perempuan itu sambil menghentakkan kaki ketanah tanda kesalnya.

Ia sudah mengatur nafasnya kini ia ingin beranjak dari tempatnya untuk melangkah masuk.

"Anak rajin"Kata seseorang yang terasa sudah sangat familiar dipendengaranya itu.

Perempuan itu menoleh kemudian menyunggingkan senyuman lebar kepada orang itu.

"Bapa, Apa kabar?Kok ganteng deh hariini" Kata perempuan itu basa-basi sambil menyengir.

"Kau ini, kau tahu kan kalau namamu sudah penuh didaftar hitamku

Perempuan itu menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.

"Yah, Gak usah dicatat pak, Memangnya bapak gak bosen nyatet nama saya mulu" Jawab perempuan itu yang disambut cengiran murid-murid disekitarnya.

"Kau ini!Bersikan toilet, Sekarang!"teriak Pak subur dengan geram.

Murid-murid yang lain menertawainya karena sikap lucunya itu, Yang terkadang mampu buat orang yang sakit jantung tiba-tiba Mati mendadak.

"Toilet lagi, Toilet lagi" Keluhnya.

Pak Subur makin geram melihat tingkah laku muridnya yang selalu ada pada daftar Blacklistnya.

"Kau maunya apa?"tanya Pak Subur Makin kesal.

Chika menatapnya dengan wajah berbinar.

"Saya mah gampang pak"kata Chika santai."Boleh gak minta minum, Dari tadi belum minum pak?"tanya Chika memang sedaritadi sudah haua karena berlari.

Pak Subur menatap muridnya yang bernama Desya Chantika ini dengan tatapan murka.

"Kau—"Ucap Pak subur terpotong dengan cepat.

"Pak yaudah deh,Chika bersihin toilet dulu"pamit chika takut, Karena ia tahu kalau Pak Subur tak pernah mengerti Humor.

'Dasar orang tua'

Chika berjalan dengan cepat, Semua ini karena si Iblis. Semenjak ia satu sekolah dengan iblis dan diharuskan untuk berangkat dan pulang bareng membuatnya kini merasa tersiksa.

'Kak Rai kalau aku ketemu kau, Akan kugorok lehermu hingga putus.'

Itulah pikiran jahat yang sedang ia pikirkan.

Ini gara-gara iblis.

#flashback.

Ini adalah pagi yang indah, Masih terasa bau tanah akibat turunya anugerah tuhan(hujan)kebumi. Dedaunan masih basah, Benar kata orang jika udara pagi memang segar.

Tetapi kesegaran itu hilang ketika ia harus membangunkan kedua Kakaknya yang ia anggap sebagai peganggu. Kakaknya sama seperti lalat yang menganggu ketika orang sedang makan. Ingin sekali membasmi lalat itu dengan Bay*on biar mati.

"Kak bangun!"teriak Chika ketika sedang membangunkan kakak Keduanya itu dikamarnya.

Kakaknya tak bergeming seakan-akan tak mendengar apapun.

Chika berinisiatif ingin mendekatkan kepalanya ke dada kakaknya itu, Mungkin itu hal aneh karena chika ingin memastikkan apakah kakaknya masih hidup atau tidak.

"Masih nyalah kok"gumamnya.

"Bangun kak, Aku udah telat!"teriaknya.

Akhirnya tak berselang beberapa lama akhirnya kakaknya itu bangun.

Rai mengeliat sebentar kemudian perlahan-lahan membuka kedua matanya itu.

"Kau—kau ngapain?"tanyanya dengan suara yang masih terdengar serak.

"Kau budeg yah, Pedahal aku sudah membangunkanmu. Kau tidur apa mati?" Tanya Chika geram.

Rai masih tak mempunyai kesadaran yang penuh, Seketika ia baru sadar kalau Chika bertumpuh diatas tubuhnya.

"Turun tubuhmu berat tahu" Ucap Rai.

Chika hanya tersenyum kecut, Ia baru ingat kalau sedari tadi ia sudah berada diatas tubuh kakaknya itu.

"Cepetan mandi, 20 menit lagi masuk. Aku gak mau telat" Ucap Chika sambil beranjak dari badan Rai dan sekarang menuju kearah pintu.

"Aku masih mengantuk, Kau berangkat duluan saja" Ucap Rai kemudian menutup wajahnya dengan bantal.

Menyebalkan.

Chika menghampiri Rai kemudian menarik selimut yang Rai pakai untuk menutupi tubuhnya itu.

"Apa?"tanya Rai bingung.

"Bangun dan mandi, Kau ini menyebalkan"Geram Chika.

Rai masih tak bergeming dan kembali menutup dirinya dengan bantal yang membuat Chika makin geram.

Chika berusaha menarik bantal yang Rai pakai untuk menutupi wajahnya itu, Tapi mungkin karena dia seorang perempuan kekuatanya tak sepadan dengan kakak lelakinya itu yang dua kali lipat lebih besar darinya.

"Aduh"rintih Chika sakit ketika ia malah terjatuh dikasur yang Rai tiduri.

Ia membelalakan matanya karena Kakaknya itu sudah berada didepanya, Lebih tepatnya menindinya.

"Awas ah, Mandi sana bau" Kata Chika mengalihkan perhatian sambil menutup hidungnya.

Rai semakin dekat dengan wajah Chika sehingga membuat Chika Tak sengaja memenjamkan matanya itu.

"Ngapain kau tutup mata, Kau pikir aku akan menciummu, Hah?"Tanya Rai membuat pipi wajah Chika menjadi merah tomat.

"Nggak kok, Cepat minggir"kata Chika mencoba mendorong Kakaknya itu dari atas tubuhnya.

Kakaknya masih menatap adiknya dengan tatapan dingin dan datar, Kemudian mendekatkan wajahnya lagi kearah Chika.

"Kau—"katanya terpotong membuat chika bingung.

Jangan lupa untuk:

Vote:klik satu kali aja jgn dua kali.

Comment:bebas tapi jangan spam or menghujat.

Follow:untuk mengetahui siapa aja yang menyukai ceritaku.

Reading list:tahu ceritaku,biar aku senang.

Dm:BEBAS.

Semoga cerita ini sukses!!!

Stars[Sedang Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang