Film Lama

210 8 0
                                    

By: populasi

Desas desus bunyi suara mesin ketik pun mulai menggema di ruangan tersebut. Kertas-kertas tak terpakai pun berterbangan disana. Suara hiruk pikuk manusia yang menggema, menciptakan bayang ingatan masa kecilnya.

Mesin ketik kesukaannya. Membuat ia teringat masa kecilnya, dimana belum ada laptop ataupun perangkat canggih masa modern.

Menyenangkan memang saat kita mengingat masa kecil, tanpa sadar sedang melakukan sesuatu yang entah membahayakannya atau tidak.

"Ya Allah gue kira apaan. Untung kesandung buku, coba kalo kesandung meja Astagfirullah," ujarnya

Tanpa sadar buku tersebut pun terbuka. Membuka lembaran lamanya. Membuka lalunya. Dimana isinya hanya tentang kenangan lama yang tersisa.

■■■

Terlihat keramaian di ujung jalan. Anak-anak berlarian dan berkumpul, menciptakan aluran ingatan yang membekas di dalam jiwa.

Sudah 2 bulan ia tinggal disana namun rasa asing tetap melingkupi dirinya. Beradaptasi memang sulit bukan?

Hanya menonton kawanan anak-anak serta warga lainnya yang sedang sibuk mempersiapkan lomba 17 Agustus yang akan diselenggarakan besok tepat pada tanggalnya.

"Hei kamu ga ikutan persiapin lomba sama anak-anak? Ayo sini main bareng, jangan diem terus dong!" ujar seorang anak laki-laki di depannya

"Hm maaf ya. Aku ga ngerti bahasa kalian, aku baru pindah disini."

"Nama kamu siapa?"

"Andara Nasyma."

"Kenalin Anadara, aku Andrio. Panggil aja Drio atau abang kasep hehe."

"Nama aku Andara bukan Anadara, panggil aja aku Dara."

"Eh iya sama aja. Aku tinggal dulu ya Dara, In Sha Allah nanti aku kenalin ke temen-temenku, duluan ya, Dar."

Dara pun menahan tangan Drio dengan reflek. "Boleh aku ikut?"

"Sok atuh mangga, Dar, sekalian aku kenalin ke temen-temenku."

"Makasih."

Mereka pun berjalan melewati keramaian warga yang sedang mempersiapkan lomba untuk esok hari. Terlihat ada 2 orang anak laki-laki yang sedang melambaikan tangan kearah Dara dan Drio.

"Heh Drio! Sini atuh bantu kita, dasar tukang sare!" ujar seorang anak laki-laki yang lebih tinggi dari Drio

"Biarin, seengganya aku ga pernah teriak aing tah macan sambil mengaung kaya kamu pas mau disuntik hahahaha."

Tawa anak-anak pun mulai terdengar karena coletehan Drio tentang temannya yang pura-pura kerasukan arwah maung sawah dekat sekolahnya saat ia ingin disuntik dulu.

"Eh eh udah ah. Ini kenalin anak baru disini. Jangan pakai bahasa Sunda ke dia ya nanti dia ga ngerti, kan kesian kalo misalnya di ga ngert--"

Anak laki-laki tersebut pun menutup mulut Drio dengan sebelah tangannya. "Hehehe maaf ya, Drio emang berisik. Kenalin aku Rehan."

"Hai Dara, kenalin aku Bagas." ujar anak laki-laki lain yang hanya diam sedari tadi

"Yaudah, Dar, aku sama Bagas mau beresin panggung. Kamu jalan sama Drio aja ya, Dar. Dadah."

Drio pun memutuskan untuk mengajak Dara berjalan-jalan mengitari daerahnya. Drio pun bingung, untuk apa ia mengajak Dara berjalan-jalan, seharusnya ia mengantar Dara pulang. Biarlah hitung-hitung pendekatan kalau kata Rehan.

KUMPULAN ONESHOOT [EVENT II]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang