2 tahun

89 9 0
                                    

Aku termasuk anak sering terkena penyakit, dan sering dirawat di rumah sakit.

Saat aku bangun dari tidur,mata ku tak asing lagi melihat ruangan ini. Iya aku sedang sudah berada di rumah bunda, karena ayah dan mama sudah berangkat kerja.

"Ke sudah bangun?" tanya bunda
"Mama mana?"
"Sudah berangkat dari tadi"
"Tanpa pamit?" saut ku
"Sudah ayo mandi,sarapan"

Aku ingin bermain,tapi pasti tidak diizinkan keluar rumah. Aku juga ingin seperti anak anak biasa yang bisa main kesana kemari. Menikmati udara pagi bersama mentari.

"Bun, aku main ya keluar rumah"
"Jangan,kamu sedikit tidak sehat"
"Aku tidak papa bundha"
"Sudah main dirumah saja"
"Kenapa, semua semua tidak boleh?"
"Aku juga anak biasa bunn"
"Sudah dirumah saja"

Hati ku kesal sangat kesal,ingin marah pada siapa? Aku melampiaskan amarah ku pada diriku sendiri. Aku lari kesana kemari tanpa henti.

Tiba tiba aku berada di suatu tempat, yang jarang ku lihat. Saat aku membuka mata, aku sedang berada di unit gawat darurat. Tiba tiba bunda berkata

"Ke kamu sudah bangun?"
"Aku kenapa bun? Kenapa aku bisa ditempat mengerikan ini?"
"Mungkin kamu terlalu kelelahan, ya begini jadinya, lagian tadi bunda kan sudah bilang"
"Kok aku malah dimarahi"
"Karena kamu tidak pernah mau mendengar kata bunda"
"Bunda mau ke administrasi dulu, kamu disini bentar ya"
"Iya aku berani"

Saat bunda meninggalkan tempat itu. Aku sendirian, tapi kenapa aku seperti berada di tempat keramaian?
Akhirnya aku memutuskan untuk istirahat kembali. Dan aku bermimpi, sesosok wanita menghampiriku dan tubuhnya berlumuran darah. Sebenarnya aku sangat takut, dia mendekatiku seperti ingin berbicara, namun aku tak mampu melihatnya

"Nama ku rina,umurku 22 tahun,"
"Aku tidak tanya"
"Aku hanya ingin memberitahu mu, tolong sampaikan kepada keluarga ku"
"Sampaikan tentang apa? Untuk apa?"
"Aku tidak gantung diri,aku dibunuh oleh temanku sendiri"
"Apa sih ini, aku masih umur 2 tahun, aku tidak paham atas yang kamu sampaikan!"
"Sudah sampaikan saja kepada keluarga ku seperti yang aku bilang tadi"
"Bagaimana caranya" tanya ku heran
"Kamu akan tau sendiri"

Sontak aku terkejut, dan membuka mata. Aku langsung terbangun dari tempat tidur, dan keluar dari ruangan itu. Aku melihat para suster dan segerumbulan keluarga sedang berlari dan menangis mendorong orang yg ada di kasur dorong itu. Aku mendengar salah satu keluarganya memanggil nama "Rinaaaaa" sambil menangis. Ku ikuti saja langkah keluarga itu dan tiba di suatu tempat yang belum pernah aku ketahui, seperti tempat rahasia,aku juga tidak bisa membaca, akhirnya aku bertanya kepada salah satu keluarganya

"Tempat apa ini?"
"Ruang jenazah"
"Tempat untuk apa? Apakah Rina ada disini" tanya ku
Sontak semua keluarganya langsung menoleh ke arah ku
"Maksudmu" tanya ibu ibu
"Tadi Rina menghampiriku, dia menyuruhku untuk menyampaikan sesuatu kepada keluarganya, aku tidak tau yang mana keluarganya"
"Rina yang mana"
"Rina umur nya 22 tahun rambutnya panjang, giginya diberi warna merah"
"Behel maksudnya dik"
"Tak tau apa itu"
"Terus" tanya mas mas
"Rina tidak bunuh diri di kosnya, dia dibunuh temannya sendiri dan dia membuat seolah olah Rina mati karena bunuh diri"
"Apaaa?????" semua orang terkejut
"Yang benar kamu!" saut salah satu keluarga
"Apa aku terlihat berbohong? sebenarnya aku juga tidak mau repot repot menyampaikan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan ku!"
Semua orang tercengang melihat kata kata ku barusan
"Kamu bertemu rina dimana"
"Di mimpi, sudah selesai kan ya aku mau kembali"
"Tunggu namamu siapa"
"Keana"

Dan sesegera mungkin aku berlari kembali ke, tempat tadi aku terbaring. Dan bundha seperti khuawatir mencari ku kesana kemari
"Ya allah Ke kamu kemana saja dari tadi"
"Sekedar mencari angin"
"Kamu masih sakit ke"
"Plis bun, aku capek aku ingin kembali istirahat"



Teman Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang