prolog

87 14 8
                                    

"Kamu tu ya, tambah besar tambah nakal, gak nurut sama orang tua." Bentak Dirga.

"Aira cape belajar terus. Aira bukan robot, Aira manusia. Robot juga butuh istirahat pa, sama kaya Aira." Mata Aira berkaca-kaca.

"Udah lah pa, kesian Aira. Dia juga baru balik. Masih cape juga." Kata Riska

"Manjain aja terus anak kamu. Mau sampe kapan juga kalo kamu manjain gak bakal maju." Kata Dirga

"Terserah papa." Kata Aira sambil nahan nangisnya dan pergi ke kamar.

Tok tok tok...

"Buka pintunya nak, mama ga marah sama kamu. Maklumin aja, jangan kamu masukin ke hati." Kata Riska didepan kamar Aira.

Aira membuka pintu sambil menyeka air matanya.

"Aira tau ma, tapi papa bilang tiap hari ke Aira. Kepala Aira rasanya mau pecah. Baru balik sekolah, dimarahin terus sama papa. Kalo Aira ada uang, Aira mau nyusul kak Rere ke Amerika." Mata Aira berkaca-kaca.

Riska terdiam.

"Udah, Aira ga sedih lagi. Aira mau mandi dulu." Katanya sambil mengusap air mata yang ada di pipi dan meninggalkan mamanya.

"Mama siapin kamu baju." Kata Riska sembari mengambil pakaian Aira di lemari.

***

"Maaaa... Paaa... Aira berangkat dulu ya. Udah telat kayanya. Aira les hari ini." Kata Aira sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Jangan nakal dikelas." Kata Riska sambil mencium kening Aira.

"Rajin belajar." Kata Dirga sembari mengoleskan selai ke roti.

Aira bawa mobil kesekolah, soalnya jarak rumah Aira kesekolah lumayan jauh. Papanya ga sempet buat nganter Aira, karna jauh dari kantornya.

GUBRAAAKKK...

"Hai gaes, ada yang kangen gue ga?" Aira mengagetkan seisi kelas.

"Gile lo, untung jantung gue ga copot." Rachel kaget.

"Alamak, kaget aku." Kata Abid dengan menggunakan bahasa medan.

Semua tertawa.

"Hahaha, Abid bisa bahasa Medan ternyata." Kata Aul.

"Alay lo Bid, hahaha." Cibir Aira.

KRIIIIIINGGGGG KRIIIINNGGGGG....

"Udah masuk aja nih." Rachel memanyunkan bibirnya.

"Pelajaran guru killer lagi." Sambung Ardan

Gue Aira Dhafania Arham. Biasa dipanggil Aira. Gue anak kedua dari Dirga Arham dan Riska Juliana Arham. Gue duduk kelas 2 SMA di Bandung. Gue juga punya kakak, Reynand Arham. Biasa dipanggil Bang Rey. Kakak gue kuliah di Universitas ternama di Amerika.

"AIRA DHAFANIA ARHAM!" Teriak Ardan depan kuping Aira.

"Kenapa anjir, sakit kuping gue, fak." Celetuk Aira kesal.

"Lo dari tadi mikirin apaan sih. Bengong mulu. Gue manggil lo malah lo kacangin." Kata Ardan sambil memanyunkan bibirnya ke depan.

"Kepo lo ah." Kata Aira sambil terkikik.

"Shit."

"Sstt, diem bu Irma datang."

Hening seketika.

***

Bel istirahat...

"Hoaammm... Selesai juga tuh pelajaran." Kata Aul sambil mereggangkan tubuhnya.

guardian of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang